Jumat, 29/8/25 | 04:42 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI RENYAH

Lari yang Menyedihkan

Minggu, 17/4/22 | 10:03 WIB

Salman Herbowo
(Kolumnis Rubrik Renyah Scientia.id)

Bagi saya berlari merupakan aktivitas yang mudah untuk dilakukan dan banyak memberikan manfaat bagi kesehatan. Terkadang, saya meluangkan waktu untuk lari pagi pada libur akhir pekan tentu di saat rasa malas benar-benar dapat dikendalikan. Biasanya, dalam berlari saya sangat selektif dalam memilih jalan yang dilalui agar sepatu olahraga yang digunakan tidak kumuh dan cepat lusuh. Dua puluh langkah berlari, langkah berikutnya berjalan dengan napas ngos-ngosan. Berlari kurang dari satu putaran gelanggang olahraga, letihnya pun tak tanggung-tanggung, hampir sebotol air mineral kemasan habis diminum.

Ada hal menarik yang dapat kita ulas dari kata “lari” dalam runtinitas harian. Tanpa disadari, berlari rupanya sering dilakukan dalam berbagai aktivitas, baik itu disadari maupun tidak. Bagi yang bekerja wajib mengisi daftar hadir, mungkin akan berlari menuju mesin finger print bila mendekati batas waktu. Mungkin juga saat pimpinan memanggil, tentu kita sesegera mungkin menuju ruangannya dengan mempercepat langkah kaki. Yang tak kalah hebatnya lagi saat bagian keuangan memanggi untuk menandatangani honorarium, bisa jadi akan berlari lima kali lebih cepat dari biasanya. Kira-kira begitu.

Perilaku yang menyebalkan dari aktivitas lari adalah lari dari tanggung jawab. Tentu saja banyak contoh untuk itu, misalnya kebiasaan memulai rehat lebih cepat lima puluh menit dari waktu yang telah ditetapkan alias meninggalkan kantor di jam kerja sebelum waktu rehat. Sesekali saya atau pembaca mungkin pernah melakukan hal itu, tentu dengan berbagai alasan pula. Barangkali, kita punya keperluan mendesak atau jangan-jangan memang sengaja lari dari beban kerja?

Dalam konteks dunia hukum aktivitas berlari juga dilakukan, misalnya tersangka kasus korupsi yang melarikan diri ke luar negeri. Saya kira sudah bosan pula telinga kita mendengarnya. Itu ke itu saja yang disiarkan televisi saban hari. Pencuri bila ketahuan aksinya tentu akan lari dari kejaran polisi dan amukan massa. Sebab itulah ada yang namanya buronan.

BACAJUGA

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Rahasia di Balik Semangkuk Mi Rebus

Minggu, 10/8/25 | 19:24 WIB
Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Crack! Sebuah Denting Kecil

Minggu, 13/7/25 | 18:39 WIB

Begitupun dalam urusan hati yang sensitif ini. Tidak jarang pula bermacam persoalan yang dapat menggores luka dan membekas lama tentu butuh diobati. Bisa saja kita lari atau menghindar sejenak hal yang menyebabkannya. Terkadang, saya akan menghindar atau, bahkan lari dari suatu hal yang membuat hati tidak nyaman. Alasannya berbagai macam pula. Yang jelas ini bagian dari persoalan hati. Bila tetap bertahan, kemungkinan dapat berakibat fatal.

Saya kira pembaca tentu pernah membaca novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka atau mungkin menonton filmnya. Dalam ceritanya ternyata ada hal yang dapat membuat saya dan mungkin juga sebagian pembaca bergidik dengan perilaku lari yang satu ini. Tidak jarang pula kita mendengar ujungnya berakibat kejadian memilukan serupa depresi atau ganguan jiwa. Bila seorang terkasih lari ke lain hati. Hal ini serupa pilunya dengan hati Zainuddin ketika ditinggal pergi Hayati.

Tags: #Salman Herbowo
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Cerpen “Senja di Hari Itu” Karya Elang Humaira Cipto dan Ulasannya oleh Azwar Sutan Malaka

Berita Sesudah

Perempuan dalam Buku Kesaksian Sepasang Sendal Sebuah Antitesis

Berita Terkait

Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Rumah dan Kenangan yang Abadi

Minggu, 24/8/25 | 21:15 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand)   Minggu lalu, tepat pada 17 Agustus 2025, saya menulis sebuah catatan...

Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Tuah Rumah

Minggu, 17/8/25 | 19:03 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand)   Dalam dua tahun terakhir, rumah saya di kampung lebih sering sepi....

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Rahasia di Balik Semangkuk Mi Rebus

Minggu, 10/8/25 | 19:24 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Sore itu, hujan mengguyur tanpa henti sejak siang, menebar hawa dingin yang merayap masuk...

Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Melangkah Pelan dalam Dunia Pernaskahan: Catatan dari Masterclass Naskah Sumatera

Minggu, 03/8/25 | 21:28 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand)   Menjadi peserta Masterclass Naskah Sumatera yang diadakan oleh SOAS University of...

Suatu Hari di Sekolah

Fiksi dan Fakta: Dua Sayap Literasi

Minggu, 27/7/25 | 16:28 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand/Kolumnis Rubrik Renyah)   Perdebatan soal bacaan fiksi dan nonfiksi kerap muncul di...

Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Ruang Bernama Kita

Minggu, 20/7/25 | 21:04 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand/Kolumnis Rubrik Renyah)   Pada 16 Februari 2025, saya pernah menulis di rubrik...

Berita Sesudah
Perempuan dalam Buku Kesaksian Sepasang Sendal Sebuah Antitesis

Perempuan dalam Buku Kesaksian Sepasang Sendal Sebuah Antitesis

Discussion about this post

POPULER

  • Kominfo Dharmasraya Diduga Jadi Biang Kegaduhan Soal Pembahasan Asistensi APBD-P 2025

    Kominfo Dharmasraya Diduga Jadi Biang Kegaduhan Soal Pembahasan Asistensi APBD-P 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukittinggi Didorong Jadi Kota Beradat, Berbudaya, dan Ramah Pejalan Kaki

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 401 PPPK di Pesisir Selatan Resmi Dilantik, Bupati Ingatkan Jangan Gadaikan SK ke Bank

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bupati Solok Tutup Safari Berburu Hama, Dorong Perlindungan Pertanian dan Silaturahmi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Buzzer, Kominfo, dan Tensi Politik Dharmasraya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tiga Pelaku Narkoba Ditangkap, Rekonstruksi Peredaran Sabu di Bukittinggi Terungkap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024