Oleh: Annisa Aulia Amanda
(Mahasiswi Program Studi Sastra Indonesia Universitas Andalas)
Stilistika juga dikenal sebagai gaya bahasa, adalah bidang yang mengeksplorasi bagaimana bahasa digunakan dalam proses komunikasi. Ini menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan kata, frasa, klausa, dan kalimat oleh penulis untuk menyampaikan pesan mereka secara efektif (Junus, 1989). Salah satu aspek penelitian stilistika berfokus pada penggunaan majas atau bisa disebut dengan kiasan. Aminuddin mendefinisikan majas sebagai teknik stilistika yang digunakan oleh penulis untuk mengartikulasikan ide-idenya agar selaras dengan tujuan dan dampak yang diinginkan (SOF, 2023).
Dalam ranah penulisan lagu, majas berperan penting dalam membentuk dampak emosional pada sebuah lagu. Lagu bukan sekedar perpaduan kata dan melodi, melainkan suatu bentuk seni ekspresif yang menyampaikan gagasan tertentu. Gaya bahasa, khususnya majas, berfungsi sebagai sarana komunikasi artistik. Pemanfaatan majas dalam penulisan lagu tidak hanya menambah kedalaman dan nuansa lirik, namun juga meningkatkan makna dan resonansi emosional secara keseluruhan (Chaniago & Syahrial). Salah satu jenis majas yang digunakan dalam lirik lagu, yaitu hiperbola. Hiperbola adalah gaya bahasa yang ditandai dengan sikap berlebihan yang disengaja, berfungsi untuk menekankan dan mengintensifkan unsur-unsur dalam sebuah lagu (Keraf, 2010). Pernyataan yang dilebih-lebihkan ini menimbulkan reaksi emosional yang kuat pada pendengar serta membuat liriknya lebih berdampak dan berkesan. Dengan memasukkan elemen hiperbolik, penulis lagu mampu menyampaikan emosi dan cerita yang kompleks dengan cara yang jelas dan menarik, memberikan keaslian, dan kekuatan pada komposisi lagu. Pada akhirnya, penggunaan hiperbola meningkatkan koneksi pendengar terhadap musik serta meninggalkan kesan mendalam di hati mereka.
Salah satu lagu Indonesia yang menonjolkan majas hiperbola adalah lagu “Seluruh Nafas Ini” yang dinyanyikan oleh Last Child bersama Giselle. Lagu tersebut merupakan karya Virgoun atau Muhammad Virgoun Putra Tambunan yang terkenal sebagai vokalis band Last Child dan juga sebagai artis solo (Wikipedia, 2024). Lagu ini merupakan lagu duet atau dinyanyikan berpasangan. Lagu ini membicarakan mengenai perpisahan yang diakibatkan pertengkaran (Anak Senja, 2022). Dalam lagu ini, penulis mengungkapkan kisah pria dan wanita yang selalu memiliki masalah dalam hubungan yang mereka jalani. Walaupun ada perpisahan yang berulang kali terjadi, pada akhirnya mereka tetap akan kembali bersama.
Pada lagu ini terdapat beberapa lirik yang mengandung majas hiperbola sebagai majas yang dominan digunakan oleh penulis dan juga memberikan wawasan tentang kepribadian penulis serta pengaruhnya terhadap penciptaan karya seni. Dalam lagu “Seluruh Nafas Ini” karya Virgoun ditemukan majas hiperbola yang menambah keindahan, drama, dan kedalaman emosional pada komposisi lirik lagu tersebut.
Penulis menggunakan frasa hiperbola dalam lirik pertama lagu, yaitu “Lihatlah luka ini yang sakitnya abadi”. Di frasa “sakitnya abadi” penulis menunjukkan bahwa luka yang telah diciptakan adalah luka yang tidak akan pernah bisa diobati. Ini adalah pernyataan yang dibuat secara berlebihan untuk menekankan betapa dalamnya rasa sakit yang dirasakan si Aku. Lalu ada klausa hiperbola pada baris kedua, yaitu “Ku akan tua dan mati dalam pelukmu”. Klausa tersebut menunjukkan keinginan untuk selalu bersama pasangan.
Pernyataan yang dibuat oleh penulis dengan berlebihan juga tentang kesetiaan seperti yang terdapat pada lirik “Kita telah lewati rasa yang telah mati”. Dalam frasa “rasa yang telah mati” penulis merujuk pada perasaan atau emosi yang dulunya kuat, tetapi tidak ada lagi bahkan sempat hilang. Penggunaan frasa hiperbola untuk mengungkapkan perasaan pada pasangan yang sudah pernah kehilangan rasa cinta di antara mereka. Lirik lainnya adalah “Ku nikmati rindu yang datang membunuhku”. Klausa hiperbola tersebut terdengar dramatis dan berlebihan, bagaimana tokoh aku menikmati rindu yang dirasakan walau perasaan tersebut membunuhnya. Lirik itu mengungkapkan harapan di balik rasa rindu karena tokoh menikmati kerinduan tersebut. Terakhir, lirik yang menjadi judul dari lagu, yaitu “Untukmu seluruh nafas ini”. Klausa ini menjadi judul lagu yang dipilih penulis dan hiperbola mengenai pengorbanan untuk pasangan.
Dari beberapa lirik yang diungkapkan tersebut, ditemukan hiperbola. Hiperbola bukan sekedar majas yang melebih-lebihkan suatu hal, melainkan hiperbola mendobrak batasan bahasa dan mampu membangkitkan emosi pada diri pendengar. Tidak hanya penulis lagu, namun para seniman kreatif lainnya dapat memanfaatkan majas hiperbola sebagai kekuatan untuk menyertakan nilai keindahan dan sisi emosional di dalam karya. Kesimpulannya, penggunaan gaya bahasa berupa majas hiperbola mampu meningkatkan intensitas sentimen dan secara implisit penggunaan gaya bahasa mampu meningkatkan komunikasi yang efektif terhadap pesan dan emosi yang diungkapkan penulis lagu dan seniman lainnya terhadap penikmat karya kreatif seperti lagu ataupun puisi.
Padang, 2024-05-09
Discussion about this post