Senin, 01/12/25 | 17:59 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home Unes

Benda Serbaguna Itu adalah Gantungan Kunci

Minggu, 01/10/23 | 12:14 WIB

Salman Herbowo
(Kolumnis Rubrik Renyah)

 

Gantungan kunci boleh dibilang menjadi benda penting. Ia akan menjadi paduan yang klop saat dipasangkan ke kunci atau tas. Tidak hanya menambah nilai keindahan tapi juga bermanfaat demi keselamatan. Gantungan kunci dapat pula dimasukan dalam kategori suvenir. Tidak berlebihan pula kalau gantungan kunci dapat menjadi benda serbaguna.

Sebagai suvenir, saya kira gantungan kunci menjadi pilihan favorit. Hal itu disebabkan beberapa keunggulan yang menjadikannya populer di kalangan wisatawan. Paling tidak ada beberapa alasan yang menjadikannya populer, seperti ukuran yang kecil dan ringan (mudah dibawa), harga terjangkau, beragam desain, dan terpenting menggambarkan identitas lokal daerah tertentu (biasanya daerah tempat gantungan kunci tersebut dijual). Tentu saja masih banyak alasan lainnya.

BACAJUGA

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Hujan yang Merawat Diam

Minggu, 23/11/25 | 19:52 WIB
Lagu yang Tak Selesai-selesai

Tentang Usaha yang Tidak Terlihat

Minggu, 09/11/25 | 20:13 WIB

Jika mau dikerucutkan alasan-alasan tersebut, saya menyimpulkan ada dua alasan kuat menjadikan gantungan kunci sebagai suvenir paling dicari, yaitu ukuran dan identitas lokal. Ukuran kecil menjadikannya mudah dibawa dan tidak memerlukan ruang banyak untuk menyimpannya. Hal ini tentu saja menguntungkan si pembeli. Sedangkan desainnya yang menggambarkan identitas lokal mencerminkan identitas budaya atau geografis dari tempat yang dikunjungi.

Saya yakin gantungan kunci menjadi benda paling banyak dijadikan cenderamata. Hal ini dapat dibuktikan dengan sering kita temui desain gantungan kunci mencirikan identitas budaya atau geografis suatu daerah. Paling tidak, saya pernah melihat gantungan kunci miniatur Jam Gadang, Borobudur, Prambanan, Monas, patung Merlion, dan menara Petronas. Tentu masih banyak lagi lainnya.

Benda kecil ini juga memiliki dampak besar saat disatukan dengan kunci, entah itu kunci rumah, lemari, atau kendaraan. Bagi saya kunci kendaraan selalu menggunakan gantungan kunci. Bermacam kegunaanya, mulai dari sebagai pembeda kunci hingga wadah untuk menggantungkannya. Kunci kendaraan terutama roda dua kebanyakan memiliki bentuk yang sama, gantungan kuncilah yang menjadi pembeda.

Pada suatu momen, saya hampir terlambat dikarenakan susah untuk membuka kunci motor. Hal itu dikarenakan salah mengambil kunci motor. Jenis motor dari pabrikan membuat model kuncinya pun sama. Malangnya ketiga motor tersebut tidak menggunakan gantungan kunci, tentu membuat bingung untuk memilihnya. Akhirnya sebagai pembeda saya memberikan gantungan kunci dengan desain yang berbeda. Paling tidak cara ini cukup ampuh, tentu membuat waktu lebih efektif dan efesien.

Menariknya, saya melihat salah satu video pendek tentang gantungan kunci yang memiliki teknologi canggih di youtube. Ternyata di gantungan kunci itu terdapat alat pelacak atau gps. Jika gantungan kunci itu dipadukan dengan kunci kendaraan tentu lebih bagus. Terkadang kunci kendaraan menjadi benda yang sulit ditemukan ketika hendak diperlukan. Dengan adanya teknologi gps menjadi mudah untuk mencarinya.  Dengan begitu, benda kecil ini banyak memberikan manfaat dengan keunikan dan keindahannya.

Tags: #Salman Herbowo
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Cerpen “Senja di Mata Mona” Karya Muttaqin Kholis Ali dan Ulasannya oleh M. Adioska, M.Pd.

Berita Sesudah

Perbedaan Kata Toksik dan Virulen

Berita Terkait

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Hujan yang Merawat Diam

Minggu, 23/11/25 | 19:52 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Hujan selalu punya cara sederhana untuk membuat saya berhenti sejenak. Di antara rintik yang...

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Tentang Usaha yang Tidak Terlihat

Minggu, 09/11/25 | 20:13 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Dalam setiap pertandingan olahraga selalu ada dua kemungkinan, menang atau kalah. Dari kejauhan semuanya...

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Ketika Hasil Tak Sepenting Perjalanan

Minggu, 26/10/25 | 21:50 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Libur kuliah dahulu selalu terasa seperti lagu merdu yang menandai kebebasan. Setelah berminggu-minggu bergulat...

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Satu Lagu Untuk Pulang

Minggu, 19/10/25 | 20:11 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Minggu lalu, saya menulis tentang kebiasaan aneh tapi menyenangkan, mendengarkan satu lagu saja, berulang-ulang...

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Minggu, 12/10/25 | 19:23 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Entah mengapa, hari itu saya hanya ingin mendengarkan satu lagu. Satu lagu saja! Padahal...

Suatu Hari di Sekolah

Saat Ide Mengalir di Detik Terakhir

Minggu, 05/10/25 | 20:02 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand)   Ada satu fenomena unik yang saya kira hampir semua kita pernah...

Berita Sesudah
Perbedaan Kata Toksik dan Virulen

Perbedaan Kata Toksik dan Virulen

Discussion about this post

POPULER

  • Kantor PDAM Kota Padang.[foto : net]

    PDAM Padang Kerahkan Mobil Tangki Gratis, Krisis Air Bersih Dipastikan Tetap Terkendali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Kata “bapak” dan “ibu” Harus Ditulis dalam Huruf Kapital ?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalan Water Front City Amblas 200 Meter di Pariaman Selatan, Tanpa Rambu dan Penerangan: Warga Terancam Nyawa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jejak Sastra Melayu Klasik dalam Kehidupan Masyarakat Lampau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • DPW PKB Sumbar dan DKW Panji Bangsa Gerak Cepat Salurkan Sembako di Padang Pariaman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Walikota Padang Desak PDAM Percepat Perbaikan IPA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024