Senin, 01/12/25 | 09:31 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI ARTIKEL

Makna Denotatif dan Konotatif Kenangan Seseorang pada Lagu “Monokrom” Karya Tulus

Minggu, 23/2/25 | 11:50 WIB

 Ines Laras Yulianti, Raudhatul Tassya Khairunisa, Shendy Aulia Verly, & Efri Yades
(Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas)

 

Lagu merupakan nada-nada yang dilantunkan secara terstruktur berdasarkan lirik-lirik yang ditulis. Lagu adalah bentuk ungkapan ekspresi diri tentang suatu hal yang telah dialami seseorang. Dalam mengekspresikan diri pencipta lagu menggunakan kata-kata yang indah dan memiliki makna di setiap liriknya. Lagu memiliki makna, baik dalam sudut pandang pengarang maupun sudut pandang pendengar. Seperti halnya lagu Monokrom yang dinyanyikan sekaligus diciptakan langsung oleh Tulus. Lagu ini memiliki genre pop yang sangat diminati oleh banyak orang terkhususnya di kalangan anak muda. Lagu ini dirilis pada tanggal 26 November 2016. Lagu ini berhasil menyentuh hati banyak orang dengan lirik-liriknya memiliki pesan emosional dan penuh makna sehingga banyak yang merasa terharu saat mendengarkan lagu ini karena liriknya membuat para pendengar teringat orang tersayang dan kenangan-kenangan indah dalam hidup mereka. Lirik pada lagu Monokrom ini menceritakan tentang rasa syukur, kenangan, dan apresiasi terhadap orang-orang terdekat sehingga membuat lagu ini mudah diterima pendengar dari berbagai latar belakang.

BACAJUGA

Bahasa Indah Majas-majas dalam Buku “Tafakur 3 Munajat Cinta Seorang Hamba” karya Hardi Abu Rafa

Bahasa Indah Majas-majas dalam Buku “Tafakur 3 Munajat Cinta Seorang Hamba” karya Hardi Abu Rafa

Minggu, 06/4/25 | 15:49 WIB

Sarkasme dalam Tafakur 3 Munajat Cinta Seorang Hamba Karya Hardi Abu Rafa

Minggu, 30/3/25 | 18:00 WIB

Setiap kata dalam lirik lagu bisa membawa pesan yang berbeda tergantung pada cara memahaminya. Salah satu cara untuk menggali makna dalam lirik lagu adalah melalui analisis makna denotatif dan konotatif. Makna denotatif adalah makna sebenarnya baik dari yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Makna dijelaskan sesuai dengan kesepakatan pemakai bahasa. Selanjutnya, makna konotatif adalah makna kiasan yang menggambarkan suatu hal dengan hal lainnya. Makna konotatif berbanding terbalik dengan makna denotatif. Hal ini dapat mengungkapkan bahwa makna denotatif mengandung pesan yang tersirat terhadap sesuatu yang tertulis maupun yang tidak tertulis.

Hal menarik dari untuk dibahas dari segi bahasa pada lagu Monokrom adalah karena  lirik-lirik lagu indah dan mendalam. Nilai-nilai yang relevan terhadap kehidupan juga menarik  untuk dibahas. Kedua jenis makna saling melengkapi sehingga dapat memberikan pemahaman yang berbeda bagi para pendengar.  Lirik lagu Monokrom dapat dikaji berdasarkan ilmu semantik. Pemahaman dalam suatu kata-kata yang digunakan di dalam lirik lagu, khususnya makna denotatif dan konotatif termasuk ke dalam kajian semantik. Menurut Chaer, makna denotatif adalah makna konseptual atau makna kognitif yang bergantung pada sudut pandang pemakai bahasa yang memiliki makna yang sebenarnya, sedangkan makna konotatif adalah makna yang memiliki nilai rasa yang positif maupun negatif.  Lagu Monokrom karya Tulus yang dianalisis per bait agar memudahkan pembaca untuk memahami maknanya.

Bait Satu

Lembaran foto hitam-putih
Aku coba ingat lagi warna bajumu kala itu
Kali pertama di hidupku
Manusia lain memelukku

Pada bait satu ditemukan makna denotatif yaitu seseorang yang sedang menatap sebuah foto usang dengan kembali mengingat apa yang dulu pernah terjadi di dalam foto tersebut. Tulus sebagai penyanyi seolah sedang mengingat hari pertama dipeluk oleh seseorang yang sangat berarti baginya. Makna denotatif menjelaskan secara keseluruhan bait lagu secara nyata dan benar.

Makna konotatif bait ini menceritakan tentang seseorang yang mengenang memori-memori usang yang di mana hari pertama dilahirkan ke dunia dengan penuh suka cita. Setelah sembilan bulan dirinya berada di dalam kandungan sang ibu yang sangat berarti. Akhirnya, ibu memeluknya sebagai manusia pertama yang mensyukuri kelahirannya. Makna konotatif mencoba untuk mengungkap makna tersirat dari bait satu yang belum terungkap.

Bait Dua

Lembaran foto hitam-putih
Aku coba ingat lagi wangi rumah di sore itu
Kue coklat, balon warna-warni
Pesta hari ulang tahunku

Bait dua bermakna denotatif dengan larik kue coklat, balon warna-warni, memiliki makna bagaimana penyanyi dapat mengingat kembali betapa meriahnya hari ulang tahunnya pada masa kecil. Lalu lirik Pesta hari ulang tahunku memiliki makna denotatif berupa pesta ulang tahun yang diadakan oleh penyanyi bersama dengan orang-orang tersayang di rumah. Lalu, makna konotatif pada bait dua secara keseluruhan memiliki makna tersirat yakni pada saat pesta ulang tahunnya, penyanyi dirayakan dengan meriah dan begitu bahagia. Pada saat itu, penyanyi mengingat kembali suasana rumah yang begitu khas dan sangat menenangkan baginya.

Bait Tiga

Di mana pun kalian berada
Kukirimkan terima kasih
Untuk warna dalam hidupku dan banyak kenangan indah
Kau melukis aku

Bait tiga dalam lirik lagu Di manapun kalian berada serta larik Kukirimkan terima kasih. Kedua lirik memiliki makna denotatif berupa ucapan terima kasih pada orang-orang yang ditemui semasa hidupnya. Ucapan terima kasih pada orang-orang tersayang, seperti orang tua, kakak, adik, dan teman-teman. Larik Untuk warna dalam hidupku dan banyak kenangan indah dan larik Kau melukis aku. Larik pertama memiliki makna konotatif berupa penyanyi yang mengucapkan terima kasih pada orang-orang yang ditemui dengan berbagai pengalaman yang didapatkan dari orang-orang tersebut sehingga menjadi sebuah kenangan yang berharga. Pada larik kedua, makna melukis adalah suatu pengabadian sebuah kenangan yang terjadi dalam hidupnya dan sebagai bentuk identitas diri penyanyi terkait dengan dirinya di dunia.

Bait  Empat

Lembaran foto hitam-putih
Kembali teringat malam, kuhitung-hitung bintang
Saat mataku sulit tidur, mm-mm
Suaramu buatku lelap, mm-mm

Pada bait empat, secara keseluruhan makna denotatif adalah masa penyanyi mengingat kembali masa kecil bersama ibu saat akan tertidur lelap dengan mendengarkan dongeng dan menghitung bintang di langit malam bersama ibu agar dirinya cepat tertidur. Lalu makna konotatif dapat dilihat kerinduan dan rasa kehilangan penyanyi kepada orang yang disayangi. Penyanyi berusaha untuk mengingat momen yang penting dalam hidup dan mencoba memahami perasaan serta emosi yang ada di balik kenangan tersebut. Malam yang hening tersebut, di isinya dengan  menghitung bintang di langit dengan harapan-harapan yang dipanjatkannya pada Sang Pencipta.

Bait Lima

Kita tak pernah tahu
Berapa lama kita diberi waktu
Jika aku pergi lebih dulu, jangan lupakan aku
Ini lagu untukmu, ungkapan terima kasihku

Pada bait lima, makna denotatif secara keseluruhan mengandung maksud bahwa penyanyi tidak ingin melupakan segala kenangan yang pernah terjadi hidupnya dan jika lebih dulu dirinya yang pergi dari dunia, ia berharap orang-orang yang disayangi dan pernah ditemui dalam hidup juga tidak akan melupakannya dan berharap mengenangnya dalam kenangan yang indah. Makna konotatif dalam bait lagu tersebut adalah menggambarkan suatu kesadaran akan kematian rasa ingin menikmati waktu lebih lama bersama bersama orang-orang yang disayangi. Penyanyi banyak mengucapkan rasa syukur dan penghargaan besar terhadap orang-orang yang disayangi selama masa hidupnya. Hal ini membuat penyanyi berharap akan dikenang meskipun dirinya sudah tiada suatu saat nanti.

Bait Enam

Lembar monokrom hitam-putih
Aku coba ingat warna demi warna di hidupku
Tak akan ku mengenal cinta
Bila bukan kar’na hati baikmu

Dalam bait enam penyanyi menceritakan upaya untuk mengingat dan mengenang kembali berbagai pengalaman dalam hidup. Penyanyi menyatakan bahwa ia tidak mengetahui makna cinta jika bukan karena seseorang yang selama ini disayangi. Lalu makna konotatif yang terkandung di dalam lagu ini adalah menggambarkan rasa syukur pada seseorang yang memiliki hati baik yang menggambarkan sosok ibunya. Warna-warna di dalam hidupnya adalah kenangan berharga dan emosi yang sampai sekarang masih ada di dalam dirinya. Penyanyi juga menyatakan bahwa perasaan cinta yang didapatkan sekarang, bukanlah perasaan yang tiba-tiba muncul begitu saja, melainkan perasaan yang didapatkan dari seseorang yang selalu ada disamping dan menemaninya sepanjang waktu.        

Dengan memanfaatkan dua jenis makna denotatif dan konotatif, Tulus memberikan kedalaman makna pada setiap lirik lagu. Makna denotatif yang langsung dan jelas menggambarkan pengalaman hidup secara objektif, sementara makna konotatif yang tersirat menyampaikan perasaan yang mendalam, seperti rasa syukur, kerinduan, dan penghargaan kepada orang-orang yang telah memberikan warna dalam hidup. Melalui pembahasan ini, kita dapat memahami cara Tulus merangkai cerita tentang kenangan indah dan rasa terima kasih. Hal itu menjadikan lagu tersebut tidak hanya menyentuh perasaan, tetapi juga mendorong kita untuk merenung tentang arti pentingnya hubungan dan momen-momen berharga dalam hidup.

Tags: #Ines Laras Yuliantidkk.
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Dari Revolusi, Akselerasi, hingga Efisiensi: Bahasa Politik Para Pemimpin Bangsa

Berita Sesudah

Sejengkal Ruang, Segenggam Kebersamaan

Berita Terkait

Jejak Sastra Melayu Klasik dalam Kehidupan Masyarakat Lampau

Jejak Sastra Melayu Klasik dalam Kehidupan Masyarakat Lampau

Minggu, 30/11/25 | 15:11 WIB

Oleh: Noor Alifah (Mahasiswi Sastra Indonesia dan Anggota Labor Penulisan Kreatif FIB Universitas Andalas)   Salah satu karya sastra tertua...

Luka Peperangan Musim Gugur pada Cerpen “Tepi Shire” Karya Tawaqal M. Iqbal

Luka Peperangan Musim Gugur pada Cerpen “Tepi Shire” Karya Tawaqal M. Iqbal

Minggu, 23/11/25 | 06:57 WIB

Oleh: Fatin Fashahah (Mahasiswa Prodi Sastra dan Anggota Labor Penulisan Kreatif Universitas Andalas)   Musim gugur biasanya identik dengan keindahan....

Sengketa Dokdo: Jejak Sejarah dan Pelajaran untuk Masa Kini

Sengketa Dokdo: Jejak Sejarah dan Pelajaran untuk Masa Kini

Minggu, 16/11/25 | 13:49 WIB

Oleh: Imro’atul Mufidah (Mahasiswa S2 Korean Studies Busan University of Foreign Studies, Korea Selatan)   Kebanyakan mahasiswa asing yang sedang...

Puisi-puisi M. Subarkah

Budaya Overthinking dan Krisis Makna di Kalangan Gen Z

Minggu, 16/11/25 | 13:35 WIB

Oleh: M. Subarkah (Mahasiswa Prodi S2 Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas)   Di tengah gemerlap dunia digital dan derasnya...

Aspek Pemahaman Antarbudaya pada Sastra Anak

Belajar Budaya dan Pendidikan Karakter dari Seorang Nenek yang ‘Merusak’ Internet

Minggu, 16/11/25 | 13:27 WIB

Oleh: Andina Meutia Hawa (Dosen Prodi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas)   Di ruang keluarga. Seorang nenek sedang...

Identitas Lokal dalam Buku Puisi “Hantu Padang” Karya Esha Tegar

Konflik Sosial dan Politik pada Naskah “Penjual Bendera” Karya Wisran Hadi

Minggu, 02/11/25 | 17:12 WIB

  Pada pukul 10:00 pagi, 17 Agustus 1945, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Berkat desakan dari golongan muda,...

Berita Sesudah
Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Sejengkal Ruang, Segenggam Kebersamaan

POPULER

  • Kantor PDAM Kota Padang.[foto : net]

    PDAM Padang Kerahkan Mobil Tangki Gratis, Krisis Air Bersih Dipastikan Tetap Terkendali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • DPW PKB Sumbar dan DKW Panji Bangsa Gerak Cepat Salurkan Sembako di Padang Pariaman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Walikota Padang Desak PDAM Percepat Perbaikan IPA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bahasa Indonesia itu Mudah atau Sulit?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Korban Bencana Hidrometeorologi di Sumbar Terus Bertambah, Tercatat 129 Orang Meninggal Dunia dan 86 Hilang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jejak Sastra Melayu Klasik dalam Kehidupan Masyarakat Lampau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024