Kamis, 16/10/25 | 18:51 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI ARTIKEL

Membangun Terwujudnya Generasi Emas

Senin, 21/10/24 | 06:10 WIB

Oleh: Hardisman
(Guru Besar Fakultas Kedokteran & Ketua LPM Universitas Andalas)

Bangsa dan negara kita mempunyai cita-cita besar untuk mewujudkan Indonesia Emas pada tahun 2045. Cita-cita tersebut bukan tanpa alasan dan bukanlah sebuah mimpi yang pesimis. Cita-cita besar tersebut dilahirkan atas besarnya potensi yang kita miliki pada tahun 2030 dan mencapai puncak maksimalnya pada tahun 2045.

Pada tahun 2045 atau 20 tahun dari sekarang, secara demografi Indonesia mempunyai angkatan kerja jauh lebih besar. Penduduk yang berusia 20 hingga 60 tahun akan jauh lebih banyak dibandingkan dengan usia dibawah 15 tahun dan usia lansia, yang disebut sebagai ‘bonus demografi’. Sebaran usia ini akan menjadi potensi besar bagi negara kita untuk melakukan percepatan pembangunan, bahkan menuju negara maju. Diyakini, usia produktif dan angkatan kerja yang banyak akan menghasilkan banyak inovasi. Disamping itu, dengan angkatan kerja yang jauh lebih banyak, semua sektor pekerjaan baik pertanian, perkebunan, dan dunia industri akan dapat bergerak lebih cepat.

BACAJUGA

Bahaya Mandi Malam: Antara Mitos dan Fakta

Bahaya Mandi Malam: Antara Mitos dan Fakta

Senin, 11/11/24 | 06:25 WIB
Menguatkan Fungsi Keluarga Demi Kesehatan Ibu dan Anak

Pengobatan Alternatif: Bisakah Menjadi Pilihan?

Senin, 04/11/24 | 12:32 WIB

Menghadapi Tantangan

Namun, pertanyaan terbesarnya, apakah generasi yang ada setelah tahun 2030 tersebut benar-benar generasi emas? Jangan-jangan kita hanya sanggup mengasah perunggu, tembaga, atau bahkan hanya menghasilkan generasi biji besi hitam yang berserakan di dalam pasir.

Tantangan dalam mewujudkan generasi emas itu sudah sangat nyata terpampang di depan mata. Anak-anak yang berusia belasan hingga 20-an tahun saat ini sudah banyak yang terjebak dalam petaka besar. Padahal, merekalah yang akan menjadi ujung tombak pembangunan bangsa ini pada masa Indonesia Emas tersebut.  Maraknya kasus narkoba dan tawuran menjadi sandungan besar dalam mewujudkan generasi yang berkualitas.

Tawuran dan narkoba jelas akan menghambat dalam menjadikan generasi ini menjadi generasi unggul. Anak dan remaja yang terlibat dalam kedua kenakalan dan kejahatan ini tidak dapat berprestasi di sekolah. Bahkan sebahagian besarnya akan putus sekolah. Ide-ide inovasi dan berwirausaha pun tidak akan mampu mereka lakukan. Justru akhirnya menjadi pengangguran dan melakukan kejahatan lain berikutnya, seperti judi, maling, dan perampokkan.

Agar dapat mewujudkan generasi emas yang dicita-citakan, semua tantangan yang ada harus diberantas. Perlu peningkatan kesedaran dan semangat generasi muda dengan meningkatkan peran orang tua, guru di sekolah, dan pemangku kepentingan pada tataran kebijakan.

Membangun Generasi Unggul

Generasi emas masa datang yang harus disiapkan adalah mereka yang sehat dan kuat secara fisik dan mental. Kesehatan fisik adalah modal dasar sebelum seseorang dapat beraktivitas dan berkarya. Betapa pun semangat menggebu tanpa kesehatan yang baik tentunya semuanya tidak akan dapat diraih.

Pembentukan kesehatan fisik yang baik mesti dimulai sejak dini, terutama selama 1.000 hari hari pertama kehidupan (HPK). Anak-anak yang dilahirkan haruslah dalam kedaan sehat dengan pertumbuhan selama kehamilan yang sehat dan baik. Kemudian, mendapatkan gizi dan pola asuh yang baik pula selama masa bayi dan balita. Janin dan anak yang mendapatkan asupan nutrisi dan pola asuh yang baik selama 1.000 HPK inilah yang terhindar dari risiko stunting yang akan tumbuh dengan fisik yang sehat, jaringan otak yang optimal, dan kecerdasan yang baik.

Selanjutnya, pada remaja dan anak muda saat ini perlu ditanamkan pentingnya hidup sehat agar terhindar dari penyakit degeneratif lebih dini. Mereka perlu didorong untuk menjaga pola hidup sehat melalui aktivitas fisik yang baik, menjaga pola makan dan asupan serta makanan yang sehat dan seimbang. Gaya hidup sedentary yang malas bergerak, banyak konsumsi gula, serta pola hidup hanya duduk, berbaring, dan gadget harus dihindari.

Remaja dan anak muda hari ini adalah mereka dewasa produktif pada masa Indonesia Emas tersebut. Jika kebiasan dan gaya hidup tidak sehat hari ini dipelihara, hal itu sangat mengkhawatirkan 15-20 tahun lagi justru mereka generasi yang sudah mendapatkan penyakit denegeratif, tulang, dan sendi yang lebih dini. Generasi emas yang diharapkan justru dapat menjadi beban.

Semangat remaja dan generasi muda harus terus dikobarkan dan ditingkatkan yang dimulai dengan semangat belajar dan menuntut ilmu. Pengetahuan yang kuat dan pendidikan menjadi salah satu pilar utama dalam dalam mewujudkan generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan. Pendidikan yang kuat juga akan menjadi penentu generasi tersebut akan mampu melakukan inovasi di zamannya.

Sejalan dengan semangat dalam belajar dan mencari pengetahuan dan keaahlian-keahian yang baru, pembentukan karakter moral atau akhlak juga harus diciptakan. Karakter kognitif dengan kecerdasan dan keahlian tanpa diiringi dengan karakter moral yang baik hanya akan menghasilkan generasi yang culas dan penipu. Sebaliknya, generasi yang punya karakter moral yang baik, tetapi tidak punya kecerdasasn, pengetahuan dan keahlian tentunya akan menjadi penonton. Bahkan mereka akan sangat mudah ditipu dan dimanfaatkan.

Bagian dari kesehatan mental dan karakter yang harus dipupuk sejak dini adalah daya juang yang tinggi. Generasi emas mendatang adalah mereka yang mempunyai semangat juang yang baik dan tidak mudah menyerah. Pemberian motivasi melalui berbagai diskusi dan pelatihan dapat menjadi salah satu upaya untuk ini. Di samping dengan memberikan contoh dan keteladanan, bagaimana perjuangan generasi masa lalu menggapai kesuksesan, serta menghadapi tantangan dan kegagalan.

Melalui pola asuh dan gizi yang baik, pola hidup sehat sejak dini, pendidikan yang baik, serta pembentukan karakter akhlak akan dapat menjadi upaya optimal dalam mewujudkan generasi unggul masa depan.  Merekalah yang akan menjadi generasi emas yang dicita-citakan bangsa. Semoga.

Tags: #generasi muda#Hardisman#IndonesiaEmas
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Cerpen “Pertemuan dan Perpisahan” Karya Fauzia Alvino dan Ulasannya oleh Azwar

Berita Sesudah

Daftar Lengkap Menteri ‘Kabinet Merah Putih’ Pemerintahan Prabowo-Gibran

Berita Terkait

Jejak Peranakan Tionghoa dalam Sastra Indonesia

Jejak Peranakan Tionghoa dalam Sastra Indonesia

Minggu, 12/10/25 | 12:34 WIB

Oleh: Hasbi Witir (Mahasiswa Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas) Banyak dari kita mungkin beranggapan bahwa sejarah sastra Indonesia modern dimulai...

Makna Dibalik Puisi “Harapan” Karya Sapardi Tinjauan Semiotika

Makna Dibalik Puisi “Harapan” Karya Sapardi Tinjauan Semiotika

Minggu, 12/10/25 | 11:30 WIB

Oleh: Muhammad Zakwan Rizaldi (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas dan Anggota UKMF Labor Penulisan Kreatif)          ...

Puisi-puisi Ronaldi Noor dan Ulasannya oleh Ragdi F. Daye

Puisi Luka Gaza dalam “Gaza Tak Pernah Sunyi” Karya Hardi

Minggu, 05/10/25 | 23:48 WIB

Oleh: Ragdy F. Daye (Penulis dan  Sastrawan Sumatera Barat)   Kota ini bukan kota lagi. Ia museum luka yang terus...

Menyibak Sejarah melalui Manuskrip Surau Baru Pauh

Menyibak Sejarah melalui Manuskrip Surau Baru Pauh

Minggu, 05/10/25 | 23:29 WIB

Oleh: Febby Gusmelyyana (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)   Pada Jumat, 29 Agustus 2025, pukul 13.30...

Pandangan Khalil Gibran tentang Musik sebagai Bahasa Rohani

Konflik pada Cerpen “Pak Menteri Mau Datang” Karya A.A. Navis

Minggu, 05/10/25 | 23:11 WIB

Oleh: Faathir Tora Ugraha (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia Universitas Andalas)   Ali Akbar Navis atau lebih dikenal A.A. Navis adalah...

Sastra Bandingan: Kerinduan yang Tak Bertepi di Antara Dua Puisi

Sastra Anak, Pondasi Psikologis Perkembangan Kognitif Anak

Minggu, 28/9/25 | 15:19 WIB

Oleh: Dara Suci Rezki Efendi (Mahasiswi Prodi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas)   Setiap karya sastra pasti memiliki pembacanya masing-masing,...

Berita Sesudah
Daftar Lengkap Menteri ‘Kabinet Merah Putih’ Pemerintahan Prabowo-Gibran

Daftar Lengkap Menteri 'Kabinet Merah Putih' Pemerintahan Prabowo-Gibran

POPULER

  • Afrina Hanum

    Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Walikota Padang Persiapkan Tenaga Kesehatan Untuk Ke Jerman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Walikota Apresiasi Anggota DPRD Kota Padang Iswanto Kwara Dalam Rehabilitasi Saluran Drainase di Padang Pasir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kemenlu RI Dukung Kota Padang Kerjasama Dengan Hildesheim Jerman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Kata “bapak” dan “ibu” Harus Ditulis dalam Huruf Kapital ?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Se Indonesia, seIndonesia, atau se-Indonesia?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024