Salman Herbowo
(Kolumnis Rubrik Renyah Scientia.id)
Adakah yang lebih mengkhawatirkan dari diketahuinya sandi (password) smartphone? Begitu tanya seorang teman di sela obrolan istirahat siang. Dia serius menanyakan itu kepada saya dan rekan lainnya. Hal itu terlihat jelas dari eksperinya.
Berbagai macam jawaban kami berikan. Mulai dari sandi kartu ATM, laptop, sampai juga sandi bahasa kalbu dengan yang terkasih. Tanpa disadari ada jawaban yang jadi bahan guyonan. Curcol alias curhat colongan, begitu kami menyebutnya untuk jawaban terakhir.
Di balik riuhnya ketawa kami, justru yang bertanya itu malah terdiam dan tertunduk lesu. Apa gerangan yang terjadi? Tidak seperti biasanya, si yang paling ceria sekarang diam tanpa kata. Tentu ini di luar kebiasaan dan perlu dipertanyakan.
Saya pun memberanikan diri untuk bertanya, paling tidak menghilangkan rasa penasaran. Mendengar jawabannya, kami pun kaget dan turut prihatin. Rupanya dia lagi mendapat musibah karena sandi smartphone miliknya kebobolan.
Baginya membuat sandi smartphone dengan rumit tentu menjadi persoalan tersendiri pula. Takut sulit untuk mengulangnya atau terjadi kesalahan berulang kali. Jika begitu, dampaknya juga semakin rumit. Paling ringan dengan menunggu beberapa menit agar dapat akses masuk kembali.
Yang menyedihkan itu bukan kebobolan sandi smartphone, melainkan adanya pembajakan akun media sosial (medsos). Memang pangkal permasalahan adalah sandi smartphone yang terlalu gampang. Dengan begitu orang akan mudah untuk mengingat dan meretasnya.
Namun, ia cepat sadar kalau salah satu akun media sosialnya sudah dibajak. Hal itu ia ketahui dari rekan yang mengirimkan direct message. Kaget bercampur heran, ketika pesan itu menanyakan perihal postingan baru tersebut.
Entah itu postigan apa, saya dan rekan yang ada di hadapannya belum sempat melihat. Ia dengan segera menghapus postingan itu dan mengganti sandi smartphone. Apakah sandi akun media sosial diganti juga? Tanya seorang rekan yang penasaran.
Dia hanya menggelengkan kepala. Mungkin saja akun media sosial miliknya aman. Ia, saya, mungkin juga sebagian pengguna smartphone jarang memerlukan sandi akses masuk ke akun media sosial.
Hal itu menjadi kebiasaan pengguna smartphone. Mungkin sebagian penggunanya jarang yang melakukan login setiap kali masuk ke akun media sosial. Agar lebih mudah dan praktis, begitu keinginannya. Teknologi diciptakan untuk memudahkan urusan, termasuk untuk mengakses media sosial.
Berbeda ceritanya jika itu berada di tangan jahil, bisa jadi malu dan memilukan. Tidak jarang pembajakan akun media sosial bermula dari smartphone yang tertinggal atau dicuri dengan tingkat sandi yang lemah. Jika akses masuk ke smartphone berhasil, akan mudah mengakses akun media sosial yang ada di dalamnya.
Apalagi jika mampu juga untuk mengakses akun mobile banking, tentu ini sangat berbahaya. Sudah sepatutnya kita waspada akan hal itu. Pengalaman teman itu pun jadi pelajaran berharga bagi kami.
Begitu pentingnya untuk menjaga kerahasian sandi. Tidak hanya itu, membuat sandi yang rumit dan kuat pun perlu untuk dipertimbangkan. Namun begitu, cukup sandi saja yang rumit, bukan hubungan dan perteman kita.
Discussion about this post