Rabu, 03/12/25 | 03:17 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI RENYAH

Sisi Gelap Pembaca Buku

Minggu, 09/10/22 | 10:15 WIB

Lastry Monika
(Kolumnis Rubrik Renyah Scientia.id)

 

Suatu kali ketika memilih buku di perpustakaan, saya melihat salah seorang teman menyelundupkan buku ke dalam kaosnya. Ketika saya menegurnya, ia hanya cengengesan sambil berkata, “Daripada nggak ada yang baca”. Saya diam saja. Sebenarnya, sih, sambil berpikir untuk melakukan hal yang sama. Loh, kok? Ketika itu saya turut membenarkan perkataannya.

Terlebih sebelum pergi ia berkata, “Buku ini buku bagus, tapi sudah berdebu karena nggak ada yang minjam, nggak ada yang baca”. Saya tidak tahu sebagus apa buku yang ia selundupkan. Di rak buku di hadapan saya, juga ada buku yang menurut saya amat bagus. Dan masih terpikir pula oleh saya untuk  menyelundupkannya juga.

BACAJUGA

Suatu Hari di Sekolah

Saat Ide Mengalir di Detik Terakhir

Minggu, 05/10/25 | 20:02 WIB
Suatu Hari di Sekolah

Antara Deadline dan Bedcover

Minggu, 14/9/25 | 18:56 WIB

Untungnya hal itu tidak jadi saya lakukan. Buku yang menurut saya amat bagus itu tidak hanya boleh saya baca sendiri. Buku itu juga harus dibaca peminjam dan pembaca lain.

Menyelundupkan buku dari perpustakaan barangkali bisa dikategorikan sebagai salah satu sisi gelap pembaca buku. Boleh setuju boleh tidak. Padahal, selain meminjam, memperpanjang masa pinjaman juga diperbolehkan.

Selain tindakan seperti di atas, ada sisi gelap pembaca buku lainnya yang perlu dijabarkan sebab perbuatan itu sebetulnya cukup menjengkelkan bahkan dapat merugikan pembaca lain. Misalnya, pembaca yang suka meminjam tapi tidak dengan mengembalikan.

Transaksi pinjam-meminjam seperti ini biasanya dilakukan antarteman. Seseorang mungkin saja menyisihkan uang jajan dan menabungnya untuk membeli buku kesukaan, tetapi ketika dipinjam malah tidak dikembalikan. Mungkin ada baiknya memilih bertukar buku daripada meminjamkannya begitu saja.

Sisi gelap lainnya dari jenis pembaca buku yang suka meminjam ini adalah meminjam tapi tak menjaga buku yang dipinjam. Suatu kali, seorang teman pernah meminjam beberapa buku saya.

Selain menagihnya juga agak susah, ketika ia kembalikan, buku-buku saya malah dalam keadaan lecek dan lembab. Haduh, ingin rasanya menimpuki kepalanya dengan buku, tapi nanti buku saya malah makin lecek.

Tidak hanya itu saja, sebenarnya masih banyak sisi gelap pembaca buku. Contoh lainnya, ketika pembaca buku minta dibelikan buku. Kalau hanya sesekali, tidak apa-apa, tetapi ini malah terus-terusan.

Entah karena apes atau memang naif, saya pernah dimintai seorang teman untuk dibelikan dan dikirimkan buku. Kalau hanya satu, mungkin saya tidak keberatan, tetapi teman itu malah meminta sepuluh buku. Haduh, mending saya beli untuk diri sendiri, bestie!

Terakhir, juga ada sisi gelap pembaca buku yang sulit dimaafkan, yaitu meremehkan bacaan orang lain. Istilah populernya book shaming. Mungkin memang karena faktor ketidakberuntungan, saya juga pernah bertemu seseorang yang seperti ini. “Kok baca buku Anu, baca buku Ono dong, biar berisi!”

Padahal nih ya, ada hal positif lain yang bisa dilakukan ketimbang meremehkan bacaan orang lain. Pertama, merekomendasikan seseorang buku lain tanpa membuatnya tersinggung. “Oh, kamu suka buku Anu, ya? Kayaknya kamu juga harus baca buku Ono, deh. Menurutku kamu juga bakal suka!” Nah, kalau bahasanya begitu kan enak.

Selain merekomendasikan buku, hal lain yang bisa dilakukan ialah menghadiahi seseorang buku. Duh, buat saya sih ini hal paling menyenangkan, ya. Mendapat hadiah buku. Hal lainnya yang bisa dilakukan dibanding meremehkan bacaan orang lain adalah mengajak seseorang kencan buku, entah itu di perpustakaan atau toko buku.

Bila melakukan hal terakhir ini, seseorang bisa mendapatkan banyak manfaat, selain dapat menutrisi otak, hal ini juga dapat menutrisi hati. Itu pun dengan catatan kalau kencannya berlangsung lancar, loh ya!

Tags: #Lastry Monica
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Bunyi-bunyi Bahasa Indonesia

Berita Sesudah

Mise En Scene dalam Film-film Indonesia 2022

Berita Terkait

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Hujan yang Merawat Diam

Minggu, 23/11/25 | 19:52 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Hujan selalu punya cara sederhana untuk membuat saya berhenti sejenak. Di antara rintik yang...

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Tentang Usaha yang Tidak Terlihat

Minggu, 09/11/25 | 20:13 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Dalam setiap pertandingan olahraga selalu ada dua kemungkinan, menang atau kalah. Dari kejauhan semuanya...

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Ketika Hasil Tak Sepenting Perjalanan

Minggu, 26/10/25 | 21:50 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Libur kuliah dahulu selalu terasa seperti lagu merdu yang menandai kebebasan. Setelah berminggu-minggu bergulat...

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Satu Lagu Untuk Pulang

Minggu, 19/10/25 | 20:11 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Minggu lalu, saya menulis tentang kebiasaan aneh tapi menyenangkan, mendengarkan satu lagu saja, berulang-ulang...

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Minggu, 12/10/25 | 19:23 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Entah mengapa, hari itu saya hanya ingin mendengarkan satu lagu. Satu lagu saja! Padahal...

Suatu Hari di Sekolah

Saat Ide Mengalir di Detik Terakhir

Minggu, 05/10/25 | 20:02 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand)   Ada satu fenomena unik yang saya kira hampir semua kita pernah...

Berita Sesudah
Peran Latar Tempat dalam Perfileman Horor Indonesia

Mise En Scene dalam Film-film Indonesia 2022

Discussion about this post

POPULER

  • Afrina Hanum

    Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Helikopter Bawa Bantuan ke Daerah Terisolasi, Upaya Donizar Berbuah Hasil

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PDAM Padang Kerahkan Mobil Tangki Gratis, Krisis Air Bersih Dipastikan Tetap Terkendali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Kata “bapak” dan “ibu” Harus Ditulis dalam Huruf Kapital ?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Update Data Korban Bencana Hidrometeorologi di Sumbar: 176 Meninggal, 117 Masih Hilang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gerakan Pangan Murah Digelar di Padang, Pemerintah Redam Kenaikan Harga Pasca Bencana

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penggunaan Kata Ganti Engkau, Kau, Dia, dan Ia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024