Suatu kebanggaan bagi Indonesia bahwa pada 18—20 Maret 2022 ini, Indonesia menjadi tuan rumah MotoGP yang digelar di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Ajang balap motor terkenal di dunia ini dilaksanakan kembali di Indonesia setelah 25 tahun. Tepatnya pada 1997 lalu, Indonesia pernah menjadi tuan rumah MotoGP yang saat itu berlokasi di Sirkuit Sentul.
Satu hal menarik dari ajang ini ialah kehadiran kata pebalap yang marak digunakan oleh wartawan di media massa. Berikut judul berita yang menggunakan kata pebalap.
- Daftar Pebalap MotoGP 2022: Biodata dan Tim (Kompas.com, 16 Maret 2022)
- Momen Jokowi Lepas Parade Pebalap MotoGP dari Istana Merdeka (Detik.com, 16 Maret 2022)
Jika dicari dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kita tidak akan menemukan kata pebalap. Pengguna bahasa Indonesia akan diarahkan pada kata pembalap yang bermakna ‘orang yang turut dalam lomba adu cepat’. Oleh karena itu, media massa Tempo misalnya, menggunakan kata pembalap dalam judul berita mereka berikut.
- Seluruh Pembalap MotoGP Mandalika Bakal Tiba Besok, Ini Jadwal Balapannya (Tempo.co, 15 Maret 2022)
- Para Pembalap MotoGP Sepakat: Sangat Sulit untuk Menyalip di Sirkuit Mandalika (Tempo.co, 19 Maret 2022)
Jika dirunut, kehadiran kata pebalap ini akan memiliki sejarah yang sama dengan kehadiran kata petembak dalam bahasa Indonesia. Pada tahun 1995, S. Effendi melalui tulisannya yang berjudul Panduan Berbahasa Indonesia dengan Baik dan Benar menyatakan bahwa pembentukan kata petembak merupakan pembentukan yang menyimpang dari kaidah bahasa Indonesia. Oleh karena itu, kata petembak tidak ditemukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mulai dari KBBI Edisi Pertama hingga KBBI Edisi Keempat.
Namun, pada KBBI Edisi Kelima (2018), kata petembak justru masuk dan menjadi salah satu kata baku. Artinya, kata petembak mampu menghadirkan makna baru sehingga diterima dan tidak dianggap lagi sebagai bentuk yang menyimpang dari kaidah bahasa Indonesia. Mengapa kata petembak ini akhirnya masuk ke dalam KBBI? Hal itu tidak terlepas dari pembentukan kata petembak melalui kata dasar yang mengacu pada permainan atau olahraga.
Menurut S. Effendi (1995: 155—157), dalam bahasa Indonesia, ada dua cara pembentukan kata yang menyatakan makna ‘orang yang melakukan pekerjaan’ melalui awalan pe-, yaitu pembentukan kata dengan awalan pe- yang bervariasi (juga karena proses yang luluh), serta pembentukan kata dengan awalan pe- yang tetap atau tidak berubah.
Pertama, untuk pembentukan kata dengan awalan pe- yang bervariasi tampak pada kata pengasuh, pemberontak, pencetak, pendakwa, penjahit, penyuap, dan penadah. Bentuk pe- hadir secara bervariasi karena berkaitan dengan pembentukan kata kerja melalui meN- dengan bentuk dasar, seperti asuh, berontak, cetak, dakwa, jahit, suap, dan tadah dan menghasilkan mengasuh, memberontak, mencetak, mendakwa, menjahit, menyuap, dan menadah. Jika dijadikan sebuah rumus, proses pembentukan kata terjadi melalui meN- menjadi peN-. Semua kata dasar pada proses pembentukan tersebut merupakan kata kerja yang menyatakan perbuatan yang lazim dilakukan oleh manusia.
Kedua, bentuk imbuhan pe- tetap ketika menyatakan makna ‘orang yang melakukan pekerjaan’, seperti pada kata pedagang, pekerja, dan petani. Bentuk tersebut hadir karena berhubungan dengan kata dasar yang dapat dibentuk dengan awalan ber- yang menghasilkan kata kerja, seperti berdagang, bekerja, dan bertani. Jika dijadikan sebuah rumus, proses pembentukan kata terjadi melalui ber- menjadi pe-.
Selain itu, bentuk imbuhan pe- juga tetap ketika menyatakan makna ‘orang yang melakukan pekerjaan’, seperti pada kata pecatur, pegolf, pesilat, dan petenis. Khusus untuk kata-kata ini, kehadirannya tidak hanya karena berhubungan dengan kata dasar yang dapat dibentuk dengan awalan ber- sehingga menghasilkan bercatur, bergolf, bersilat, dan bertenis, tetapi juga karena kata dasarnya mengacu pada permainan atau olahraga. Jika dijadikan sebuah rumus, proses pembentukan kata terjadi melalui ber- menjadi pe- dengan kata dasar yang mengacu pada permainan atau olahraga.
Kata pegolf dan petenis misalnya, masuk ke dalam bahasa Indonesia pada KBBI Edisi Kedua. Kata pegolf masuk dengan makna ‘orang yang gemar (pandai) bermain golf; pemain golf’ dan kata petenis masuk dengan makna ‘orang yang berprofesi sebagai pemain tenis’. Selanjutnya, kata pesilat masuk ke dalam bahasa Indonesia pada KBBI Edisi Ketiga dengan makna ‘orang yang bersilat; olahragawan silat’. Sementara itu, kata pecatur yang bermakna ‘pemain catur’ sesungguhnya sudah masuk pada KBBI Edisi Kedua, namun tercatat sebagai lema pencatur dan berubah menjadi lema pecatur pada KBBI Edisi Ketiga.
Pada saat S. Effendi menganalisis kata petembak, kata dasar tembak belum berkenaan dengan permainan atau olahraga. Berbeda dengan KBBI Edisi Keempat yang sudah memasukkan kata petembak sebagai ‘atlet menembak’. Dalam KBBI Edisi Keempat, kata tembak bermakna dua. Pertama, kata tembak bermakna ‘saling melepaskan peluru dari senjata api (senapan, meriam)’. Kedua, kata tembak bermakna ‘tuju; arah; maksud’ sebagaimana tercantum pada KBBI Edisi Ketiga. Dengan demikian, kata petembak berterima dalam bahasa Indonesia dengan pembentukan pe- yang tetap karena mengacu pada permainan atau olahraga. Berdasarkan hal tersebut, kata pebalap yang saat ini belum masuk ke dalam KBBI Edisi Kelima sangat berpotensi menjadi salah satu kata yang akan masuk ke dalam KBBI daring. Kata pebalap dapat dihasilkan melalui pembentukan pe- yang tetap karena mengacu pada permainan atau olahraga.
Saat ini kata pembalap yang ada dalam KBBI Edisi Kelima dan juga KBBI daring baru bermakna ‘orang yang turut dalam lomba adu cepat’. Sementara itu, makna kata yang berkenaan dengan kata balap terus berkembang, apalagi sejak kehadiran MotoGP yang mampu menarik perhatian bangsa Indonesia, baik sebagai penonton MotoGP maupun sebagai peserta MotoGP. Bergabungnya Doni Tata Pradita, Rafid Topan Sucipto, Gerry Salim, Dimas Ekky Pratama, Andi Farid Izdihar, dan Mario Suryo Aji dalam sejarah MotoGP menunjukkan bahwa Indonesia memiliki atlet balap di dunia internasional. Dengan keikutsertaan atlet balap Indonesia pada ajang tersebut, sangat wajar jika pada masa mendatang, kata pebalap akan menjadi lema baru dalam KBBI.
Holy Adib, salah seorang linguis dan juga penulis buku Pendekar Bahasa (2019) dan Perca-Perca Bahasa (2020) mengungkapkan bahwa ia sudah mengusulkan kata pebalap ke dalam KBBI daring. Di dalam grup WhatsApp Klinik Bahasa yang beranggotakan ahli bahasa, praktisi bahasa, pengajar bahasa, serta Kepala dan Anggota Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Republik Indonesia, Holy Adib menyatakan bahwa ia mengusulkan kata pebalap dengan makna ‘seorang profesional dalam olahraga balap; atlet balap’.
Usulan kata pebalap ini sangat baik dalam memperkaya kosakata bahasa Indonesia. Apalagi, dalam riwayat penggunaan kata pebalap di media massa, tercatat setidaknya sejak tahun 2016 kata pebalap sudah digunakan oleh Gooto.com dan juga media lain, seperti Pikiran-rakyat.com (2017), Tribunnews.com (2018), Cnnindonesia.com (2019), Detik.com (2020), dan Kompas.com (2021).
Dengan kata lain, kata pebalap sudah kerap dipakai dalam bahasa Indonesia yang ditunjukkan dengan masa kemunculan kata tersebut dalam korpus yang lebih dari lima tahun dan tersebar di berbagai media massa. Selain itu, kata pebalap merupakan kata yang unik karena memiliki makna yang belum ada dalam bahasa Indonesia. Tidak hanya itu, kata pebalap juga eufonik atau enak didengar dan tentunya sudah seturut dengan kaidah bahasa Indonesia, khususnya dalam pembentukan kata melalui awalan pe-, serta tidak berkonotasi negatif. Artinya, kelak kita akan menemukan kata pebalap dalam KBBI sebagai sebuah kata baku. Inilah alasan mengapa bahasa menjadi milik penggunanya. Kita gunakan, lalu kamus mendokumentasikan.
Discussion about this post