Minggu, 13/7/25 | 11:58 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI ARTIKEL

Boneka Arwah sebagai Media Komunikasi Intrapersonal

Minggu, 06/2/22 | 08:07 WIB

Yudhistira Ardi Poetra, M.I.Kom.
(Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya)

 

Awal tahun 2022 diwarnai cerita unik tentang ramainya para selebritas yang mengadopsi spirit doll atau boneka arwah, yang bentunya menyerupai bayi atau anak kecil. Boneka tersebut diyakini memiliki rasa kasih sayang dengan pemiliknya sehingga banyak yang beranggapan bahwa boneka tersebut hidup bersama arwah yang ada di dalamnya. Layaknya merawat anak kecil, boneka arwah juga bisa diberi makan, diajak bermain, atau jadi teman curhat. Bahkan ada juga yang mempercayai dengan memelihara dan merawat boneka arwah layaknya anak sendiri dapat membawa keberuntungan bagi pemiliknya.

BACAJUGA

Komunikasi Persuasif dalam Child Grooming

Menjaga Identitas Kuliner Minang Tanpa Merusak Keberagaman Budaya

Minggu, 10/11/24 | 12:01 WIB
Komunikasi Persuasif dalam Child Grooming

Pentingnya Komunikasi dalam Memperkuat Kepercayaan Masyarakat pada Pemerintahan Prabowo-Gibran

Minggu, 27/10/24 | 07:48 WIB

Boneka arwah dianggap menjadi sebuah fenomena baru yang terjadi di Indonesia melihat banyak sekali dimuat menjadi headline di media-media. Tak hanya berisi tentang kejadian mengenai adopsinya saja, boneka arwah juga mengundang banyak pakar dari berbagai bidang ilmu untuk menganalisa fenomena tersebut, mulai dari psikologi, antropologi, dan agama. Padahal, boneka arwah ini bukanlah cerita baru lagi bagi penduduk muka bumi ini. Untuk para pecinta film misalnya, mereka bisa melihat banyak sekali film yang mengangkat cerita tentang boneka yang berisi arwah atau kekuatan gaib. Beberapa di antaranya yaitu ada Annabelle, Child’s Play (boneka Chucky), Dead Silence, The Boy, The Doll, Sabrina, dan masih banyak lagi.

Boneka arwah juga sudah menjadi hal yang sangat melekat dengan beberapa tradisi masyarakat di Indonesia. Di beberapa daerah, boneka arwah menjadi media komunikasi bagi masyarakatnya untuk berbagai macam kegiatan tradisi, mulai dari upacara penolak bala, upacara kematian, permainan tradisional, hingga sebagai sarana komunikasi untuk santet. Ada beberapa boneka yang lumayan terkenal di Indonesia, contohnya ondel-ondel di Jakarta, sigale-gale dari Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, gilo lukah dari Sumatera Barat, dan jelangkung yang sangat mudah ditemui di berbagai daerah Indonesia. Boneka-boneka ini menjadi media komunikasi dari pemiliknya untuk ritual dan tujuan tertentu.

Ada perbedaan antara cerita boneka arwah yang ada di film dengan yang dipelihara oleh para selebritas di ibu pertiwi. Jika di film-film menceritakan bagaimana menyeramkannya boneka-boneka yang dirasuki oleh arwah jahat yang bahkan sampai membunuh orang, boneka arwah yang diadopsi ini dipercaya dirasuki oleh arwah yang baik hati dan penyayang. Boneka arwah bisa adopsi untuk menjadi teman berkomunikasi di kala sendiri dan tak ada manusia lain yang mengerti isi hati pemiliknya. Boneka arwah bisa menjadi sarana komunikasi untuk menemukan jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang ada di kepala mereka.

Kegemaran mengadopsi boneka arwah dan mengajak mereka berkomunikasi seakan boneka tersebut hidup mirip dengan kebiasaan anak-anak kecil yang bermain dengan boneka mereka. Ketika bermain dengan boneka, anak kecil gemar mengajak boneka mereka untuk berkomunikasi. Mereka biasanya bertanya sesuatu kepada sang boneka, dan beberapa saat mereka menempelkan telinga kepada mulut boneka itu seakan boneka tersebut menjawab pertanyaan anak-anak kecil tersebut. Padahal, jawaban tersebut merupakan jawaban yang keluar dari pemikiran mereka sendiri. Demikian juga dengan boneka arwah, sang pemilik menganggap boneka tersebut lah yang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan, padahal bukan.

Berkomunikasi dengan benda-benda yang dianggap akan memberikan solusi atas kegundahan manusia merupakan salah satu bentuk komunikasi yang terjadi dalam komunikasi intrapersonal. Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang dilakukan oleh satu orang saja atau terjadi dalam individu, seperti halnya ketika sedang menghayal, seolah-olah kita sedang berkomunikasi dengan diri kita sendiri (Huda, 2013). Meskipun berkomunikasi dengan benda-benda sebagai lawan bicaranya, benda-benda tersebut tetaplah bukan manusia yang bisa memberikan feedback atau umpan balik. Segala yang terjadi pada komunikasi tersebut masih dikatakan sebagai komunikasi intrapersonal.

Manusia melakukan komunikasi intrapersonal dengan berbagai macam cara, misalnya termenung, berdoa, menghayal, atau sedang berimajinasi. Namun sepertinya orang-orang banyak yang belum menyadari bahwa ketika dirinya sedang termenung dan memikirkan sesuatu dalam diamnya, itu merupakan bentuk komunikasi antara dirinya dengan dirinya sendiri untuk menjawab suatu hal yang masih menjadi pertanyaan di dalam kepalanya. Komunikasi intrapersonal berfungsi untuk mengembangkan kreativitas, imaginasi, memahami dan mengendalikan diri, serta meningkatkan kematangan berfikir sebelum mengambil keputusan. Selain itu komunikasi ini juga akan berguna bagi seseorang atau individu agar tetap sadar kejadian yang terjadi di sekitarnya (Huda, 2013). Dengan lebih banyak berkomunikasi dengan diri sendiri, setiap orang akan lebih mengenal lagi siapa dirinya. Sehingga, itu akan membantu mereka lebih siap untuk berkomunikasi dengan orang lain, baik secara interpersonal, kelompok kecil, organisasi, maupun publik.

Terdapat banyak media komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk memudahkan mereka dalam komunikasi secara intrapersonal. Untuk bercengkrama dengan diri sendiri, beberapa orang terkadang senang berbicara dengan menatap bayangan dirinya melalui sebuah cermin. Sebagahagian ada juga yang pergi ke pantai atau ke bukit nan tinggi untuk berteriak meluapkan emosi mereka. Untuk kebutuhan spiritual atau berkomunikasi dengan Tuhannya, beberapa orang ada yang berkomunikasi dengan menggenggam tasbih atau sembari memeluk kalung salib. Dan bagi segelintir orang lainnya, ada yang berkomunikasi dengan benda-benda seperti boneka atau patung untuk teman berbagi mereka.

Boneka arwah bisa menjadi sebuh media komunikasi untuk orang-orang yang menganggap boneka tersebut akan membantu mereka dalam berkomunikasi dengan dirinya sendiri. Media komunikasi adalah perantara yang digunakan seseroang untuk berkomunikasi satu sama lain menggunakan berbagai media seperti gambar, berita atau lainnya untuk menyampaikan pesan atau pandangan (Badusah, 2000). Media komunikasi tak hanya terjadi pada komunikasi yang dilakukan oleh seseorang dengan orang lain. Media komunikasi juga bisa digunakan dalam komunikasi intrapersonal atau dengan diri sendiri. Dalam hal ini, boneka arwah bisa menjadi perantara bagi individu yang membutuhkan komunikasi dengan diri sendiri dan diyakini oleh sang pemilik bisa membantu mereka memaknai sebuah informasi atau fenomena yang berada di sekitarnya.

Pemanfataan boneka sebagai teman untuk bukanlah sesuatu yang memiliki dampak sangat buruk jika itu hanya sekedar menjadi media hiburan atau media komunikasi. Bukan hanya boneka, benda-benda lain bisa juga memiliki fungsi yang sama untuk sebagian orang. Namun, ketika boneka tersebut diyakini memiliki arwah yang dapat menjawab setiap pertanyaan pemiliknya, itu bukan hanya sekedar akan merusak sisi psikologi atau komunikasi, melainkan juga dapat menyebabkan hal-hal lain yang bisa saja merugikan diri sendiri atau orang lain. Layaknya boneka arwah yang ditampilkan di beberapa film, boneka-boneka tersebut awalnya juga merupakan teman bermain bagi para pemiliknya, tapi akhirnya merusak dan mengganggu pemiliknya.

Tags: #Yudhistira Ardi Poetra
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Cerpen “Kok Dapek Nan di Hati” Karya Ali Usman dan Ulasannya oleh Azwar Sutan Malaka

Berita Sesudah

Perempuan Pasca-Kemerdekaan dalam Karya Sastra

Berita Terkait

Ekspresi Puitik Penderitaan Palestina dalam Puisi “Tamimi” karya Bode Riswandi

Ekspresi Puitik Penderitaan Palestina dalam Puisi “Tamimi” karya Bode Riswandi

Minggu, 06/7/25 | 11:11 WIB

Oleh: Aldi Ferdiansyah (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)   Karya sastra adalah hasil proses kreatif yang...

Psikologi Kekuasaan dalam Cerpen “Seekor Beras dan Sebutir Anjing”

Psikologi Kekuasaan dalam Cerpen “Seekor Beras dan Sebutir Anjing”

Minggu, 06/7/25 | 10:56 WIB

Oleh: Nikicha Myomi Chairanti (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia Universitas Andalas) Cerita pendek "Seekor Beras dan Sebutir Anjing" karya Eka Arief...

Tantangan Kuliah Lapangan Fonologi di Era Mobilitas Tinggi

Tantangan Kuliah Lapangan Fonologi di Era Mobilitas Tinggi

Minggu, 29/6/25 | 08:21 WIB

Oleh: Nada Aprila Kurnia (Mahasiswa Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas dan Anggota Labor Penulisan Kreatif/LPK)   Kridalaksana (2009),...

Mendorong Pemberdayaan Perempuan melalui KOPRI PMII Kota Padang

Mendorong Pemberdayaan Perempuan melalui KOPRI PMII Kota Padang

Minggu, 22/6/25 | 13:51 WIB

Oleh: Aysah Nurhasanah (Anggota KOPRI PMII Kota Padang)   Kopri PMII (Korps Putri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) merupakan organisasi yang...

Aspek Pemahaman Antarbudaya pada Sastra Anak

Ekokritik pada Fabel Ginting und Ganteng (2020) Karya Regina Frey dan Petra Rappo

Minggu, 22/6/25 | 13:12 WIB

Oleh: Andina Meutia Hawa (Dosen Prodi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas)   Kajian ekokritik membahas hubungan antara manusia, karya sastra,...

Perkembangan Hukum Islam di Era Digital

Mencari Titik Temu Behaviorisme dan Fungsionalisme dalam Masyarakat Modern

Minggu, 22/6/25 | 13:00 WIB

Oleh: Nahdaturrahmi (Mahasiswa Pascasarjana UIN Sjech M. Jamil Jambek Bukittinggi)   Sejarah ilmu sosial, B.F. Skinner dan Émile Durkheim menempati...

Berita Sesudah
Perempuan Pasca-Kemerdekaan dalam Karya Sastra

Perempuan Pasca-Kemerdekaan dalam Karya Sastra

Discussion about this post

POPULER

  • Efisiensi di Negeri Petro Dolar: Jalan Penuh Lubang, Jembatan Reyot Vs Mobil Dinas Baru yang Lukai Rasa Keadilan

    Efisiensi di Negeri Petro Dolar: Jalan Penuh Lubang, Jembatan Reyot Vs Mobil Dinas Baru yang Lukai Rasa Keadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mambangkik Batang Tarandam dalam Naskah Drama “Orang-orang Bawah Tanah” karya Wisran Hadi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 100 Hari Kerja Wali Kota Padang Capai Kepuasan 80 Persen

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penggunaan Kata Ganti Engkau, Kau, Dia, dan Ia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Angka Penyalahgunaan Narkoba di Sumbar Sempat Tempati Posisi Tertinggi, Kapolda : Kita Bakal All Out

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024