Lastry Monika
(Kolumnis Rubrik Renyah Scientia.id)
Mengapa orang-orang berada di ruang tunggu? Mengapa pula mereka mau berlama-lama di ruang tunggu? Sebab, mereka memiliki tujuan yang pasti. Di ruang tunggu seperti rumah sakit dan bank, setidaknya setiap pengunjung memiliki nomor antrian. Mereka dapat dipastikan cepat atau lambat akan sampai pada nomor antrian masing-masing. Lalu, bagaimana dengan ruang tunggu tanpa antrian? Di ruang tunggu yang seperti ini mereka memang tidak memegang selembar kertas berisi angka antrian, tetapi mereka memiliki janji dan jadwal.
Ketika seseorang hendak bertemu pimpinan suatu institusi, ia akan diarahkan ke ruang tunggu dan menunggu jadwal bertemu sesuai janji yang telah disepakati jauh-jauh hari. Begitu pula orang-orang yang berada di ruang tunggu bandara. Mereka menunggu jadwal keberangkatan pesawat yang telah ditentukan. Jikapun ada keterlambatan oleh suatu sebab, penumpang akan diberitahu rentang keterlambatan, apakah 30 menit, 45 menit, 1 jam, dan sebagainya.
Rupanya, di ruang tunggu orang-orang menunggu suatu hal yang pasti. Mereka akan meninggalkan ruang ketika kepastian itu mereka dapatkan. Ruang tunggu adalah jembatan bagi orang-orang menuju kepastian. Dapat dipastikan pula, ruang tunggu menghindari orang-orang dari kesia-siaan.
Dalam kehidupan, setiap orang berkemungkinan menempati ruang tunggu dan berpindah-pindah dari ruang yang satu ke ruang yang lainnya. Bedanya di ruang tunggu versi ini, orang-orang tidak selalu menunggu hal yang pasti. Bisa jadi pula, aktivitas menunggu di ruang tunggu ini berujung sia-sia.
Kita bisa menyediakan ruang tunggu untuk orang lain sekaligus disediakan pula oleh orang lain. Ketika kita menyediakan ruang itu, kita pulalah penentu kepastian yang akan diberikan. Sebaiknya, kita tidak memberi pengharapan kosong pada orang yang kita persilakan menunggu. Bila kepastian itu tidak mampu kita berikan, alangkah lebih baik mempersilakan orang tersebut keluar dari ruang tunggu kita. Barangkali, ia perlu menuju ruang tunggu lain yang lebih bisa memberi hal-hal pasti.
Begitupun bila kita terjebak di ruang tunggu orang lain yang tidak tentu bermuara di mana. Sangat tidak mungkin bila hanya menunggu dan menunggu tanpa kejelasan. Bagaimanapun, sesuatu yang dicari adalah sesuatu yang pasti. Bila yang bernama pasti itu tidak ada, barangkali kita perlu berpindah ke ruang tunggu lain yang lebih pasti antara hulu, hilir, dan muaranya.
Discussion about this post