Senin, 16/6/25 | 22:59 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI KREATIKA

Puisi-puisi Deliza Nur Hasnah dan Ulasannya oleh Dara Layl

Minggu, 02/2/25 | 23:00 WIB

Puisi-puisi Deliza Nur Hasnah

My Superhero

Kau pergi meninggalkan kami
Meninggalkan sejuta cerita
Tak ada lagi hangatnya dirimu
Tak ada lagi gelak canda tawamu
Kini semua terasa sunyi

Ku rindu padamu
Ku titip salam pada Tuhan
Walau ragamu tak ada
Tapi dirimu kan selalu terkenang

Padang, 22 November 2024.

Hidupku

Ibu
Malaikat tak bersayap
Engkau yang membesarkanku
Dengan kasih sayang

BACAJUGA

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

Minggu, 08/6/25 | 16:36 WIB
Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 01/6/25 | 06:46 WIB

Kau ajarkan padaku kehidupan
Namun aku melawanmu
Melupakan semua kebaikanmu
Melampiaskan amarah padamu

Ibu
Ampuni aku
Ku bersujud mencium kakimu
Tuk meraih ridho mu

Padang, 22 November 2024.

Pendusta

Teganya kau
Kau tipu semua orang
Demi bersama dengan mu

Kubuang nasihat mereka

Kau menipuku
Dengan mulut manismu itu
Kini yang tertinggal
Hanyalah duka

Tapi ku harus bangkit
Memohon ampun pada Tuhan
Hidup terlampau berharga
Jika kusia-siakan hanya demi dirimu

Padang, 22 November 2024.

 

Tentang Penulis

Deliza Nur Hasnah, seorang perempuan yang suka menulis. Dari ia kecil  suka sekali menulis di kertas atau di buku diary. Ia menulis tentang pelajaran kehidupan, dan berbagai masalah yang ia alami. Ia ingin melalui tulisan yang dibuat orang lain memahami  gagasan dan pesan-pesannya.


Melerai Duka dengan Menulis Puisi

Oleh: Dara Layl

(Pengurus Forum Lingkar Pena (FLP) Wilayah Sumatera Barat)

 

Ku titip salam pada Tuhan

Walau ragamu tak ada

Tapi dirimu akan selalu terkenang . . .

Karya sastra merupakan karya yang tidak hanya berisi tentang kisah cinta yang iconic, tapi juga menyimpan kegetiran hidup yang direfleksikan melalui sebuah karya tulis. Salah-satu karya sastra yang kaya akan nilai-nilai kehidupan adalah puisi. Dalam dunia sastra, puisi sering kali menjadi medium ekspresi unik yang memungkinkan penulis untuk merangkai kata-kata dalam rangkaian yang sarat akan makna kehidupan (Avicenna, 2021).

Selain itu, puisi secara langsung juga bisa sebagai media untuk melerai duka atau kesedihan. Puisi menjadi jendela ke dalam batin penulis saat mereka berhadapan dengan situasi sedih atau galau (Gunadi, dkk., 2023). Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengutamakan keindahan bahasa serta ekspresi perasaan dan pikiran penulisnya. Puisi sering menggunakan gaya bahasa yang kaya, imajinatif, dan penuh makna.

Ciri-ciri puisi diantaranya adalah memiliki bentuk terikat atau bebas. Puisi tradisional memiliki aturan seperti jumlah baris dan rima, sedangkan puisi modern lebih bebas. Ciri lain adalah diksi (Pemilihan Kata) yang indah. Kata-kata dalam puisi dipilih dengan cermat agar memiliki makna yang dalam. Puisi juga memiliki ciri imajinatif. Puisi sering menggambarkan sesuatu secara tidak langsung melalui metafora, simbol, dan perumpamaan.

Puisi berdasarkan jenisnya dapat dikelompokkan menjadi puisi lama, puisi baru, dan puisi kontemporer. Puisi lama seperti pantun, syair, dan gurindam, yang memiliki aturan ketat dalam jumlah baris dan rima.
Puisi baru, lebih bebas dalam struktur dan tema, seperti soneta, balada, dan ode. Sementara itu puisi kontemporer  merupakan puisi modern yang sering kali tidak terikat aturan dan lebih eksperimental dalam bentuk dan bahasa.

Pada edisi kali ini, Kreatika menampilkan tiga puisi dengan judul “My Superhero”, “Hidupku” dan “Pendusta” karya Deliza Nur Hasnah yang menginterpretasikan bagaimana menulis puisi bisa menjadi salah-satu media untuk mengurai emosi terutama kesedihan dan penyesalan.

Puisi pertama, “My Superhero” puisi ini jika dilihat, menjelaskan tentang kerinduan keada seseorang yang sudah lebih dulu berpulang pada Tuhan, bisa kita liat melalui larik yang sarat akan duka;

/Kau pergi meninggalkan kami/ /Meninggalkan sejuta cerita/ /Ku rindu padamu/ /Ku titip salam pada Tuhan/ /Walau ragamu tak ada/

Membaca larik-larik ini, penyair seolah membawa kita pada suatu emosi kehilangan orang tersayang dan jika dikaitkan dengan judul puisi “My Superhero” kita bisa menyimpulkan orang tersayang ini bisa jadi adalah seorang ayah yang menjadi pahlawan bagi seorang anak dalam keluarganya. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh (Nur, dkk., 2021) bahwa setiap bait dalam puisi menjadi sebuah perjalanan dan setiap kata menciptakan gambaran yang menggugah perasaan, termasuk perasaan kehilangan.

Puisi kedua, “Hidupku” pada puisi ini, penyair seolah ingin menggambarkan rasa terima kasih, penyesalan sekaligus permohonan maaf pada sosok yang telah sangat berjasa bagi kehidupan yaitu seorang ibu, hal ini terlihat dari larik-larik puisi;

/Malaikat tak bersayap/ / Dengan kasih sayang/ /Kau ajarkan padaku kehidupan/ /Namun aku melawanmu/ /Melampiaskan amarah padamu/ /Ibu/ /Ampuni aku/ /Ku bersujud mencium kakimu/

Larik-larik di dalam puisi ini menggambarkan bagaimana perlakuan kurang baik seorang anak kepada seorang ibu yang telah membesarkannya dengan perjuangan dan kasih sayang, perlakuan ini seperti, melawan bahkan sampai melampiaskan amarah yang berujung pada penyesalan panjang.

Puisi ketiga, “Pendusta”, dalam KBBI “pendusta” berarti seorang “pembohong” pada puisi ketiga ini penyair seolah ingin menggambarkan kebohongan yang sering terjadi dalam hubungan asmara, hal ini terlihat pada larik-larik puisi;

/Demi bersama denganmu/ /Kubuang nasehat mereka/

/Kau menipuku/ /Dengan mulut manismu/

Larik-larik pada puisi ini seakan menggambarkan dalam hubungan asmara terkadang seseorang sulit membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, seseorang seolah buta dengan cinta walaupun sudah dinasehati.

Secara keseluruhan ketiga puisi ini kuat akan emosi dengan tema yang relate dengan kehidupan sekarang, pembaca dibuat ikut merasakan emosi yang ada di dalam puisi. Namun kekurangan di dalam puisi ini adalah pemilihan kata atau diksi yang dipakai dalam puisi ini, menggambarkan secara terbuka maksud yang ingin disampaikan, akan lebih baik jika penyair memakai diksi-diksi yang menggunakan majas atau metafora untuk memperindah puisinya.

Walaupun demikian, ketiga puisi ini bisa menjadi gambaran bahwa setiap emosi bisa diuraikan dengan menulis puisi, hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh  Elizabeth Lewis seorang konselor bahwa, menulis puisi adalah tindakan yang dapat memberikan struktur untuk membantu mengidentifikasi, mengekspresikan, menempatkan dan menahan perasaan serta pengalaman menakutkan di setiap tahap perjalanan kesedihan. Terima kasih untuk kirmannya Deliza Nur Hasnah, semangat terus dalam menulis, ditunggu karya-karya lainnya. (*)

 

Tentang Kreatika

Kolom ini diasuh oleh FLP Sumatera Barat bekerja sama dengan Scientia.id. Kolom ini diperuntukkan untuk pemula agar semakin mencintai dunia sastra (cerpen dan puisi). Adapun kritik dalam kolom ini tidak mutlak merepresentasikan semua pembaca. Kirimkan cerpen atau puisimu ke karyaflpsumbar@gmail.com.

 

 

 

Tags: DARA LAYLDeliza Nur HasnaFLP SumbarKreatika
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Dibagikan Secara Gratis, Balanjuang Durian di Kota Padang Berakhir Ricuh

Berita Sesudah

Target PKB Sumbar, Firdaus: Masuk Tiga Besar Parpol di Ranah Minang

Berita Terkait

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

Minggu, 08/6/25 | 16:36 WIB

  Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara Alienasi Hidup Kita hanya seorang pelancong Yang mengembara segala tempat Lalu tinggal – termenung Di...

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 01/6/25 | 06:46 WIB

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra Gambar Diri Ini gambar diri. Aku yang berjalan tak selalu lurus, kadang tersandung bayangan sendiri, cerobohku...

Cerpen “Seberkas Titik yang Masih Tertinggal” Karya Arifah Prima Satrianingrum dan Ulasannya oleh Azwar

Cerpen “Seberkas Titik yang Masih Tertinggal” Karya Arifah Prima Satrianingrum dan Ulasannya oleh Azwar

Minggu, 25/5/25 | 09:15 WIB

Seberkas Titik yang Masih Tertinggal Cerpen Oleh: Arifah Prima Satrianingrum   Siang itu, matahari dengan terik mengambang di Padang. Ruas-ruas...

Puisi-puisi Karya Farha Nabila dan Ulasannya Oleh Dara Layl

Puisi-puisi Karya Farha Nabila dan Ulasannya Oleh Dara Layl

Minggu, 11/5/25 | 07:10 WIB

Puisi-puisi Farha Nabila   Kanak-Kanak dalam Diri Tatkala kutemukan diriku dalam relung kesepian Yang disana takkan kutemukan dengungan sumpah serapah...

Cerpen “Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat” karya Balqin Adzra dan Ulasannya oleh M. Adioska

Cerpen “Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat” karya Balqin Adzra dan Ulasannya oleh M. Adioska

Minggu, 04/5/25 | 08:40 WIB

Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat Karya: Balqin Adzra   “Silahkan mampir! Kami mempunyai mochi varian baru!” teriak sang penjual...

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 27/4/25 | 16:31 WIB

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra   Merindu Nagari Nan Jauh Tiap langkah yang menapak Meninggalkan rindu yang menjejak Risau nan gulandah memenuhi...

Berita Sesudah
Anggota DPRD Sumbar dari PKB, Firdaus (Foto: Ist)

Target PKB Sumbar, Firdaus: Masuk Tiga Besar Parpol di Ranah Minang

POPULER

  • Pengasuh Ponpes Miftahul Huda Dharmasraya Diduga Cabuli Puluhan Santriwati

    Pengasuh Ponpes Miftahul Huda Dharmasraya Diduga Cabuli Puluhan Santriwati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dugaan Korupsi Dana COVID-19, Kantor BPBD Dharmasraya Digeledah Polisi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Salah Kaprah Penggunaan In dan Out di Ruang Publik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puan Maharani Temui Diaspora Indonesia di San Francisco : Di Mana Pun Berada, Kita Tetap Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fungsi Kata “yang “ dalam Bahasa Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Warga Koto Padang Dharmasraya Swadaya Perbaiki Jembatan Gantung yang Ambruk

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024