Kamis, 16/10/25 | 11:57 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI ARTIKEL

Memaknai Ulang Istilah ‘Kampung Halaman’ dalam Novel Apfelkuchen und Baklava

Minggu, 28/4/24 | 10:49 WIB

Dalam Apfelkuchen und Baklava, kehidupan Leila, ibunya, dan kedua kakaknya jauh lebih baik ketimbang di Suriah. Doch hier fallen keine Bomben, denkt sie. Hier ist es still. Hier … ist es sicher. Und das ist gut! (Rohmann, 2016, hlm. 19) – disini tidak ada bom. Disini tenang, aman. Dan ini menyenangkan! Meskipun begitu, Leila tetap merasakan ada sesuatu yang hilang. Kerinduannya terhadap ayah dan neneknya yang masih berada di Suriah tidak terbendung lagi. Terlebih sejak ia kehilangan biji kenarinya itu. Ia pun makin merasa tercerabut dengan satu-satunya benda yang menghubungkannya dengan kampung halamannya, dan orang-orang yang ditinggalkannya.

Siapa sangka, orang yang paling dapat memahami situasi Leila mewujud dalam sosok Getrud, alias nenek Max. Tokoh Getrud ternyata pernah menjadi seorang Fluchtlinge di masa kecilnya. Perang Dunia II mengakibatkan wilayah Pommerania, sebuah kota yang terletak di Jerman bagian utara terbelah menjadi dua. Sebagian menjadi wilayah Jerman, sebagian lagi menjadi wilayah negara Polandia. Di Pomerania terdapat kota kecil bernama Juchowo yang merupakan asal usul dari nenek Getrud. Ia bersama ibu dan adik perempuannya harus mengungsi ke Jerman meninggalkan ayah, kakek dan neneknya. Pekerjaan ayah Getrud sebagai seorang tentara membuatnya memilih untuk menetap di Juchowo. “Sie wollten eher sterben als Juchow zu verlassen” (Rohmann, 2016, hlm. 125) – “mereka lebih memilih mati, ketimbang meninggalkan Juchowo”.

Situasi perang menyebabkan timbulnya perselisihan di antara keluarga Getrud, “meine Mutter hat sehr laut mit ihnen gestritten” (Rohmann, 2016, hlm. 125) – “ibuku dulu sering bertengkar hebat dengan mereka”. Perpisahan tidak dapat dihindari, pada akhirnya ayah dan kakek-nenek Getrud harus merelakan ketiganya pergi meninggalkan Juchowo. Sebagai kenang-kenangan, nenek Getrud memberikan kenang-kenangan berupa sebuah resep kue lebkuchen, sebuah kue jahe khas Jerman yang dihidangkan saat natal. Max sudah sering diceritakan mengenai resep kue lebkuchen, namun ia baru mengetahui asal usul neneknya ketika tidak sengaja menguping pembicaraan Getrud dengan Leila.

Tokoh Leila dan Getrud memiliki persamaan, yaitu sama-sama merupakan sosok yang melakukan pelarian diri dari kampung halaman dan mencari suaka di Jerman. Gertud dapat memahami perasaan Leila karena keduanya sama-sama memiliki satu hal yang dapat menghubungkan mereka terhadap kampung halaman mereka. Biji kenari dan resep kue jahe memiliki makna simbolis, yaitu masa lalu, termasuk kampung halaman dan orang-orang yang mereka tinggalkan. Hilangnya biji kenari Leila dimaknai sebagai perpisahan terhadap masa lalu, sekaligus kerinduan terhadap kampung halamannya. Tokoh Getrud sudah sering membuatkan kue jahe dan menceritakan tentang resep kue jahe itu, menandakan upayanya untuk terus mengingat kampung halaman, sekaligus bentuk penerimaan nenek Max terhadap kehidupannya di masa sekarang.

BACAJUGA

Aspek Pemahaman Antarbudaya pada Sastra Anak

Kecerdikan Kancil dalam Fabel Indonesia dan Melayu: Analisis Sastra Bandingan

Minggu, 21/9/25 | 14:12 WIB
Aspek Pemahaman Antarbudaya pada Sastra Anak

Ekokritik pada Fabel Ginting und Ganteng (2020) Karya Regina Frey dan Petra Rappo

Minggu, 22/6/25 | 13:12 WIB
Halaman 2 dari 3
Prev123Next
Tags: #Andina Meutia Hawa
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Perbedaan Awalan ber- dan me-

Berita Sesudah

Obrolan Perempuan Tidak Selalu Merumpi

Berita Terkait

Jejak Peranakan Tionghoa dalam Sastra Indonesia

Jejak Peranakan Tionghoa dalam Sastra Indonesia

Minggu, 12/10/25 | 12:34 WIB

Oleh: Hasbi Witir (Mahasiswa Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas) Banyak dari kita mungkin beranggapan bahwa sejarah sastra Indonesia modern dimulai...

Makna Dibalik Puisi “Harapan” Karya Sapardi Tinjauan Semiotika

Makna Dibalik Puisi “Harapan” Karya Sapardi Tinjauan Semiotika

Minggu, 12/10/25 | 11:30 WIB

Oleh: Muhammad Zakwan Rizaldi (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas dan Anggota UKMF Labor Penulisan Kreatif)          ...

Puisi-puisi Ronaldi Noor dan Ulasannya oleh Ragdi F. Daye

Puisi Luka Gaza dalam “Gaza Tak Pernah Sunyi” Karya Hardi

Minggu, 05/10/25 | 23:48 WIB

Oleh: Ragdy F. Daye (Penulis dan  Sastrawan Sumatera Barat)   Kota ini bukan kota lagi. Ia museum luka yang terus...

Menyibak Sejarah melalui Manuskrip Surau Baru Pauh

Menyibak Sejarah melalui Manuskrip Surau Baru Pauh

Minggu, 05/10/25 | 23:29 WIB

Oleh: Febby Gusmelyyana (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)   Pada Jumat, 29 Agustus 2025, pukul 13.30...

Pandangan Khalil Gibran tentang Musik sebagai Bahasa Rohani

Konflik pada Cerpen “Pak Menteri Mau Datang” Karya A.A. Navis

Minggu, 05/10/25 | 23:11 WIB

Oleh: Faathir Tora Ugraha (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia Universitas Andalas)   Ali Akbar Navis atau lebih dikenal A.A. Navis adalah...

Sastra Bandingan: Kerinduan yang Tak Bertepi di Antara Dua Puisi

Sastra Anak, Pondasi Psikologis Perkembangan Kognitif Anak

Minggu, 28/9/25 | 15:19 WIB

Oleh: Dara Suci Rezki Efendi (Mahasiswi Prodi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas)   Setiap karya sastra pasti memiliki pembacanya masing-masing,...

Berita Sesudah
Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Obrolan Perempuan Tidak Selalu Merumpi

Discussion about this post

POPULER

  • Walikota Padang Fadly Amran bersama Anggota DPRD Kota Padang Iswanto Kwara saat meninjau rehabilitasi saluran drainase dipadang pasir, Rabu (8/10). (Foto: Ist)

    Walikota Apresiasi Anggota DPRD Kota Padang Iswanto Kwara Dalam Rehabilitasi Saluran Drainase di Padang Pasir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Walikota Padang Persiapkan Tenaga Kesehatan Untuk Ke Jerman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kemenlu RI Dukung Kota Padang Kerjasama Dengan Hildesheim Jerman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyicil dari Hasil Arisan, Ketuk Pintu Baitullah hingga Lahirkan Warisan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbar Tawarkan Potensi Investasi kepada Delegasi Bisnis India di Medan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kata Penghubung dan, serta, dan Tanda Baca Koma (,)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024