Melalui cerita Getrud, Leila memahami bahwa istilah kampung halaman tidak melulu harus berkaitan dengan tempat atau wilayah geografis. Seseorang dapat meninggalkan daerah asalnya dan menetap di tempat baru, tanpa harus melupakan asal usulnya. Seseorang dapat memberikan pemaknaan ulang terhadap istilah ‘kampung halaman’, tanpa membawa embel-embel masa lalu, “mit oder ohne Lebkuchen, meine Heimat könnte ich ohnehin nie verlieren, denn sie ist hier drinn.” (Rohmann, 2016, hlm. 129) – dengan atau tanpa kue jahe, aku tidak akan pernah meninggalkan kampung halamanku, karena ia ada di dalam sini.”
Judul novel ini terdiri dari dua jenis makanan khas Barat dan Timur yang bertolak belakang. Keduanyapun memiliki makna simbolis. Apfelkuchen terdiri dari dua kata, apfel yang bermakna apel, kuchen artinya kue atau pai. Secara harfiah, apfelkuchen bermakna pai apel. Pai apel terbuat dari tepung, gula, telur, vanili bubuk menjadikan pai asal Jerman ini memiliki rasa yang manis dan asam dari buah apel. Dalam novel, nenek Getrud mengusulkan Max untuk mengundang Leila ke rumah dan mencicipi pai apel buatannya. Pai apel memiliki simbol penerimaan nenek Getrud akan kampung halaman barunya di Jerman, sekaligus ajakan pada Leila untuk menerima Jerman sepenuhnya sebagai rumah barunya.
Adapun Baklava merupakan salah satu kue khas Timur Tengah. Kue memiliki tekstur berupa lapisan adonan kulit pastry dan dicampur dengan berbagai jenis kacang seperti kenari, pistachio dan almond yand dihaluskan. Dalam novel, diceritakan bahwa ayah Leila merupakan seorang pembuat kue baklava. Kedua kakak laki-laki Leila, Ferhad dan Alan membawa resep Baklava ke negara barunya. Pada sebuah bazar kue, Ferhad dan Alad membuat Baklava dan membiarkan Nenek Getrud, Max, dan teman-temannya mencicipnya. Baklava menjadi simbol penerimaan terhadap budaya baru, sekaligus keterhubungan antara Leila dan kedua kakaknya di Jerman, dan ayahnya yang berada di Suriah.
Sebuah karya sastra dapat dikatakan tidak terlepas dari latar belakang pengarang. Keterikatan pengarang dengan tokoh-tokoh utama novel ini menjadikan setiap tokoh memiliki backstory yang kuat, serta menghadirkan unsur emotif kepada pembaca. Novel ini menggambarkan kehidupan seseorang yang melakukan pelarian diri dari negara asal ke negara pemberi suaka, serta dampak yang ditimbulkan. Selain itu, keunikan lainnya terletak pada muatan nilai-nilai simbolis berupa makanan khas Barat dan Timur, masa lalu dan masa kini, serta memberikan pemaknaan ulang terhadap makna ‘kampung halaman’ melalui sastra anak.
Discussion about this post