Senin, 21/7/25 | 04:26 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home DESTINASI

Yogyakarta dan Kafe di atas Puncak

Minggu, 16/6/24 | 06:44 WIB

Oleh: Ria Febrina
(Dosen Program Studi Sastra Indonesia Universitas Andalas dan Mahasiswa Program Doktor Ilmu-Ilmu Humaniora Universitas Gadjah Mada)

 

Sebagai pendatang di Kota Yogyakarta yang sudah menetap selama tiga tahun, akhirnya saya menyadari bahwa cerita wisata di Yogyakarta mulai berubah. Dulu sebelum saya ke Yogyakarta, orang-orang menceritakan segudang kisah kenangan di Jalan Malioboro, Titik Nol Kilometer, Tugu Yogyakarta, Keraton, Taman Sari, Alun-alun Utara, dan Alun-alun Selatan.

BACAJUGA

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Perempuan Indonesia Tidak Mengenal Mekap

Minggu, 06/7/25 | 10:35 WIB
Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Dialek-dialek Bahasa Minangkabau yang (akan) Mulai Hilang

Minggu, 08/6/25 | 07:19 WIB

Kini tidak semua yang datang ke Yogyakarta ingin ke sana. Beberapa teman dan kerabat yang datang ke Yogyakarta pertama kali, meminta saya menemani ke beberapa destinasi wisata. Saya tentu saja dengan sigap merekomendasikan destinasi istimewa yang ada di tengah kota, yang saya sebutkan tadi. Namun, siapa sangka, mereka menolaknya.

“Rute ke Heha Ocean View jauh gak?”

Heha Ocean View adalah destinasi wisata yang berada di Gunung Kidul. Heha Ocean View semacam destinasi wisata yang menyajikan pemandangan laut dari puncak tertinggi Yogyakarta. Heha Ocean View juga menawarkan aneka makanan kekinian yang disajikan di restoran dan juga food stall atau gerai makanan yang menyajikan makanan ringan, seperti es krim, pop corn, minuman ringan, dan gulali. Namun, yang sebenarnya paling dicari ke Hehe Ocean View adalah pemandangan laut dari atas puncak, serta beberapa spot foto yang instagrammable. Spot-spot foto yang memiliki latar belakang indah, modern, dan kekinian, yang layak dipamerkan ke media sosial Instagram. Selain Heha Ocean View, ada lagi kafe-kafe di atas puncak, seperti Obelix Hills, Obelix Sea View, Puncak Sosok, dan Kopi Puncak Rindu. Setidaknya lima kafe di atas puncak ini adalah rekomendasi terbaik bagi wisatawan yang mau mengunjungi Yogyakarta. Semua kafe tersebut berbayar, kecuali Kopi Puncak Rindu.

Heha dan Obelix berbayar tiga puluh sampai empat puluh ribuan, sedangkan Puncak Sosok hanya berbayar lima ribu. Balita bahkan tidak berbayar masuk ke Puncak Sosok. Kalau melihat fasilitas yang ditawarkan di dalam kafe di atas puncak ini, bisa disimpulkan, harga menentukan fasilitas. Di Obelix dan Heha, desain kafe sangat modern dan menawarkan spot-spot yang mewah. Sementara itu, Puncak Sosok memiliki fasilitas yang sangat sederhana. Meskipun sederhana, beberapa tempat tetap menjadi spot foto yang instagrammable.

Lokasi ke enam kafe ini berada di atas puncak. Beberapa terletak di Gunung Kidul dan lainnya terletak di Bantul. Masing-masing kafe memiliki keunikan. Namun, semua kafe menunjukkan satu kesamaan bahwa pemandangan dari atas puncak menawarkan pengalaman batin terbaik bagi pengunjungnya. Itulah mengapa wisata alam menjadi pilihan banyak masyarakat yang kini datang ke Yogyakarta. Saya pun ikut merasakan pengalaman ini saat diajak oleh para kerabat, teman, dan saudara. Ketika satu orang datang dan memilih satu destinasi, saya ikut bersama mereka. Pada momen lain, ada lagi yang datang dan memilih destinasi lain, saya dan keluarga pun ikut menikmatinya sehingga pada akhirnya kami menikmati seluruh destinasi wisata berupa kafe di atas puncak Yogyakarta.

Foto 1. Penulis dan suami berfoto di Jogja Lantai 3, salah satu sudut instagrammable foto Obelix Hills

Ketika saya ingin bercerita panjang dengan teman, sementara saya membawa anak-anak, pilihan terbaik adalah mengunjungi Kopi Puncak Rindu. Kopi Puncak Rindu merupakan sebuah kawasan yang memadukan kafe dengan arena bermain dan petualangan bagi anak-anak dan dewasa. Kopi Puncak Rindu berada di Bukit Rindu, tepatnya di Kedung, Guwosari, Pajangan, Bantul, Yogyakarta. Kala berada di sini, kita akan dimanjakan dengan pemandangan Kabupaten Bantul dari Ketinggian. Pepohonan yang hijau dan bukit-bukit di sisi timur akan membuat pengunjungnya kagum. Kala malam hari, kita bisa menyaksikan lampu-lampu kota berkilauan yang menambah syahdu menatap malam.

Di Kopi Puncak Rindu tersedia beragam wahana permainan, seperti playgorund, kolam berenang, mini zoo yang memberi kesempatan untuk anak-anak berinteraksi dan memberi makanan kepada kambing, kelinci, dan kura-kura, serta rainbow slide yang memberikan sensasi meluncur di daerah ketinggian. Rainbow slide terbuka untuk anak-anak dan dewasa. Selain itu, juga ada arena bermain skating yang memiliki suasana yang berbeda karena berhadapan langsung dengan pemandangan dari atas bukit, serta arena menjelajah hutan Kopi Puncak Rindu dengan menaiki ATV dan permainan Robot KPR (Kopi Puncak Rindu). Karena konsepnya kafe untuk keluarga, Kopi Puncak Rindu memang memberikan aneka permainan untuk anak-anak. Untuk spot berfoto, pengunjung bisa memilih beberapa spot dengan pemandangan dari atas bukit di depan tulisan Kopi Puncak Rindu.

Ketika saya dan teman ingin menikmati alam terbuka sembari menikmati penganan tradisional, seperti jajanan angkringan, jagung dan pisang bakar, kopi dalam gelas cangkir, serta menikmati lantunan suara penyanyi yang merdu, Puncak Sosok pilihannya. Namun, jika ingin menikmati alam tanpa mendengar live music, kita bisa datang pada hari Kamis. Kala itu tidak ada live music sehingga Puncak Sosok sangat tenang dan juga agak sepi. Berada di sana menjadi asyik karena kita dapat menikmati angin malam sembari menatap lampu-lampu Kabupaten Bantul yang berkilau. Kita juga bisa bercerita panjang dengan teman dan keluarga dengan memilih beberapa fasilitas tempat duduk, seperti joglo, gazebo, dan area lepas seperti kursi-kursi bertingkat yang bisa diduduki sembari menggelar tikar.

Namun, jika ingin menikmati suasana kafe modern dari atas puncak, tentuk Heha dan Obelix menjadi pilihan. Heha sebenarnya memiliki tiga konsep kafe di atas puncak, di atas laut (Heha Ocean View), di atas bukit (Heha Sky View), dan dalam hutan (Heha Forest). Heha Ocean View dan Heha Sky View berada di Gunung Kidul, sedangkan Heha Forest berada di Sleman. Namun, saya baru sempat mengunjungi Heha Ocean View.

Heha Ocean View menawarkan pemandangan pantai yang eksotis dari atas tebing batu. Ketika memasuki Heha Ocean View, tidak hanya tiket masuknya saja yang berbayar. Beberapa spot foto yang instagrammable juga berbayar, seperti Trinity Glass yang memberikan sensasi berfoto di atas di atas jembatan kaca dengan air laut di bawahnya; Santorini semacam spot berfoto di atas kasur tali dengan latar laut biru yang mirip dengan suasana liburan di Santorini; Pink Horizon yang menyajikan suasana duduk di kursi pink di pinggir kolam berenang mungil yang tentu saja dengan laut biru sebagai latarnya; dan Air Ballon yang menyediakan pengalaman menarik berfoto naik balon udara yang dapat memberikan kesan nyata karena ada laut biru di belakangnya. Selain itu, juga ada spot berfoto yang bernama Hexagon, Terra Curve, Ringstone, Waterfall, Rainbow, Polkadot, Chromatic Car, dan Heha Airplane. Di spot foto ini, kita harus membayar tiket seharga dua puluh hingga tiga puluh ribu.

Foto 2. Penulis dan teman-teman berfoto dari atas Puncak Sosok

Dulu Heha Ocean View menjadi destinasi favorit wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta. Namun, karena terlalu banyak spot berbayar, kini banyak wisatawan yang memilih ke Obelix Ocean View. Obelix Ocean View terletak di Area Hutan Giricahyo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunungkidul. Salah satu waktu terbaik datang ke Obelix Ocean View adalah kala senja. Kita dapat menyaksikan sunset indah berwarna keemasan saat terbenam. Sunset tersebut paling bagus dinikmati dari area infinity pool meskipun area ini sangat padat pengunjung.

Di Obelix Ocean View, para pengunjung dapat berkeliling ke seluruh area dan memilih duduk bersantai di Amphitheatre yang menawarkan pemandangan laut atau memlih mencicipi kuliner di restoran Perancis, Element Restaurant by Petit Paris. Bagi yang ingin berfoto, bisa menikmati spot instagrammable, seperti The Nest dan The Swings atau beberapa spot yang menawarkan nuansa Puncak Del Luna, Cactus Land, dan Kampung Maroko. Pada malam hari, kita juga bisa menikmati Outdoor Dynamic Light Show yang tentu menjadi pertunjukan lampu yang seru.

Sementara itu, Obelix Hills terletak di Klumprit, Desa Wukirharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Di Obelix Hills, kita akan menikmati suasana kafe di atas puncak bukit yang mirip dengan pemandangan di Puncak Sosok dan Kopi Puncak Rindu. Namun, fasilitas Obelix Hills sudah modern karena juga memiliki beberapa spot foto yang berbayar. Di antara fasilitas yang ada di Obelix Hills adalah Three Mountains Tent, tenda putih raksasa menyerupai tiga gunung; Rock Bar, tenda kuning biru yang terletak di tebing tempat menikmati sajian dari Pulen The Cafe; Picnic on The Sky, tempat makan berupa dek kayu yang berada di ujung tebing; Pergola seating, tempat berteduh dari terik sinar matahari sambil menunggu senja; The Plaza of Star, area terbuka yang luas dan dilengkapi dengan ratusan bean bag untuk menikmati pemandangan sunset dan hamparan bintang; dan Mushola on The Rock, tenda untuk sholat yang terletak di puncak tertinggi Obelix Hill. Di Obelix Ocean View, saya sangat menikmati pemandangan laut dari atas puncak, sedangkan di Obelix Hills, saya menikmati pemandangan senja, khususnya di atas dek kayu yang berada di ujung tebing.

Setelah berkeliling ke kafe di atas puncak Yogyakarta, saya menyadari bahwa terdapat satu perbedaan dengan destinasi wisata di beberapa daerah lain di Indonesia. Setiap puncak dikelola menjadi kafe yang dapat memberikan kenyamanan bagi pengunjung. Tentu saja fasilitas jalan menuju lokasi ini juga sudah sangat baik. Sementara itu, beberapa daerah puncak yang ada di provinsi lain, masih belum dieksplorasi sebaik Yogyakarta. Salah satu alasannya tentu saja kunjungan wisatawan yang tidak semelimpah di Yogyakarta.

Saya masih ingat ketika berkunjung ke Heha Ocean View saat Lebaran Idulfitri. Kami baru sampai pukul setengah sembilan malam, padahal sudah berangkat sejak pukul empat sore dari Yogyakarta. Ini juga alasan banyak teman dan kerabat menolak ketika saya ajak ke destinasi tengah kota, seperti Malioboro. Mereka harus keliling sampai satu jam saat ingin mencari parkir di sekitar kawasan Malioboro. Malioboro sudah sangat padat sehingga mereka kesulitan mencari tempat untuk berhenti. Akhirnya, destinasi wisata di pinggiran Yogyakarta, seperti kafe di atas puncak ini menjadi pilihan dan arah baru dalam menikmati wisata di Yogyakarta. Meskipun kadang-kadang ramai, bepergian ke kafe di atas puncak Yogyakarta menjadi pilihan yang baik bagi mereka.

Tags: #Ria Febrina#wisata Yogyakarta
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Metafora dalam Puisi-puisi Sanusi Pane

Berita Sesudah

Membangun Karakter dan Literasi Digital melalui Komik

Berita Terkait

Bubur Kirai Kuliner Khas Muaro Bungo Jambi dari Zaman Baheula

Bubur Kirai Kuliner Khas Muaro Bungo Jambi dari Zaman Baheula

Jumat, 13/6/25 | 21:47 WIB

Bubur Kirai, makanan khas tradisional Muaro Bungo yang ada sejak zaman dahulu (Foto: Rahma Yani) Jambi, Scientia.id - Mungkin sebagian...

Foto pantai air manis Padang. [foto : net]

Libur Panjang 29 Mei – 1 Juni 2025, Ini Rekomendasi Wisata Seru di Kota Padang

Rabu, 28/5/25 | 22:36 WIB

Foto pantai air manis Padang. Padang, Scientia – Libur panjang akhir Mei 2025 menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Seiring...

Senja, Kopi dan Ombak di Warkop Baba: Nongkrong Asik Tak Harus Mahal

Senja, Kopi dan Ombak di Warkop Baba: Nongkrong Asik Tak Harus Mahal

Senin, 05/5/25 | 17:37 WIB

Pariaman, Scientia.id - Senja, kopi dan suara ombak. Tiga hal yang bisa dinikmati sekaligus di satu tempat yaitu Warkop Baba....

Halalbihalal LKAAM Undang Duta Pariwisata Sumbar di Luar Negeri

Halalbihalal LKAAM Undang Duta Pariwisata Sumbar di Luar Negeri

Senin, 07/4/25 | 09:46 WIB

Padang, SCIENTIA- Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Republik Indonesia, Nusron Wahid dijadwalkan hadir pada acara Halalbihalal...

Desa Wisata Kampuang Sarugo Raih Asean Tourism Award 2025

Desa Wisata Kampuang Sarugo Raih Asean Tourism Award 2025

Selasa, 14/1/25 | 13:44 WIB

Desa Wisata Kampung Sarugo di Limapuluh Kota raih ATA 2025. (SCIENTIA/Istimewa) Padang, SCIENTIA - Desa Wisata Kampuang Saribu Gonjong Nagari...

Kota Padang Dinobatkan sebagai Destinasi Wisata Terpopuler 2025

Kota Padang Dinobatkan sebagai Destinasi Wisata Terpopuler 2025

Selasa, 07/1/25 | 19:58 WIB

Pengunjung sedang menikmati destinasi wisata tepi laut (taplau) Pantai Padang menyambut tahun baru 2025. (SCIENTIA/Wahyu Amuk) Padang, SCIENTIA - Kota...

Berita Sesudah
Gaya Bahasa pada Lagu Satu-Satu oleh Idgitaf

Membangun Karakter dan Literasi Digital melalui Komik

Discussion about this post

POPULER

  • Wali Kota Padang, Fadly Amran resmikan jembatan di Pasa Lalang.[foto : ist]

    Wali Kota Padang Resmikan Jembatan di Pasa Lalang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Modernisasi Penampilan Rabab Pasisia Di ISI Padangpanjang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penamaan Tempat di Nagari Andiang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Waka DPRD Dharmasraya Sujito Bantah Keras Tuduhan Ijazah Paket C Bermasalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puisi-puisi M. Subarkah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berbagai Bentuk dan Makna Kata Ulang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024