Dalam pertemuan, Latif menerima langsung tiga penyuluh agama Islam dari KUA Lubuk Kilangan yaitu Syufriadi Antoni, Zalfitra Baroelak, dan Fatrul Fauzi. Saat pertemuan, mereka memaparkan konsep program yang akan menyasar pembinaan remaja usia sekolah, keluarga sakinah melalui posyandu, hingga kelompok masyarakat berbasis masjid dan komunitas lokal.
Latif, yang juga alumni Fakultas Syari’ah IAIN Imam Bonjol (kini UIN Imam Bonjol), menilai program ini sangat relevan di tengah maraknya persoalan sosial yang melibatkan generasi muda dan meningkatnya kekhawatiran terhadap runtuhnya nilai-nilai keluarga. Ia menyebut, ketahanan moral harus dimulai dari keluarga dan diperkuat lewat pembinaan remaja yang tepat sasaran.
“Program seperti ini bukan hanya penting, tapi sudah mendesak. Kita menghadapi situasi di mana anak-anak remaja semakin terpapar konten negatif, keluarga banyak yang goyah karena kurangnya bekal nilai spiritual dan komunikasi. Maka, langkah Kemenag ini sangat saya apresiasi,” tegas Latif.
Ia menilai program ini sejalan dengan semangat membangun masyarakat harmonis yang religius dan berkarakter.
“Saya sangat mendukung program ini, apalagi menyasar remaja dan keluarga, dua pilar penting dalam menjaga keseimbangan sosial di tengah masyarakat. Kita butuh langkah nyata seperti ini untuk membentengi generasi muda dari pengaruh negatif zaman,” ujar Latif.
Tak sekadar memberikan dukungan moral, Yusri Latif juga siap mengawal secara politik agar program ini mendapat perhatian dan anggaran yang memadai di tingkat legislatif. Dalam pertemuan tersebut, penyuluh agama menyerahkan proposal resmi beserta permohonan dukungan anggaran. Latif menyatakan siap menjembatani dan mendorong alokasi dukungan sesuai mekanisme yang berlaku di DPRD Kota Padang.(yrp)