Padang Panjang, Scientia.id – Inflasi Kota Padang Panjang pada Maret 2025 yaitu 0,50% yoy (year of year) atau turun dari Februari yang berada pada 0,51%. Sedangkan secara bulanan, pada Maret 2025 terjadi inflasi 0,98% mtm (month to month).
Sedangkan Indeks Perkembangan Harga (IPH) Padang Panjang sebesar 4.48 atau berfluktuasi naik.
Komoditi utama yang berkontribusi untuk fluktuasi ini adalah cabai merah (4.2885), bawang merah (0.7009) dan mie kering instant (0.1893).
“Kenaikan IPH didominasi oleh cabai merah yang belum mencukupinya pasokan untuk memenuhi permintaan konsumen. Terbatasnya pasokan akibat cuaca ekstrem yang terjadi dalam minggu ketiga April sehingga mengganggu hasil produksi petani dan jalur distribusi,” jelas Staf Ahli Bidang Perekonomian, Keuangan dan Pembangunan, Putra Dewangga saat mengikuti Rakor Pengendalian Inflasi Daerah secara virtual di Ruang VIP Lantai II Balai Kota, Senin (21/4/2025).
Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian yang memimpin rakor itu menyampaikan, berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) RI, inflasi tahun ke tahun (Maret 2025 terhadap Maret 2024) sebesar 1,03% dan inflasi bulan ke bulan (Maret 2025 terhadap Februari 2025) 1,65% di Indonesia.
“Target inflasi nasional kita itu 2,5% plus minus 1%. Artinya, masih aman di rentang 1,5% sampai 3,5%. Jadi angka 1,03% itu menyenangkan konsumen,” ujarnya.
Sementara itu Kepala BPS RI, Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan pada minggu ketiga April 2025, terdapat 23 provinsi yang mengalami kenaikan IPH, 14 provinsi yang mengalami penurunan IPH dan 1 provinsi stabil dibandingkan bulan sebelumnya.
Komoditas penyumbang andil kenaikan IPH di 23 provinsi yang mengalami kenaikan IPH adalah bawang merah dan cabai merah.
Baca Juga: Wako Padang Panjang Sidak ASN di Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran
“Secara nasional jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan IPH pada M3 April 2025 lebih banyak dibandingkan kabupaten/kota yang mengalami penurunan IPH,” tuturnya. (*)