Minggu, 13/7/25 | 16:03 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI KREATIKA

Cerpen “Antaro Amak jo Pitih” Karya Dilha Rahmanadia Putri dan Ulasannya oleh Azwar

Minggu, 14/7/24 | 10:41 WIB

“Baa Meli, lai nio.” Tanya amak karena Meli hanya diam.

“Meli ndak tau.” Jawab Meli membuat pemuda di hadapannya memudarkan senyum hangatnya.

“Kalau Meli indak bisa manjawek kini, bialah kami agiah waktu untuak bapikia.” Ucap pria tua itu.

Setelah kepergian keluarga pemuda tadi, maka semua mata tertuju pada Meli. Meli yang ditatap begitu hanya membisu tanpa membuka suara.

BACAJUGA

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

Minggu, 08/6/25 | 16:36 WIB
Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 01/6/25 | 06:46 WIB

“Baa Meli ndak manjawek tadi.” Tanya amak memulai percakapan.

“Meli alah kecean kalau Meli nio sakola bukan manikah, Mak,” ucap Meli.

“Alah bara kali amak kecean kalau amak ndak lai pitih untuak sakola kau. Banyak yang paralu di bali lai, Mel,” ucap Amak.

“Dima Meli nio sakola,” tanya Mamak Safi memecah kecanggungan.

“Di Bukittinggi,” Ucap Meli.

“Bia lah Meli sakola, Ni. Ndak elok mamaso anak manikah capek kalau emang ndak amuah,” Ucap Mak Safi memberi pendapat.

“Ndak ado pitih kami manyakolahan Meli kini do, Pi,” ucap amak dengan nada sedih.

“Bia lah kami iduik susah dari pado manyusahan dunsanak,” tambah amak.

Mendengar itu, Mak Safi yang awalnya ingin memberi bantuan batal. Mak Safi berusaha memikirkan cara agar Meli bisa tetap sekolah tanpa menyusahkan amak nya.

“Bia Meli karajo se, Mak,” ucap Meli yang membuat amak cukup terkejut.

“Ndak baa kalau Meli ndak sakola tahun iko, tapi Meli nio karajo untuak mangumpuan pitih membiayai sakola Meli,” jelas Meli.

“Dima Meli nak karajo, ndak elok padusi mangarajoan karajo lelaki,” ucap amak.

“Meli bisa karajo tampek ambo, Ni,” ucapan Mamak Safi yang tentu membuat Meli senang. Mak Safi merupakan adik amak yang punya usaha di Simpang Ampek. Toko baju dan grosiran.

Amak diam menatap Meli yang balas menatapnya dengan wajah yang begitu berharap mendapat izin. Amak akhirnya berat hati mengiyakan kemauan Meli.

“Kau buliah karajo untuak pitih sakola tu, tapi kalau kau ndak lulus kau harus manikah jo urang yang amak piliah.” Syarat yang amak berikan cukup mendorong semangat Meli untuk bekerja.

Dua hari setelah itu, Meli pergi ke Simpang Ampek bersama Mamak Safi. Selama perjalanan, Meli hanya diam memperhatikan jalan yang begitu ramai dengan pohon di sisi kanan dan kiri, juga tampak beberapa monyet yang berkeliaran di jalanan. Meli sudah mengokohkan hati dan siap untuk mengumpulkan uang agar ia bisa sekolah di tempat yang ia impikan. Sesampainya di rumah Mamak Safi, Meli begitu takjub dengan rumah yang Mamaknya miliki. Tentu saja jauh berbeda dengan rumah milik keluarganya, dinding yang kokoh serta perabotan yang mewah membuat Meli merasa kecil.

Halaman 4 dari 9
Prev1...345...9Next
Tags: AzwarDilha Rahmanadia PutriFLP SumbarKreatika
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Memimpin di Era Disrupsi

Berita Sesudah

Ketika Paket Data Lebih Mengenyangkan: Sebuah Renungan

Berita Terkait

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

Minggu, 08/6/25 | 16:36 WIB

  Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara Alienasi Hidup Kita hanya seorang pelancong Yang mengembara segala tempat Lalu tinggal – termenung Di...

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 01/6/25 | 06:46 WIB

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra Gambar Diri Ini gambar diri. Aku yang berjalan tak selalu lurus, kadang tersandung bayangan sendiri, cerobohku...

Cerpen “Seberkas Titik yang Masih Tertinggal” Karya Arifah Prima Satrianingrum dan Ulasannya oleh Azwar

Cerpen “Seberkas Titik yang Masih Tertinggal” Karya Arifah Prima Satrianingrum dan Ulasannya oleh Azwar

Minggu, 25/5/25 | 09:15 WIB

Seberkas Titik yang Masih Tertinggal Cerpen Oleh: Arifah Prima Satrianingrum   Siang itu, matahari dengan terik mengambang di Padang. Ruas-ruas...

Puisi-puisi Karya Farha Nabila dan Ulasannya Oleh Dara Layl

Puisi-puisi Karya Farha Nabila dan Ulasannya Oleh Dara Layl

Minggu, 11/5/25 | 07:10 WIB

Puisi-puisi Farha Nabila   Kanak-Kanak dalam Diri Tatkala kutemukan diriku dalam relung kesepian Yang disana takkan kutemukan dengungan sumpah serapah...

Cerpen “Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat” karya Balqin Adzra dan Ulasannya oleh M. Adioska

Cerpen “Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat” karya Balqin Adzra dan Ulasannya oleh M. Adioska

Minggu, 04/5/25 | 08:40 WIB

Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat Karya: Balqin Adzra   “Silahkan mampir! Kami mempunyai mochi varian baru!” teriak sang penjual...

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 27/4/25 | 16:31 WIB

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra   Merindu Nagari Nan Jauh Tiap langkah yang menapak Meninggalkan rindu yang menjejak Risau nan gulandah memenuhi...

Berita Sesudah
Satu Tikungan Lagi

Ketika Paket Data Lebih Mengenyangkan: Sebuah Renungan

Discussion about this post

POPULER

  • Efisiensi di Negeri Petro Dolar: Jalan Penuh Lubang, Jembatan Reyot Vs Mobil Dinas Baru yang Lukai Rasa Keadilan

    Efisiensi di Negeri Petro Dolar: Jalan Penuh Lubang, Jembatan Reyot Vs Mobil Dinas Baru yang Lukai Rasa Keadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 100 Hari Kerja Wali Kota Padang Capai Kepuasan 80 Persen

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penggunaan Kata Ganti Engkau, Kau, Dia, dan Ia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mambangkik Batang Tarandam dalam Naskah Drama “Orang-orang Bawah Tanah” karya Wisran Hadi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Forum Mahasiswa Dharmasraya Soroti Konflik Perusahaan dengan Masyarakat, Desak Bupati Bertindak Tegas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Psikologi Kekuasaan dalam Cerpen “Seekor Beras dan Sebutir Anjing”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keunikan Kata Penghubung Maka dan Sehingga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024