Senin, 16/6/25 | 04:55 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI RENYAH

Menikmati Perjalanan, Meski Terhenti

Minggu, 24/11/24 | 13:52 WIB

Salman Herbowo
(Kolumnis Rubrik Renyah)

 

“Apa yang biasanya kamu pikirkan saat terjebak macet?” tanya seorang teman, sambil menghela napas panjang. Pertanyaan itu meluncur di tengah obrolan santai kami, tapi nada suaranya menyiratkan kelelahan. Rupanya, ia baru saja pulang dari kampung halaman dan terjebak dalam kemacetan panjang yang melelahkan.

Saya membayangkan ia duduk di balik kemudi, dikelilingi kendaraan yang bergerak seperti siput, dengan klakson bersahutan seolah memperparah suasana hati. Pertanyaan itu mungkin bukan sekadar iseng, melainkan luapan frustrasi yang tak terucap, hasil dari berjam-jam yang dihabiskan dalam perjalanan yang terasa tak berujung.

BACAJUGA

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Jalan Pagi atau Jajan Pagi

Minggu, 15/6/25 | 17:57 WIB
Satu Tikungan Lagi

Masih Tentang Busa dan Bilasan

Minggu, 08/6/25 | 17:51 WIB

Bagi saya, terjebak macet dalam perjalanan bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Macet adalah cerminan nyata dari kehidupan moder dengan populasi kendaraan yang terus meningkat, sejalan dengan mobilitas masyarakat yang semakin dinamis. Kalau dipikir-pikir, macet itu seperti potret kecil bagaimana dunia terus bergerak, meski kadang tersendat. Ada yang terburu-buru mengejar waktu, ada pula yang santai menikmati perjalanan.

Namun, yang menarik dari kemacetan bukan hanya soal penuhnya jalan raya. Di balik deretan kendaraan yang berhenti dan melaju perlahan, ada beragam cerita dan emosi. Mungkin ada seorang ibu yang gelisah karena anaknya rewel di kursi belakang, atau seseorang yang justru merasa bersyukur bisa menikmati waktu berhenti sejenak dari hiruk-pikuk rutinitas. Beragam tanggapan orang dalam menghadapi kemacetan. Dan semuanya sesuai dengan kondisi mereka.

Bagi saya, macet adalah kesempatan untuk merenung. Dalam kemacetan, ada ruang untuk berpikir, memaknai perjalanan, dan mungkin belajar sedikit lebih sabar. Meski tetap terasa melelahkan, terkadang macet mengingatkan kita untuk melambat, melihat ke luar jendela, dan menyadari betapa sibuknya dunia di sekitar kita.

Tak bisa dimungkiri, macet sering kali memantik rasa kesal dan gelisah. Rasanya seperti terjebak dalam perangkap waktu, melihat jarum jam terus berputar sementara kendaraan hanya merayap perlahan. Ada kalanya klakson yang bersahut-sahutan seolah memperburuk suasana, mengingatkan bahwa kita semua sama-sama tidak berdaya menghadapi situasi ini.

Namun, apa pun perasaan yang muncul, macet adalah bagian tak terhindarkan dari perjalanan darat. Entah suka atau tidak, kita harus menghadapinya. Dalam setiap perjalanan, macet ibarat sebuah ujian kecil yang mengajarkan banyak hal—kesabaran, keikhlasan, hingga kemampuan untuk berdamai dengan keadaan.

Pada akhirnya, kemacetan bukan sekadar tentang kendaraan yang berhenti atau bergerak perlahan. Ia adalah cermin kecil kehidupan yang mengajarkan kita bahwa tidak semua perjalanan selalu mulus, tidak semua tujuan bisa dicapai dengan cepat. Di tengah deru mesin dan aroma aspal yang panas, kita diajak untuk merenungi ritme waktu, memahami bahwa setiap jeda memiliki arti.

Macet, bagaimanapun menyebalkannya, mengingatkan kita akan pentingnya melambat, menarik napas, dan mensyukuri momen kecil yang sering terabaikan. Sebab dalam setiap perjalanan, entah itu di jalan raya atau dalam hidup, bukan hanya tentang seberapa cepat kita sampai, tetapi tentang bagaimana kita belajar menikmati setiap detiknya.

Tags: #Salman Herbowo
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Berbagai Hal yang Berkaitan dengan Kata Lagi

Berita Sesudah

Toreh Prestasi di Fornas, Pemprov Apresiasi Positif FYBI Sumbar

Berita Terkait

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Jalan Pagi atau Jajan Pagi

Minggu, 15/6/25 | 17:57 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Beberapa minggu terkahir ini, di akhir pekannya saya suka jalan-jalan pagi. Niat awalnya olah...

Satu Tikungan Lagi

Masih Tentang Busa dan Bilasan

Minggu, 08/6/25 | 17:51 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Minggu lalu, di rubrik Renyah, saya menulis tentang pengalaman mencuci pakaian—aktivitas sederhana yang diam-diam...

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Cerita dari Balik Busa dan Bilasan

Minggu, 01/6/25 | 16:05 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Ada satu kebiasaan yang tak pernah absen menemani masa-masa kuliah saya dulu, menumpuk cucian....

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Jam Tangan dan Seni Menjadi Siapa

Minggu, 25/5/25 | 13:50 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah) Seorang teman pernah berujar tentang urgensi dari jam tangan. Ia menjelaskan tentang benda kecil yang...

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Tertinggal Karena Lupa, Tertawa Karena Ingat

Minggu, 18/5/25 | 16:44 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Lupa adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Dalam keseharian, kita sering kali dibuat repot...

Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Menyulam Nilai Lewat Cerita: Inyiak Bayeh dan Cerita-cerita Lainnya

Minggu, 11/5/25 | 17:14 WIB

Lastry Monika Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand/Kolumnis Rubrik Renyah   Dalam tiga minggu terakhir, saya selalu mengangkat tema seputar...

Berita Sesudah
Toreh Prestasi di Fornas, Pemprov Apresiasi Positif FYBI Sumbar

Toreh Prestasi di Fornas, Pemprov Apresiasi Positif FYBI Sumbar

POPULER

  • Salah Kaprah Penggunaan In dan Out di Ruang Publik

    Salah Kaprah Penggunaan In dan Out di Ruang Publik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Magister Ilmu Komunikasi FISIP UPNVJ Raih Akreditasi Baik Sekali dari BAN-PT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puan Maharani Apresiasi Meta Dukung Indonesia Berantas Judi Online

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Warga Koto Padang Dharmasraya Swadaya Perbaiki Jembatan Gantung yang Ambruk

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aliansi OKP se-Dharmasraya Minta Polres Dharmasraya Tingkatkan Pengawasan Keamanan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Frasa tentang Iklim dalam Situs Web Greenpeace

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bubur Kirai Kuliner Khas Muaro Bungo Jambi dari Zaman Baheula

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024