Selasa, 13/5/25 | 04:50 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI ARTIKEL

Optimalisasi Norma dalam Kelompok

Minggu, 21/5/23 | 09:36 WIB

Oleh: Riza Andesca Putra
(Dosen Departemen Pembangunan dan Bisnis Peternakan Unand &  Mahasiswa Program Doktor Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan UGM)

Di dalam kehidupan berkelompok, lumrah sekali ditemukan perselisihan antar anggota. Hal ini tidak dapat dihindari karena masing-masing individu yang ada memiliki latar belakang dan kepentingan yang berbeda sehingga tingkah laku mereka dalam kelompok pun berbeda. Tak jarang perselisihan tersebut berubah menjadi konflik dan mengganggu proses pencapaian tujuan kelompok.

Melihat kondisi itu, kelompok mesti memiliki cara yang ampuh untuk mengendalikan tingkah laku anggotanya. Salah satu cara terkuat dan paling meresap adalah melalui norma-norma. Norma merupakan aturan perilaku dan cara bertindak yang diharapkan serta telah diterima sebagai hal yang sah oleh anggota di dalam kelompok (Umstot, 1987). Dengan kata lain, norma berperan sebagai pedoman anggota dalam beraktivitas di kelompok. Burhan (2019) dalam bukunya menyampaikan, fungsi norma adalah mengatur tingkah laku masyarakat, menciptakan ketertiban serta keadilan, membantu mencapai tujuan bersama, serta menjadi dasar pemberian sanksi.

Menurut para ahli, terdapat beragam jenis norma. Namun, dari sisi bentuknya, norma dapat dibedakan ke dalam dua bentuk, yaitu norma formal dan informal. Norma formal adalah aturan atau standar perilaku yang ditetapkan secara resmi dan jelas oleh otoritas atau lembaga tertentu dalam kelompok. Norma formal biasanya tertulis dan dapat berupa peraturan, kebijakan, atau prosedur yang mengatur berbagai aspek kehidupan kelompok, seperti tugas, tanggung jawab, hak, dan kewajiban anggota. Norma formal seringkali dijelaskan dalam bentuk dokumen resmi, seperti peraturan kerja, konstitusi organisasi atau anggaran dasar/ anggaran rumah tangga hingga keputusan kelompok. Norma formal biasanya memiliki sanksi yang jelas jika dilanggar, seperti teguran, denda, atau sanksi disiplin.

BACAJUGA

Runtuhnya Kandang Open House Ayam Broiler

Gonta-ganti Kementerian: Tantangan Menghadapi Transisi

Minggu, 20/10/24 | 06:49 WIB
Runtuhnya Kandang Open House Ayam Broiler

Kunci Sukses Beternak Ayam Broiler dengan Sistem Closed House

Minggu, 29/9/24 | 09:49 WIB

Sementara itu, norma informal adalah aturan atau standar perilaku yang berkembang secara tidak resmi dalam kelompok dan didasarkan pada nilai-nilai, budaya, kebiasaan, atau interaksi antaranggota kelompok. Norma informal sering kali tidak tertulis dan berkembang melalui interaksi sosial, pengamatan, dan imitasi. Norma informal ini  bisa juga dikembangkan secara sengaja oleh kelompok dalam bentuk nilai-nilai kolektif kelompok. Contoh norma informal dalam kelompok seperti kesopanan, cara berkomunikasi, sikap saling menghormati, cara berpakaian atau yang lainnya. Pelanggaran terhadap norma informal biasanya menghasilkan respons sosial seperti cemoohan, pengucilan, atau pemutusan hubungan sosial.

Norma memainkan peran penting dalam mengendalikan tingkah laku anggota dalam kelompok. Keberadaan norma diharapkkan dapat menjadikan aktivitas kelompok berjalan tertib dan mendukung pencapaian tujuan bersama. Namun, semua itu tidak semudah membalik telapak tangan. Banyak tantangan yang ada. Banyak kelompok yang sudah memiliki norma, tetapi masih belum lancar aktivitas di dalam kelompoknya.

Ada beberapa hal yang mesti menjadi perhatian terkait norma dalam kelompok ini, di antaranya : pertama, norma mesti mengakomodir aktivitas yang ada dalam kelompok. Keberadaan norma, baik formal maupun informal, dapat memberikan panduan terhadap anggotanya dalam berkegiatan di kelompok. Panduan tersebut bisa saja detail namun tidak menutup kemungkinan digambarkan secara umum. Yang pasti adalah tidak ada satu aktivitas pun di dalam kelompok yang tidak mendapatkan arahan dari norma yang tersedia.

Kedua, norma mesti dipahami dan sebaiknya adalah konsensus anggota. Sebagai pelaksana, semua anggota harus tahu dan paham tentang norma yang berlaku di kelompoknya. Norma yang ada sebaiknya lahir dari proses interaksi dan diskusi anggota di dalam kelompok, supaya lebih merasuk ke diri masing-masing anggota. Dengan demikian para anggota merasa memiliki dan melaksanakan dengan rela sekaligus merasakan kebermanfaatan dari norma tersebut.

Ketiga, norma mesti jelas dan realistis. Sebagai panduan dalam aktivitas, bahasa yang digunakan dalam norma haruslah mudah dipahami semua anggota sehingga anggota dapat dengan mudah menginternalisasikan ke dalam tingkah lakunya di kelompok. Norma-norma yang rumit atau menggunakan istilah yang tidak umum dapat menyebabkan kebingungan dan kesalahpahaman. Selain itu, norma juga haruslah realistis dan dapat dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada dalam kelompok. Norma yang terlalu idealistik atau tidak sesuai dengan situasi aktual dapat menghambat pencapaian tujuan kelompok.

Keempat, norma mesti ditegakkan. Keberadaan norma menjadi salah satu kunci keberhasilan kelompok. Namun pelaksanaan dan komitmen menegakkan norma tersebut menjadi lebih penting. Komitmen mesti berasal dari semua unsur yang ada dalam kelompok. Jika ada anggota yang melanggar, mesti diberikan sanksi yang sesuai. Penegakkan norma dalam kelompok ini juga harus dilakukan secara adil tanpa tebang pilih.

Minimal empat hal di atas perlu dilakukan kelompok terkait norma. Jika tidak dilakukan, norma hanya menjadi pajangan dan tidak berpengaruh apa-apa terhadap keberlangsungan kelompok. Malah pada beberapa situasi, keberadaan norma dapat menjadi penghambat aktivitas dalam kelompok. Dengan memperhatikan dan mengupayakan realisasi empat hal di atas, keberadaan norma dalam kelompok dapat optimal. Dengan demikian, kelompok dapat berjalan tertib dan harmonissehingga proses mencapai tujuan bersama dilakukan dengan lebih baik.


*Artikel ini merupakan bagian keempat dari beberapa bagian lainnya tentang Sukses Mengelola Kelompok.

Tags: #kelompok#Riza Andesca Putra
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Puisi-Puisi Linda Tanjung dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Berita Sesudah

Hati-Hati dengan Netizen Indonesia

Berita Terkait

Realitas Kekuasaan Budaya Politik Elite di Indonesia

Realitas Kekuasaan Budaya Politik Elite di Indonesia

Senin, 12/5/25 | 08:22 WIB

Oleh: Muhammad Syaifuddin Aziz (Mahasiswa Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya) Kekuasaan merupakan konsep sentral dalam...

Perkembangan Hukum Islam di Era Digital

Perkembangan Hukum Islam di Era Digital

Senin, 12/5/25 | 08:12 WIB

Oleh: Nahdaturrahmi (Mahasiswa Pascasarjana Hukum Islam, Universitas Islam Negeri Sjech M.Djamil Djambek Bukittinggi) Dunia modern bergerak dengan kecepatan yang luar...

Pandangan Khalil Gibran tentang Musik sebagai Bahasa Rohani

Pandangan Khalil Gibran tentang Musik sebagai Bahasa Rohani

Minggu, 11/5/25 | 11:53 WIB

Oleh: Faathir Tora Ugraha (Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas)   Sebagai orang yang benar-benar menghargai seni sepanjang...

Antara Suspense dan Komedi dalam Novel Lupus: Iiih Syereem!

Antara Suspense dan Komedi dalam Novel Lupus: Iiih Syereem!

Minggu, 11/5/25 | 09:56 WIB

Oleh: Rosidatul Arifah (Mahasiswi Sastra Indonesia dan Anggota Labor Penulisan Kreatif LPK FIB Universitas Andalas)   Tiap-tiap manusia memiliki beragam...

Sulitnya Gen Z  Menabung di Era Digital

Sulitnya Gen Z Menabung di Era Digital

Minggu, 04/5/25 | 08:39 WIB

  Oleh: Adinda Zaleyka Az Zahra S (Mahasiswa Prodi Akuntansi dan Mahasiswa MKWK Bahasa Indonesia 32 Universitas Andalas) Di era...

Gaya Bahasa dalam Puisi “Dugaan Jawaban” karya Maryatul Kuptiah

Gaya Bahasa dalam Puisi “Dugaan Jawaban” karya Maryatul Kuptiah

Minggu, 04/5/25 | 08:31 WIB

  Oleh: Mayang Puti Ifanny (Mahasiswi Prodi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas dan Bergiat di UKMF Labor Penulisan Kreatif) Permasalahan...

Berita Sesudah
Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Hati-Hati dengan Netizen Indonesia

Discussion about this post

POPULER

  • Puisi-puisi Afny Dwi Sahira

    Puisi-puisi Afny Dwi Sahira

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perkembangan Hukum Islam di Era Digital

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Firdaus Apresiasi Semangat Gotong Royong Masyarakat Wujudkan Festival Juadah Tanpa APBD

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puisi-puisi Karya Farha Nabila dan Ulasannya Oleh Dara Layl

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Kata “bapak” dan “ibu” Harus Ditulis dalam Huruf Kapital ?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pengurus DPW PKDP Sumbar Dilantik, Firdaus : Siap Berbuat untuk Kampung Halaman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Malam Puncak Festival Juadah di Pasar Cubadak Berakhir Meriah dengan Lelang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024