Menurut Latif, Padang memiliki garis pantai yang panjang dan potensi laut yang besar, mulai dari perikanan, wisata bahari, hingga pelabuhan. Namun, ia menilai potensi itu belum sepenuhnya dikelola dengan baik.
“Masalah yang sering muncul di bidang kemaritiman adalah kesejahteraan nelayan yang masih rendah, infrastruktur pelabuhan yang terbatas, dan pencemaran laut yang mengancam keberlanjutan ekosistem,” ujarnya.
Selain itu, Yusri menyoroti lemahnya perlindungan bagi nelayan tradisional. Ia menyebut banyak nelayan di Padang yang masih bergantung pada alat tangkap sederhana, sehingga sulit bersaing dan meningkatkan hasil tangkapan.
“Kalau tidak ada intervensi serius, nelayan kita hanya akan jadi penonton di lautnya sendiri,” katanya.
Sebagai solusi, Yusri mendorong pemerintah kota untuk memperkuat program pemberdayaan nelayan melalui bantuan teknologi tangkap, permodalan, dan akses pasar yang lebih luas. Ia juga menekankan perlunya kolaborasi lintas sektor, termasuk melibatkan perguruan tinggi dalam riset maritim dan mendorong investasi swasta untuk pengembangan wisata bahari.
“PKB akan terus mengawal agar kebijakan maritim benar-benar berpihak pada masyarakat, terutama nelayan. Padang punya laut yang luas, tapi jangan sampai manfaatnya hanya dirasakan segelintir pihak,” tegas Yusri.
Dengan momentum Hari Maritim Nasional ini, ia berharap perhatian terhadap sektor kemaritiman tidak hanya sekadar seremonial, tapi diwujudkan dalam langkah nyata yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat pesisir dan kemajuan Kota Padang.(yrp)