Padang, Scientia.id – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mengambil langkah tegas dengan meluncurkan Operasi Modifikasi Cuaca Sumbar sebagai upaya untuk menangani Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang semakin meluas. Operasi ini menyasar wilayah yang paling terdampak, yakni Kabupaten Solok dan 50 Kota.
Kepala Pelaksana BPBD Sumbar, Rudy Rinaldy, mengatakan bahwa OMC ini merupakan bentuk dukungan dari BNPB dan BMKG untuk mempercepat upaya pemadaman. Pelaksanaan operasi direncanakan dimulai pada Jumat (25/7), dengan memperhatikan kondisi awan di lapangan.
“Kalau tidak halangan, besok Operasi Modifikasi Cuaca ini besok akan dilaksanakan, karena ada kemungkinan bibit-bibit awan hujan sudah mulai nampak di 50 Kota. Jadi bibit awan muncul di Solok, juga akan dilakukan,” kata Rudy usai Rapat Koordinasi OMC Karhutla di BPBD Sumbar, Kamis (24/7).
Dari data terakhir BPBD, sebanyak tujuh kabupaten/kota terdampak Karhutla, dengan total luas area terdampak hampir 500 hektar. Kabupaten Solok dan 50 Kota menjadi dua daerah paling parah, bahkan telah lebih dari dua bulan tidak diguyur hujan.
BMKG Sumbar menilai bahwa OMC sangat penting dilakukan pada saat puncak musim kering seperti sekarang. Kepala BMKG Stasiun BIM, Desindra Deddy Kuniawan, menjelaskan bahwa kondisi kering berkepanjangan sangat berisiko terhadap kebakaran lahan.
“OMC dapat mendorong terbentuknya hujan buatan. Ini salah satu cara tercepat untuk menurunkan suhu dan memadamkan api, sekaligus menjaga kelembapan udara,” kata Desindra.
Koordinator Lapangan OMC, Candra Fadilah, menambahkan bahwa setiap hari akan dilakukan tiga kali penerbangan untuk menyemai garam ke awan. Setiap penerbangan membawa 1 ton garam, sehingga total harian mencapai 3 ton.
“Mulai penerbangan itu sekitar jam sembilan, terakhir jam enam sore. Satu kali penerbangan, kita akan menyemai 1 ton garam dengan pesawat. Jadi dalam sehari, ada 3 ton garam yang kita semai,” jelasnya.
Menurutnya, dari hasil analisis BMKG, tingkat keberhasilan OMC bisa mencapai 70–80 persen, asalkan bibit awan mencukupi dan pola angin mendukung. Dalam kondisi ideal, OMC mampu meningkatkan intensitas hujan antara 20 hingga 30 persen di area target.
Baca Juga: KAI Sumbar Tingkatkan Pengawasan Antisipasi di Musim Hujan
“Makanya kita lakukan semaksimal mungkin, serta melihat bibit-bibit awannya dulu, agar penyemaian kita tidak sia-sia. Nanti setelah lima hari, jika memungkinkan OMC ini bisa juga diperpanjang,” sebutnya.(*/doa/Diskominfotik Sumbar)