Padang, Scientia.id – Di zaman sekarang, melihat anak-anak bermain HP sudah jadi pemandangan yang sangat biasa. Mulai dari menonton video, main game, sampai belajar lewat aplikasi—semua bisa diakses dari genggaman tangan. Tak jarang, HP juga jadi “penyelamat” orang tua saat anak sedang rewel atau bosan di rumah. Tapi di balik kemudahan itu, muncul juga kekhawatiran soal dampak jangka panjang dari penggunaan HP yang berlebihan pada anak.
Penggunaan HP yang tidak terkontrol bisa memengaruhi perkembangan fisik dan mental anak, seperti gangguan tidur, menurunnya kemampuan sosial, hingga kecanduan layar. Oleh karena itu, penting banget bagi orang tua untuk mengenalkan HP secara bijak dan tetap menjaga keseimbangan antara waktu layar dan aktivitas lainnya.
Dikutip dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak usia di bawah dua tahun sebaiknya tidak diperkenalkan dengan layar sama sekali. Sementara untuk usia 2–5 tahun, waktu penggunaan HP maksimal hanya satu jam per hari, itu pun dengan pendampingan orang tua. Ini penting agar anak tidak hanya pasif menatap layar, tapi juga tetap bisa berinteraksi dan bertanya.
Selain durasi, konten juga perlu jadi perhatian. Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), orang tua sebaiknya menggunakan fitur kontrol orang tua (parental control) untuk memfilter aplikasi dan konten yang diakses anak. Kominfo juga menyarankan agar orang tua mengajak anak berdiskusi soal apa yang mereka lihat di HP, supaya tercipta komunikasi terbuka.
Baca Juga: Bahaya Meletakkan HP di Kasur Saat Tidur, Ancaman yang Sering Diabaikan
American Academy of Pediatrics (AAP) juga menambahkan, membuat jadwal harian yang seimbang antara waktu bermain, belajar, berinteraksi, dan istirahat adalah kunci agar anak tetap tumbuh sehat di era digital ini. Bahkan lebih baik lagi jika orang tua juga ikut memberi contoh dengan membatasi waktu bermain HP mereka sendiri. (cgt)