Rabu, 02/7/25 | 01:28 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI KREATIKA

Puisi-puisi R.S. Mila dan Ulasannya oleh Ragdi F. Daye

Minggu, 07/5/23 | 06:12 WIB

Pahlawanku

Engkau yang sudah berjuang di medan perang
Bertumpahkan darah yang suci
Tak peduli nyawa yang sedang diincar
Ya itulah kau pahlawanku

Terima kasih pahlawanku
Hanya menjadi sukses balas budi yang bisa kukerjakan
Karena masih banyak cara yang harus dilalui
Sama seperti saat kau bertarung demi membela negara
Sehingga kami bisa hidup bebas di negara tercinta

Mari keluarkan semangat yang sama seperti para pejuang
Dengan cara belajar sungguh-sungguh
Menjadi generasi yang berprestasi di negara tercinta
Membuat Indonesia lebih berkembang
Agar bisa mengejar negara-negara lainnya

Terima kasih pahlawanku
Semoga kita bisa membuat Indonesia maju.

BACAJUGA

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 01/6/25 | 06:46 WIB
Puisi-puisi Feiruzy Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 27/4/25 | 16:31 WIB

Rindu

Hembusan angin nan kencang
Udara yang dingin
Jalanan gelap yang sepi
Aroma aspal yang khas karena hujan

Hujan bagaikan hatiku
Senyum tak pernah kutampakkan
Wajah datar yang membuat orang benci
Mata yang bengkak oleh tangisan
Kehampaan dunia tanpa kau
Tak ada yang membelaku
Aku sendirian menyimpan penderitaan ini
Selalu berhayal berada di sampingmu
Melihat senyummu nan damai
Mendengar candaan yang membuatku terbahak

Genggaman tangan yang hangat
Pelukanmu yang tak terlupakan
Aku rindu dengan kenangan manis
Tapi sekarang sudah terlambat

Maafkan aku tidak banyak membuatmu senang
Maafkan aku yang selalu meminta kepadamu.
Kini aku tersadar kau adalah pahlawanku
Pahlawan yang membuatku tersenyum
Pahlawan yang membuatku bahagia
Sekarang aku tinggal dengan seluruh kesedihan
Sampai jumpa
Suatu saat kita akan bertemu sambil bercanda gurau.

Lima Menit

Aku terperangkap
Dalam lorong waktu yang asing
Mendengar deru jam tak henti berbunyi
Ruangan ini sangat gelap
Aku berusaha kabur dari dimensi ini
Terdengar suara-suara asing yang muncul di pikiran

Mentari telah terbit
Burung berkicau merdu
Aku berlari menerobos kegelapan
Mencari pintu keluar
Pecahan kaca membuat kaki ngilu
Tetesan darah keluar laksana air

Keringat membanjiri baju
Lima menit begitu lama
Suara-suara asing berputar kembali

Lalu terdengar teriakan memanggil namaku
Aku tersadar
Rohku melayang
Tubuhku terkapar lesu di sudut ruangan
Ada yang menarik tanganku

Seketika rohku masuk kembali
Suara tak asing kini memanggil namaku
Cahaya amat terang menerobos kegelapan
Menyilaukan pandangan
Lima menit waktu yang cukup lama
Kini aku tersadar
Semua ini hanyalah memori lama
yang singgah di kepala

Lalu siapakah diriku sebenarnya?

Biodata Penulis:

R.S. MilaR.S. Mila suka membaca buku, melukis, dan menulis puisi. Sekarang masih duduk di bangku kelas VIII SMPIT Adzkia Padang.

 


Imaji Menembus Dimensi

 

Ragdi F Daye

Oleh: Ragdi F. Daye
(buku kumpulan puisinya Esok yang Selalu Kemarin, 2019)

 

Hujan bagaikan hatiku
Senyum tak pernah kutampakkan
Wajah datar yang membuat orang benci
Mata yang bengkak oleh tangisan
Kehampaan dunia tanpa kau

Karya sastra dapat menggugah hati pembaca karena pembaca merasa begitu dekat dengan karya sastra tersebut seolah merefleksikan kehidupannya. Hal ini tidaklah mengherankan karena karya sastra merupakan suatu representasi dari kehidupan manusia. Membaca karya sastra dapat menggerakkan hati pembaca atau mencerahkan pikiran pembaca. Karya sastra dihadirkan dalam ragam bahasa teks yang ditulis oleh pengarang dengan begitu hikmat sehingga tersajilah representasi suatu permasalahan pada masyarakat walau ada batas tertentu. Pembatasan hubungan sastra dan masyarakat biasanya bertolak dari frasa De Bonald bahwa “sastra adalah ungkapan perantara masyarakat” (literature is an expression of society). Karya sastra khususnya puisi tidak hanya sebagai ungkapan rasa penyair, namun dapat menjadi refleksi pikiran masyarakat (Sabrini, 2018).

Azhari (2014) mengungkapkan bahwa proses kontemplasi yang dilakukan penyair dapat membentuk ciri-ciri terhadap tema yang diambilnya. Perenungan yang dimaksud adalah proses batiniah yang dilakukan oleh penyair sebelum menciptakan sebuah karya. Proses merenung sering memunculkan ide-ide yang tak terduga dan dari hal tersebutlah muncul makna-makna yang lebih dalam dari setiap diksi yang dipakai oleh penyair dalam puisinya. Setiap makna selalu memiliki tanda-tanda yang dapat dihubungkan untuk membentuk suatu makna baru yang mencakup keseluruhan isi karya puisi tersebut. Setiap penyair biasanya mempunyai waktu-waktu tertentu yang digunakan sebagai titik kontemplasinya untuk menaruh tanda-tanda di setiap makna puisinya.

Pada edisi kali ini, Kreatika memuat tiga buah puisi karya R.S. Mila. Ketiga puisi karya siswa SMP ini berjudul “Pahlawanku”, “Rindu”, dan “Lima Menit.” Puisi pertama berisi refleksi atas perjuangan para pahlawan yang telah berkorban untuk kemerdekaan bangsa. Sebab Indonesia merupakan negara yang punya pengalaman buruk penjajahan yang dilakukan oleh negara kolonial, arti kepahlawanan cenderung dilekatkan kepada sosok-sosok pejuang yang bertempur di medan perang demi merebut kemerdekaan. Epik tersebut juga dilengkapi dengan perjuangan tokoh-tokoh intelektual bangsa yang berperang di medan diplomasi melalui negosiasi dan pertempuran gagasan di media massa dan buku-buku.

R.S. Mila menulis bagaimana cara membalas jasa-jasa pahlawan menurut pemahamannya sebagai anak sekolah: ‘Terima kasih pahlawanku/ Hanya menjadi sukses balas budi yang bisa kukerjakan/ Karena masih banyak cara yang harus dilalui/ Sama seperti saat kau bertarung demi membela negara/ Sehingga kami bisa hidup bebas di negara tercinta’. Pada zaman kemerdekaan yang telah berumur 77 tahun ini, mempertahankan kemerdekaan memang seyogyanya dilakukan dengan meningkatkan taraf kehidupan menjadi lebih baik sehingga setara dengan negara-negara lain di dunia yang telah lebih dulu maju dan sejahtera. Puisi ini memang agak kering seperti orasi pada upacara bendera, namun memiliki daya hentak yang cukup kuat mengobarkan semangat juang.

Puisi kedua terasa lebih liris dengan gejolak persona yang gundah gulana. Ada kegelisahan yang dimunculkan penulis tampak pada bait pertama yang menggambarkan suasana buruk: angin kencang, udara dingin, serta jalanan yang gelap dan sepi. Pilihan kata ini membentuk imaji tentang kesuraman dan keresahan, seperti yang diisyaratkan oleh judulnya, rindu.

Rindu biasanya datang setelah ada jarak yang memisahkan. Ada perpisahan yang menyebabkan kehilangan: ‘Genggaman tangan yang hangat/ Pelukanmu yang tak terlupakan/ Aku rindu dengan kenangan manis/ Tapi sekarang sudah terlambat.” Sebagai manusia yang dianugerahi emosi dan perasaan, kita sering diamuk oleh desakan rindu pada sesuatu yang tidak lagi ada di dekat diri; apakah itu orang tua, anak, saudara, sahabat, hewan peliharaan, makanan kesukaan, kampung halaman, atau sekadar suasana tenang yang membangkitkan kedamaian. Perasaan rindu adalah sesuatu yang alamiah.

Kehilangan dan perubahan suasana yang terjadi dapat memberi ruang bagi diri untuk berkontemplasi, melakukan perenungan atas tindakan yang dilakukan sebelumnya, bisa jadi berupa kesalahan yang menimbulkan penyesalan besar. Lumrah terjadi kita menyadari arti penting keberadaaan seseorang atau sesuatu ketika tidak lagi kita miliki, seperti yang diungkapkan larik-larik ini: ‘Kini aku tersadar kau adalah pahlawanku/ Pahlawan yang membuatku tersenyum/ Pahlawan yang membuatku bahagia/ Sekarang aku tinggal dengan seluruh kesedihan.’ Penyesalan kemudian melahirkan ekor panjang berupa kerinduan yang menyesakkan.

Puisi ketiga menunjukkan intensitas konflik yang lebih berat dalam bentuk mimpi buruk yang seperti nyata. Puisi ini jika divisualisasikan dengan rupa, warna, dan gerak yang sesuai akan meciptakan pengalaman psikologis menegangkan yang memicu panik. R.S. Mila dengan larik-larik deskriptif mengungkapkan ‘Aku terperangkap/ Dalam lorong waktu yang asing/ Mendengar deru jam tak henti berbunyi/ Ruangan ini sangat gelap/ Aku berusaha kabur dari dimensi ini/ Terdengar suara-suara asing yang muncul di pikiran.’

Bila kita mengikuti pergerakan peristiwa dari larik demi lariknya, puisi ini seperti cerita horor yang memicu adrenalin. Gambaran runtutan kejadian terasa nyata, mulai dari tubuh yang terperangkap, keinginan untuk melarikan diri, rintangan yang menghalangi, suara-suara dengung, penglihatan samar, cahaya yang menyilaukan… semua itu memvisualkan serupa pengalaman trans dan sakaratul maut.  Otak manusia mampu melahirkan imaji dari hal-hal yang tersimpan di arsip memori dan menjadikannya citra baru dengan sensasi yang mendekati nyata.

Puisi sebagai karya sastra menyediakan ruang untuk membebaskan imajinasi, menjelajah jauh menembus memori-memori yang tersimpan di alam bawah sadar dan menatanya menjadi sebuah pengalaman baru. Seperti gumpalan awan yang dialiri elektron listrik, imaji tersebut memberi efek kejut saat dibaca.[]

Catatan

Logo FLPKolom ini diasuh oleh FLP Sumatera Barat bekerja sama dengan Scientia.id. Kolom ini diperuntukkan untuk pemula agar semakin mencintai dunia sastra (cerpen dan puisi). Adapun kritik dalam kolom ini tidak mutlak merepresentasikan semua pembaca. Kirimkan cerpen atau puisimu ke karyaflpsumbar@gmail.com.

Tags: #Ragdi F. DayeR.S. Mila
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Rekam Jejak di Yogyakarta: Dari Ruang Kuliah Menikmati Sumbu Filosofis Yogyakarta

Berita Sesudah

Ucapan Selamat Lebaran

Berita Terkait

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

Minggu, 08/6/25 | 16:36 WIB

  Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara Alienasi Hidup Kita hanya seorang pelancong Yang mengembara segala tempat Lalu tinggal – termenung Di...

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 01/6/25 | 06:46 WIB

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra Gambar Diri Ini gambar diri. Aku yang berjalan tak selalu lurus, kadang tersandung bayangan sendiri, cerobohku...

Cerpen “Seberkas Titik yang Masih Tertinggal” Karya Arifah Prima Satrianingrum dan Ulasannya oleh Azwar

Cerpen “Seberkas Titik yang Masih Tertinggal” Karya Arifah Prima Satrianingrum dan Ulasannya oleh Azwar

Minggu, 25/5/25 | 09:15 WIB

Seberkas Titik yang Masih Tertinggal Cerpen Oleh: Arifah Prima Satrianingrum   Siang itu, matahari dengan terik mengambang di Padang. Ruas-ruas...

Puisi-puisi Karya Farha Nabila dan Ulasannya Oleh Dara Layl

Puisi-puisi Karya Farha Nabila dan Ulasannya Oleh Dara Layl

Minggu, 11/5/25 | 07:10 WIB

Puisi-puisi Farha Nabila   Kanak-Kanak dalam Diri Tatkala kutemukan diriku dalam relung kesepian Yang disana takkan kutemukan dengungan sumpah serapah...

Cerpen “Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat” karya Balqin Adzra dan Ulasannya oleh M. Adioska

Cerpen “Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat” karya Balqin Adzra dan Ulasannya oleh M. Adioska

Minggu, 04/5/25 | 08:40 WIB

Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat Karya: Balqin Adzra   “Silahkan mampir! Kami mempunyai mochi varian baru!” teriak sang penjual...

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 27/4/25 | 16:31 WIB

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra   Merindu Nagari Nan Jauh Tiap langkah yang menapak Meninggalkan rindu yang menjejak Risau nan gulandah memenuhi...

Berita Sesudah
Ucapan Selamat Lebaran

Ucapan Selamat Lebaran

Discussion about this post

POPULER

  • Ketua DPD Partai Golkar Sumbar terpilih, Khairunnas saat menerima dokumen persidangan. [foto : ist]

    Khairunnas Kembali Pimpin Golkar Sumbar, Terpilih Secara Aklamasi dalam Musda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jembatan Akses Utama Kampung Surau Rusak Parah, Warga: Jangan Sampai Ada Korban Jiwa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Musda Golkar Sumbar Digelar Besok, Ketua Umum Bahlil Lahadalia dan Sejumlah Tokoh Nasional Hadir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penggunaan Kata Depan “dari” dan “daripada” yang Tidak Tepat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yonnarlis Ungkap Pentingnya Sinergi dan Kolaborasi Masyarakat dan Polri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Peringatan HUT ke-79 Bhayangkara, Ketua DPRD Dharmasraya: Polri Harus jadi Pelayan Masyarakat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024