Rabu, 15/10/25 | 12:58 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI ARTIKEL

Bobo Teman Masa Kecil: Edisi 50 Tahun

Minggu, 12/11/23 | 08:02 WIB

Oleh: Rizky Amelya Furqan
(Dosen Prodi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas)

 

“Cerpen dan dongeng dalam Majalah Bobo yang dulu pernah ada begitu melekat dalam ingatan dan begitu dirindukan untuk hadir kembali. Rasa-rasanya dunia saat ini membutuhkan imajinasi kanak-kanak untuk membantu kita kembali melihat indahnya dunia dan kehidupan di sekitar kita” (Cerpen dan Dongen Bobo Edisi Koleksi Terbatas 50 Tahun)

BACAJUGA

Skizofrenia antara Bahasa dan Realitas

Skizofrenia antara Bahasa dan Realitas

Minggu, 14/9/25 | 15:33 WIB
Memori Kolektif Warisan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto

Memori Kolektif Warisan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto

Minggu, 06/10/24 | 06:53 WIB

Generasi 80-an akhir, 90-an, 2000-an awal sepertinya sangat dekat dengan Majalah Bobo karena menjadi media untuk mulai membaca sehingga menunggu kehadiran Majalah Bobo terbaru setiap minggunya. Dalam rangka memperingati 50 tahun kehadiran Majalah Bobo dari tahun 1973 sampai saat ini tahun 2023, Majalah Bobo mengeluarkan dua sepesial edisi. Sepesial edisi yang pertama adalah 50+ Cerita Terbaik Sepanjang Masa dan edisi kedua adalah Cerpen dan Dongeng Terbaik Sepanjang Masa. Kedua edisi ini diterbitkan pada bulan yang berbeda sehingga menarik perhatian pembaca Majalah Bobo dulu. Pembaca yang saat ini sudah dewasa dan bahkan memiliki anak ingin mengenalkan kembali pada anak mereka atau sekedar bernostalgia kenangan masa kecil mereka.

Majalah yang memiliki semboyan belajar sambil bermain ini sudah terbit semenjak tahun 1973. Majalah Bobo merupakan versi Indonesia dari majalah serupa di Belanda yang sudah melakukan penyesuaian terhadap isi dengan pembaca di Indonesia. Majalah ini juga memiliki dua versi, pertama dengan pangsa pasar anak sekolah dasar dan yang kedua untuk anak prasekolah hingga taman kanak-kanak. Penerbitan kedua versi ini sudah berlangsung dari Bulan April tahun 2002 hingga Desember 2022) yang terbit dua minggu sekali setiap hari Rabu oleh Kelompok Kompas Gramedia.

50 Cerita Terbaik Sepanjang Masa yang menjadi edisi pertama dalam rangka 50 tahun Majalah Bobo dibuka dengan Silsilah Keluarga Bobo (Keluarga Emak). Hal ini sepertinya dilakukan untuk mengingatkan kembali kepada pembaca lama atau memperkenalkan siapa saja tokoh yang ada di Majalah Bobo kepada pembaca baru. Tidak hanya silsilah, pada halaman 4 dan 5 juga dijelaskan bagaimana sejarah kehadiran Majalah Bobo, mulai dari yang belum berwarna pada tahun 1973 dan penjelasan bahwa cikal bakal majalah ini adalah halaman anak-anak di Harian Kompas atas prakarsa Bapak P.K. Ojong bersama Bapak Jakob Oetama. Dengan demikian, baik pembaca baru ataupun lama, akan merasa dekat dengan cerita-cerita yang ada di dalam majalah ini.

Dalam majalah ini terdapat beberapa cerita tentang Keluarga Bobo, di antaranya adalah Permadani Baru yang bercerita tentang Emak dan Bobo yang membetangkan permadani baru di rumah, tetapi karena permadani tersebut bermotif bunga, adik Bobo, yang bernama Upik menyiram bunga di permadani tersebut dengan anggapan kalau bunga di permadani tersebut akan tumbuh. Cerita selanjutnya berjudul Bibi Titi Teliti yang bercerita tentang Bibi Titi Teliti yang melarang Bobo dan Coreng bermain bola. Namun, ketika Bibi Titi Teliti mau pergi keluar dengan membawa teko dan genangan air membuatnya terjatuh, tetapi tekonya bisa diselamatkan karena Bobo menangkapnya seperti penjaga gawang.

Cerita Keluarga Bobo selanjutnya yang ada dalam edisi spesial ini adalah Mainan Upik yang menceritakan tentang Bobo, Coreng, dan Upik yang membersihkan mainan, tetapi boneka per Upik tidak sempat disimpan di dalam lemari dan disimpan di senderan kursi Bapak. Bapak yang baru pulang duduk di kursi terbut dan boneka per Upik keluar sehingga mengagetkan bapak dan Upik meminta maaf. Kemudian, ada delapan cerita lainnya tentang Keluarga Bobo.

Tidak hanya cerita tentang Keluarga Bobo, tetapi juga ada Cerita dari Negeri Dongeng yang dulu juga sangat dicintai oleh penikmat Majalah Bobo. Tokoh yang ada dalam cerita ini adalah Peri Nirmala, Oki, Ratu Bidadari, Pipiyot, Pak Tobi, dan Pak Dobleh. Dahulu banyak anak pembaca Bobo berkhayal menjadi Peri Nirmala, peri hutan yang cantik, pandai, dan baik hati atau menjadi atau menjadi Oki kurcaci laki-laki yang cerdik dan kadang ceroboh dengan kostum hijaunya.

Dalam majalah ini ada Sepuluh Cerita dari Negeri Dongeng, di antaranya ada Naik Capung, Oki Iseng, Boneka Penari, dan lain-lain. Cerita lain yang ada dalam majalah ini yang juga menarik perhatian anak-anak adalah si gajah kecil yang lucu, Bona Gajah Kecil Berbelalai Panjang. Bona yang diceritakan berasal dari Planet Elephanoks memiliki belalai yang ajaib karena bisa membentuk apa pun dan bisa menjadi panjang sekali sehingga bisa menolong banyak orang. Ada 14 cerita tentang Bona, di antaranya adalah Lomba Membawa Kue, Patung Totem, Menolong Anak Bebek, dan lain-lain.

Dalam majalah yang sudah berusia 50 tahun ini tidak hanya memuat cerita bergambar, tetapi juga komik, di antaranya adalah komik Deni Manusia Ikan, Pak Janggut, dan Si Sirik. Cerita Pak Janggut juga banyak menarik perhatian anak-anak. Pak Janggut merupakan karakter yang dibuat oleh Piet Wijn dan Thom Roep yang ada dalam komik asal Belanda yang kemudian diterbitkan dalam bentuk sisipan di Majalah Bobo mulai tahun 90-an. Tokoh Pak Janggut digambarkan bertumbuh pendek kekar, berambut dan berjanggut putih yang selalu menjadi tokoh penyelamat dalam setiap petualangannya.

Setelah edisi Cerita Terbaik Sepanjang Masa menarik antusias banyak orang, Tim Bobo kemudian mengedarkan edisi Cerpen dan Dongeng Terbaik Sepanjang Masa. Dalam edisi ini ada 23 dongeng dan 27 cerita pendek. Dongeng dan cerpen yang ada dalam edisi ini mulai dari yang pernah diterbitkan tahun 1986—2003. Cerita ini juga ditulis oleh beberapa penulis, di antaranya ada Vanda Parengkuan, Ny. Widya Suwarna, Lena D., dan lain-lain. Cerpen dan dongeng ini memang ditujukan pada anak-anak yang sudah bisa membaca karena gambarnya sudah tidak sebanyak pada cerita Keluarga Bobo, Ina, Pak Janggut, dan lainnya. Cerita yang diangkat dalam Majalah Bobo memang cerita-cerita sederhana yang dekat dengan kehidupan anak-anak.

Kehadiran dua edisi Majalah Bobo ini dengan beberapa cerita di atas mengingatkan kembali beberapa generasi lalu terhadap masa kecil yang dulu suka berburu Majalah Bobo setiap kali ke pasar ataupun toko buku. Hal utama yang dicari selain berbelanja mainan adalah Majalah Bobo. Berpacu dengan teman-teman lain untuk mengoleksi Majalah Bobo terbanyak adalah kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri kala itu. Kehadiran edisi 50 tahun ini semoga dapat kembali menarik perhatian orang tua untuk mengenalkan membaca pada anak-anak walaupun saat ini anak-anak lebih dekat dengan YouTube, seperti menonton Upin Ipin dan Coco Melon.

Majalah Bobo hingga saat ini masih terus berkembang dan mengikuti perkembangan zaman. Pada edisi Cerita Terbaik Sepanjang Masa dalam rangka 50 tahun Bobo diberikan ruang untuk akses gratis ­e-megazine dari Grid Network dan akses Bobo.id+ bebas iklan dengan mencantumkan QR code pada laman awal Majalah Bobo. Selain itu, juga sudah ada laman Majalah Bobo dapat diakses pada https://bobo.grid.id. Dalam laman tersebut ada beberapa bagian di antaranya cerita, sains, sejarah dan budaya, kretaif, info bobo, dan pelajaran. Laman ini dapat diakses secara gratis. Banyaknya media-media membaca yang dapat diberikan pada anak diharapkan dapat meningkatkan literasi membaca pada generasi penerus bangsa karena keinginan atau kebiasaan membaca harus ditanamkan sedari dini.

Tags: #Rizky Amelya Furqan
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Perempuan dan Kisah Tak Sampai pada “Gadis Kretek”

Berita Sesudah

Cerita dari Langkah Kaki Pengguna Sepatu Kets

Berita Terkait

Jejak Peranakan Tionghoa dalam Sastra Indonesia

Jejak Peranakan Tionghoa dalam Sastra Indonesia

Minggu, 12/10/25 | 12:34 WIB

Oleh: Hasbi Witir (Mahasiswa Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas) Banyak dari kita mungkin beranggapan bahwa sejarah sastra Indonesia modern dimulai...

Makna Dibalik Puisi “Harapan” Karya Sapardi Tinjauan Semiotika

Makna Dibalik Puisi “Harapan” Karya Sapardi Tinjauan Semiotika

Minggu, 12/10/25 | 11:30 WIB

Oleh: Muhammad Zakwan Rizaldi (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas dan Anggota UKMF Labor Penulisan Kreatif)          ...

Puisi-puisi Ronaldi Noor dan Ulasannya oleh Ragdi F. Daye

Puisi Luka Gaza dalam “Gaza Tak Pernah Sunyi” Karya Hardi

Minggu, 05/10/25 | 23:48 WIB

Oleh: Ragdy F. Daye (Penulis dan  Sastrawan Sumatera Barat)   Kota ini bukan kota lagi. Ia museum luka yang terus...

Menyibak Sejarah melalui Manuskrip Surau Baru Pauh

Menyibak Sejarah melalui Manuskrip Surau Baru Pauh

Minggu, 05/10/25 | 23:29 WIB

Oleh: Febby Gusmelyyana (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)   Pada Jumat, 29 Agustus 2025, pukul 13.30...

Pandangan Khalil Gibran tentang Musik sebagai Bahasa Rohani

Konflik pada Cerpen “Pak Menteri Mau Datang” Karya A.A. Navis

Minggu, 05/10/25 | 23:11 WIB

Oleh: Faathir Tora Ugraha (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia Universitas Andalas)   Ali Akbar Navis atau lebih dikenal A.A. Navis adalah...

Sastra Bandingan: Kerinduan yang Tak Bertepi di Antara Dua Puisi

Sastra Anak, Pondasi Psikologis Perkembangan Kognitif Anak

Minggu, 28/9/25 | 15:19 WIB

Oleh: Dara Suci Rezki Efendi (Mahasiswi Prodi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas)   Setiap karya sastra pasti memiliki pembacanya masing-masing,...

Berita Sesudah
Satu Tikungan Lagi

Cerita dari Langkah Kaki Pengguna Sepatu Kets

Discussion about this post

POPULER

  • Walikota Padang Fadly Amran bersama Anggota DPRD Kota Padang Iswanto Kwara saat meninjau rehabilitasi saluran drainase dipadang pasir, Rabu (8/10). (Foto: Ist)

    Walikota Apresiasi Anggota DPRD Kota Padang Iswanto Kwara Dalam Rehabilitasi Saluran Drainase di Padang Pasir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kolaborasi Legislator PKB Hadirkan Listrik untuk 584 KK di Sijunjung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemprov Sumbar Gelar “Road to Aksi Bela Palestina” Bareng Wali Band

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Kata “bapak” dan “ibu” Harus Ditulis dalam Huruf Kapital ?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbar Buka Lebar Pintu Investasi Energi Hijau, Mahyeldi: “Potensi Kita Luar Biasa, Tapi Pemanfaatannya Masih Kecil”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penggunaan Kata Penghubung “tetapi” dan “sedangkan”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024