Sabtu, 13/12/25 | 22:43 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI RENYAH

Sastra Lisan dalam Keseharian

Minggu, 27/4/25 | 18:38 WIB

Lastry Monika
(Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand/Kolumnis Rubrik Renyah)

 

“Jangan menangis keras-keras! Nanti kamu dijemput Inyiak Bayeh. Rambutnya panjang, matanya sebesar telur ayam, kukunya panjang dan tajam, telinganya lebar, mulutnya juga lebar. Dia suka menculik anak-anak yang suka menangis keras-keras.” Begitulah dulu kata nenek saya setiap kali saya menangis menjerit-jerit. Semakin lama saya menangis, semakin panjang pula cerita nenek tentang Inyiak Bayeh.

“Setelah diculik, kamu akan diberi makan telur semut setiap hari,” begitu lanjutnya. Biasanya saya tidak langsung berhenti menangis, tetapi memelankan suara saja. Saya terus merengek hingga bosan. Bila sudah begini, nenek akan mengeluarkan seruan andalannya.

BACAJUGA

Suatu Hari di Sekolah

Saat Ide Mengalir di Detik Terakhir

Minggu, 05/10/25 | 20:02 WIB
Suatu Hari di Sekolah

Antara Deadline dan Bedcover

Minggu, 14/9/25 | 18:56 WIB

“Nyiak Bayeh, jemputlah cucuku ini!” Ujarnya ke arah bukit di belakang rumah. Namanya Bukit Tusom. Konon, dari cerita nenek, Inyiak Bayeh tinggal di sana. Saya tidak punya pilihan. Membayangkan Inyiak Bayeh saja sudah seram, apalagi dijemput dan dijadikan cucunya.

Cerita ini sering diulang-ulang nenek setiap kali saya rewel. Nenek juga sering bercerita tentang Urang Bunian. Cerita ini muncul di sela-sela waktu senggang. Konon, Urang Bunian dulunya manusia biasa. Suatu hari, Nabi hendak mengadakan acara bodua (berdoa). Urang Bunian diberi kepercayaan untuk memasak gulai kambing. Akan tetapi, bukannya menyembelih kambing, mereka justru menyembelih kucing kesayangan Nabi untuk dimasak menjadi gulai. Nabi marah dan mengasingkan mereka ke rimba-rimba.

Ketika kecil dulu, Urang Bunian ini cukup popular di kampung saya. Mereka diyakini dapat membuat seseorang tersesat. “Mungkin dibawa Urang Bunian.,” begitulah kata yang muncul ketika ada orang yang tersesat dan menghilang beberapa saat. Urang Bunian juga sering dijadikan alasan bagi kami anak-anak kecil untuk menjaga sikap agar tidak takabur dan tidak mengambil apapun ketika beraktivitas di tempat-tempat sepi. Tentu saja, kami takut dan lebih wawas diri.

Jarak antara rumah dan sekolah dasar saya cukup jauh, kira-kira menempuh perjalanan sejauh 2,5 kilometer. Bila cuaca cerah, perjalanan ke sekolah akan ditempuh menggunakan motor. Bila hujan, kadang harus jalan kaki, karena licin sekali. Di tengah perjalanan, kadang ibu bercerita tentang Rawang Selendang. Konon ada seorang anak perempuan cantik, namun memiliki laku yang tidak baik. Suatu hari ia ke pasar bersama ibunya. Ketika seseorang bertanya tentang siapa yang berjalan di belakangnya, ia menjawab bahwa perempuan paruh baya itu adalah pembantunya.

“Ibunya berdoa agar sang anak mendapat pelajaran. Sang anak pun tenggelam ke dalam rawang (lumpur sawah yang dalam) hingga hanya menyisakan selendang,” kira-kira begitulah ibu saya bertutur. Cerita ini sering ia ceritakan lagi dan lagi.

Bila diingat-ingat kembali, rupanya banyak sekali cerita-cerita lisan berkesan sewaktu kecil dulu. Saya tumbuh dilingkungan yang tidak menerapkan aturan A B C D, tetapi aturan agar tetap berlaku baik dan sewajarnya tersebut tersirat lewat cerita-cerita lisan. Ketika dewasa, barulah saya memahami bahwa kisah-kisah yang dituturkan oleh nenek dan ibu saya itu tergolong sastra lisan. Rupanya begitu dekat dalam keseharian.

Tags: #Lastry Monica
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Berita Sesudah

Ronaldo Ditemukan Meninggal Dunia di Bawah Jembatan

Berita Terkait

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Ketika Waktu Tak Menunggu

Minggu, 07/12/25 | 22:22 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Saya sering bangun tergesa, seolah pagi datang lebih cepat dari dugaan. Waktu terus berjalan...

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Hujan yang Merawat Diam

Minggu, 23/11/25 | 19:52 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Hujan selalu punya cara sederhana untuk membuat saya berhenti sejenak. Di antara rintik yang...

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Tentang Usaha yang Tidak Terlihat

Minggu, 09/11/25 | 20:13 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Dalam setiap pertandingan olahraga selalu ada dua kemungkinan, menang atau kalah. Dari kejauhan semuanya...

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Ketika Hasil Tak Sepenting Perjalanan

Minggu, 26/10/25 | 21:50 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Libur kuliah dahulu selalu terasa seperti lagu merdu yang menandai kebebasan. Setelah berminggu-minggu bergulat...

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Satu Lagu Untuk Pulang

Minggu, 19/10/25 | 20:11 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Minggu lalu, saya menulis tentang kebiasaan aneh tapi menyenangkan, mendengarkan satu lagu saja, berulang-ulang...

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Minggu, 12/10/25 | 19:23 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Entah mengapa, hari itu saya hanya ingin mendengarkan satu lagu. Satu lagu saja! Padahal...

Berita Sesudah
Ronaldo Ditemukan Meninggal Dunia di Bawah Jembatan

Ronaldo Ditemukan Meninggal Dunia di Bawah Jembatan

POPULER

  • Tim Lupak Satresnarkoba Polres Dharmasraya Ringkus Dua Pengedar Ganja di Jalan Lintas Sumatra Gunung Medan

    Tim Lupak Satresnarkoba Polres Dharmasraya Ringkus Dua Pengedar Ganja di Jalan Lintas Sumatra Gunung Medan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Analisis Unsur Intrinsik Naskah Drama “Orang-Orang di Tikungan Jalan” Karya Rendra

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Diduga Buang Limbah ke Sungai, PT Dharmasraya Lestarindo Jadi Sorotan Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Walikota Padang Terima Kunjungan Wakil Duta Besar UEA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bupati JFP dan Wabup Candra Apresiasi Aksi Cepat IMLG-RTIK Sumbar Bantu Korban Bencana

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PDRPI FK Unand Luncurkan Dua Produk Bioteknologi Lokal, Kurangi Ketergantungan Impor

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perbedaan Kata “sudah” dan “telah”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024