![[sumber : net]](https://scientia.id/wp-content/uploads/2025/05/inflasi.jpg)
Padang, Scientia – Inflasi Indonesia pada Mei 2025 tercatat sebesar 4,8% (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Para pakar ekonomi menyebutkan beberapa produk utama sebagai penyebab kenaikan harga tersebut.
Produk pertama yang menjadi sorotan adalah bahan bakar minyak (BBM) dan energi. Kenaikan harga BBM tidak hanya berdampak langsung pada harga bahan bakar kendaraan, tetapi juga menaikkan biaya produksi dan distribusi barang secara menyeluruh. Pakar ekonomi N. Gregory Mankiw dalam bukunya Principles of Economics menyebutkan bahwa fluktuasi harga energi merupakan faktor utama terjadinya inflasi biaya produksi (cost-push inflation) yang dapat menyebar ke seluruh sektor ekonomi.
Selain itu, pangan atau bahan makanan pokok juga menjadi kontributor besar inflasi. Harga beras, gandum, minyak goreng, dan bahan pangan lain sangat sensitif terhadap perubahan iklim, gangguan pasokan, dan permintaan global. Olivier Blanchard dalam buku Macroeconomics menegaskan bahwa volatilitas harga pangan memicu tekanan inflasi yang berdampak luas pada daya beli masyarakat.
Kenaikan harga barang modal dan bahan baku industri seperti baja, semen, dan plastik juga turut berperan penting dalam mendorong inflasi. Biaya produksi yang semakin mahal memaksa produsen menaikkan harga barang jadi. Hal ini diungkapkan oleh Samuelson dan Nordhaus dalam buku Economics sebagai penyebab utama inflasi biaya produksi.
Tidak hanya itu, produk barang konsumsi pokok lainnya seperti rokok, kendaraan bermotor, dan elektronik juga berpotensi menyebabkan inflasi. Kenaikan harga pada produk-produk tersebut sering kali dipengaruhi oleh perubahan regulasi dan pajak. Frank Mishkin dalam The Economics of Money, Banking, and Financial Markets menjelaskan bagaimana perubahan harga produk konsumsi ini memberikan tekanan pada tingkat inflasi secara umum.
Terakhir, sektor jasa transportasi dan logistik juga menjadi salah satu penyumbang utama inflasi. Kenaikan biaya bahan bakar dan upah pekerja di sektor ini berdampak langsung pada harga barang dan jasa yang memerlukan distribusi. Paul Krugman dan Robin Wells dalam Microeconomics menyatakan bahwa kenaikan biaya logistik dapat memicu kenaikan harga barang secara signifikan.
Secara keseluruhan, para pakar sepakat bahwa produk-produk yang berperan dalam rantai produksi dan distribusi ekonomi merupakan faktor utama penyebab inflasi. Kenaikan harga pada produk-produk ini menyebabkan tekanan biaya yang akhirnya diteruskan ke konsumen dalam bentuk harga barang dan jasa yang lebih tinggi. (Rai)