Kamis, 04/12/25 | 19:45 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI KLINIK BAHASA

Perbedaan Awalan ber- dan me-

Minggu, 28/4/24 | 10:20 WIB

Secara tata bahasa, kalimat (a) dan (c) memenuhi syarat sebagai sebuah kalimat karena ada subjek dan predikat. Akan tetapi, secara makna dan konteks, kalimat ini terasa sedikit aneh. Mengapa hal ini terjadi? Karena kalimat-kalimat tersebut berkonteks deskripsi. Artinya, kalimat ‘Dia berbaju’ atau ‘Dia tidak bercelana’ memasuki ranah norma atau kesopanan. Dalam pemahaman kita, setiap orang (yang dalam aktivitas sehari-hari, bukan aktivitas tertentu seperti berenang), sudah pasti akan berbaju dan bercelana. Dengan demikian, untuk membuatnya menjadi sebuah deskripsi, kita memerlukan keterangan lainnya seperti dalam kalimat (b) dan (d). Hal ini berlaku pada pakaian atau benda-benda yang dalam keseharian selalu digunakan. Dengan kata lain, untuk benda atau pakaian yang tidak selalu digunakan, kita tidak perlu menambah keterangan lain, seperti:

  1. Dia bertopi / Dia tidak bertopi.
  2. Dia bermasker / Dia tidak bermasker.
  3. Dia berpayung / Dia tidak berpayung.
  4. Dia berkacamata / Dia tidak berkacamata.

Kalimat (a), (b), (c), dan (d) bisa berterima, walaupun sangat sederhana dan tidak perlu ditambah keterangan lain seperti bertopi hitam. Mengapa hal ini terjadi? Karena topi, masker, payung, dan kacamata bukanlah benda yang selalu ada atau selalu melekat di tubuh manusia.  Hal ini sama dengan makna ber- ‘memliki’, yaitu:

  1. Dia berhidung.
  2. Dia berhidung mancung.

Kalimat (a) terasa aneh, karena lazimnya setiap manusia memiliki hidung. Oleh sebab itu, ketika mendeskripsikannya, kita membutuhkan keterangan lain seperti kalimat (b). Hal ini berbeda dengan bagian tubuh yang bersifat opsional (bisa jadi dimiliki dan bisa jadi juga tidak dimiliki), seperti bulu, biji, kumis, dan janggut. Berikut ini adalah contoh kalimatnya:

  1. Kucing saya berbulu, sedangkan anjing saya tidak berbulu.
  2. Semangka yang berwarna merah berbiji, sedangkan semangka yang berwarna kuning tidak berbiji.
  3. Ayah saya berkumis, sedangkan kakak saya berjanggut.

Demikianlah penjelasan tentang perbedaan awalan ber- dan awalan me-. Semoga bermanfaat.

BACAJUGA

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Bahasa Indonesia itu Mudah atau Sulit?

Minggu, 30/11/25 | 12:42 WIB
Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Kalimat Perintah di dalam Bahasa Indonesia

Minggu, 02/11/25 | 16:55 WIB
Halaman 5 dari 5
Prev1...45
Tags: #Reno Wulan Sari
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Kunjungan Wisatawan ke Sumbar Meningkat, Program Pariwisata Berbasis Masyarakat Dinilai Layak Dipertahankan

Berita Sesudah

Memaknai Ulang Istilah ‘Kampung Halaman’ dalam Novel Apfelkuchen und Baklava

Berita Terkait

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Bahasa Indonesia itu Mudah atau Sulit?

Minggu, 30/11/25 | 12:42 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies Korea Selatan) Apakah bahasa Indonesia itu sulit? Atau...

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Bahasa AI dan Curahan Hati Gen Z

Minggu, 23/11/25 | 06:43 WIB

Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. (Doktor Linguistik dan Dosen Prodi S2 Linguistik Universitas Andalas)  Ada yang menarik dari kehadiran AI...

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Perkembangan Kosakata di Era Komunikasi Digital

Minggu, 16/11/25 | 07:55 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik FIB Universitas Andalas) Sebuah kosakata, frasa, atau istilah muncul karena...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Kalimat Perintah di dalam Bahasa Indonesia

Minggu, 02/11/25 | 16:55 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies, Korea Selatan) Setiap bahasa memiliki berbagai ekspresi komunikasi,...

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Surat-Menyurat

Senin, 27/10/25 | 07:19 WIB

Oleh: Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik FIB Universitas Andalas)  Ketika seseorang diminta menulis...

Menyingkap Makna Kata “saja “ dalam Berbagai Konteks Kalimat

Menyingkap Makna Kata “saja “ dalam Berbagai Konteks Kalimat

Senin, 20/10/25 | 07:36 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik Universitas Andalas) Kata saja amat sering digunakan dalam berbagai bentuk...

Berita Sesudah
Gaya Bahasa pada Lagu Satu-Satu oleh Idgitaf

Memaknai Ulang Istilah ‘Kampung Halaman’ dalam Novel Apfelkuchen und Baklava

Discussion about this post

POPULER

  • Afrina Hanum

    Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Guru dan Tantangan Mendidik Generasi Alpha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Zalmadi Minta Pemko Padang Pulihkan Sawah Terdampak Banjir, Tekankan Pentingnya Ketahanan Pangan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jenis-jenis Pola Pikir Manusia, Begini Penjelasan Para Ahli Psikologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mahyeldi Dapat Apresiasi Menteri ESDM atas Kecepatan Penanganan Darurat Bencana di Sumbar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Kata “bapak” dan “ibu” Harus Ditulis dalam Huruf Kapital ?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024