Oleh: Elly Delfia
(Dosen Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)
Perjalanan selalu memberi banyak pembelajaran dan pengalaman hidup. Kali ini, kita jalan-jalan di Kota Yogyakarta yang katanya terbuat dari rindu dan angkringan. Kota ini memang yang dikenal sebagai kota yang romantis dan ikonik. Ada banyak lagu dan puisi yang tercipta tentang kota ini, di antaranya lagu Kla Project berjudul Yogyakarta dengan penggalan lirik berikut.
Pulang ke kotamu
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat
Penuh selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgia
Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama suasana Jogya
Lirik lagu yang menyentuh ini cukup menegaskan betapa Yogyakarta terus dirindukan banyak orang. Rasa rindu itu salah satunya karena Yogyakarta memiliki banyak tempat wisata. Berbagai jenis tempat wisata menarik ada di Yogyakarta. Mulai dari wisata sejarah, wisata kuliner, wisata pendidikan, wisata agama, hingga hidden gem atau tempat-tempat wisata yang masih alami dan tersembunyi dari keramaian.
Nah, pada destinasi kali ini kita akan jalan-jalan sebuah tempat wisata yang ada di Yogyakarta, yaitu Taman Sari. Taman Sari adalah tempat wisata bersejarah yang terletak di tengah-tengah Kota Yogyakarta. Kesan pertama yang saya dapat ketika pertama diajak saudara datang ke sini adalah pemandu wisatanya ramah, tempatnya sejuk, dan eksotis. Beberapa orang pemandu wisata menyapa dengan senyuman, mengajak ngobrol, dan menawarkan bantuan untuk memandu sampai ke dalam Taman Sari. Bangunan tua yang eksotik dilengkapi dengan dinding-dinding berwarna krem dan abu-abu seakan mengucapkan Sugeng Rawuh (Selamat Datang dalam bahasa Jawa) kepada saya. Setelah berjalan lagi ke bagian dalam, sebuah pemandangan indah menakjubkan terhampar di sana. Pemandangan dengan kolam-kolam berair jernih.
Saya harus menuruni beberapa anak tangga untuk sampai di tepian kolam-kolam tersebut. Sesampai di tepi kolam, pemandangan tak kalah indahnya terlihat di sana. Pemandangan yang instagramable dengan berbagai spot foto yang menarik hati. Lalu kolam-kolam apakah yang saya lihat itu? Tentu saja bukan kolam ikan ataupun kolam renang. Akan tetapi, kolam-kolam pemandian yang dibangun oleh Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sri Sultan Hamengkubowono I sekitar 200 tahun yang lalu.
Tempat itu dibangun oleh Sri Sultan untuk menghormati jasa istri-istrinya karena telah membantu pada masa peperangan. Tempat pemandian berair jernih ini terdiri atas tiga kolam. Kolam pertama bernama Umbul Kawitan. Kolam ini khusus untuk putra-putri raja (Sri Sultan Hamengkubuwono I kala itu). Kolam kedua bernama Umbul Pamuncar yang diperuntuk bagi para selir raja, dan kolam ketiga bernama Umbul Panguras yang merupakan kolam khusus untuk raja.
Tempat yang terletak 500 meter di selatan Keraton Kesultanan Yogyakarta didesain dan dibangun oleh seorang arsitek berkebangsaan Portugis yang bernama Demak Tegis. Pembangunan kolam diawasi langsung oleh Bupati Madiun yang bertindak sebagai mandor pada masa itu. Gapura-gapura di sekitar kolam dipenuhi oleh ukiran dengan motif naga, sayap burung, dan bunga-bunga. Meskipun sudah berumur ratusan tahun, bangunan itu terlihat masih kokoh dan terlihat berbeda dengan rumah-rumah penduduk yang ada di sekitarnya. Bangunan nan eksotis dengan pot-pot bunga-bunga di tepian kolam melengkapi keindahan tempat ini. Aroma air kolam yang bersih, sejuk, dan adem seolah turut menenangkan pikiran pengunjung. Beberapa pohon berukuran cukup besar tumbuh di sekitar Taman Sari dan membuat tempat itu semakin asri.
Selain kolam-kolam pemandian yang cantik, tempat ini juga dilengkapi dengan sebuah menara yang terletak di antara kolam raja dan kolam selir dan putri-putri raja. Menurut kisahnya, menara itu tempat raja beristirahat dan menyaksikan area di sekitar kolam.
Dahulu, Taman Sari merupakan tempat khusus hanya untuk raja dan keluarganya. Sekarang, semua orang bisa berkunjung ke tempat ini dan menikmati keindahannya, bahkan pengunjung juga bisa naik ke menara tempat peristirahatan raja dan turut menyaksikan indahnya pemandangan di sekitar kolam dari atas. Akses ke menara dapat dilewati dengan anak tangga kayu yang tersedia di sana. Setelah sampai di atas menara, kita dapat menatap langsung hamparan kolam-kolam berair jernih sambil mengabadikan pemandangan yang instagramable dengan kamera.
Setelah selesai mengeksplorasi kolam dan sekitarnya, kita bisa keluar dari area kolam melewati rumah-rumah penduduk yang menjual souvenir-souvenir khas Yogya. Sebelum sampai di pintu keluar, kita akan melalui lorong-lorong bawah tanah yang cukup lebar namun agak remang. Lorong itu disebut Tajug. Di dalam lorong bawah tanah tersebut banyak ruang-ruang lain yang pintunya digembok. Sepertinya itu ruang rahasia. Selain lorong bawah tanah, ada satu tempat lagi yang tidak sempat dikunjungi ketika saya beberapa kali ke sana. Tempat itu adalah Sumur Gumuling atau masjid bawah tanah yang digunakan oleh raja dan keluarga untuk beribadah. Menurut keterangan pemandu, tempat itu sedang ditutup karena ada direnovasi. Setelahnya, juga ada Gedung Kenongo, tempat raja menikmati hidangan dan tempat itu merupakan persinggahan terakhir yang dapat dilihat di area Taman Sari seluas lebih kurang 10 hektar tersebut.
Taman Sari merupakan salah satu di antara banyak tempat wisata bersejarah yang masing eksis dan ramai dikunjungi di Yogyakarta hingga kini. Selain tempat wisata bersejarah, Taman Sari juga dijadikan lokasi foto pre wedding outdoor, fotoshoot, dan foto selfie karena keeksotisan dan keindahannya. Salah satunya yang melakukan foto pre wedding di sini dan sempat viral di jagad maya adalah pasangan Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Jokowi dan Erino Gudono.
Tiket masuk ke tempat wisata ini tidaklah mahal. Dengan harga tiket 5000 rupiah saja, pengunjung sudah bisa menikmati romansa bangunan masa lalu, kolam berair jernih yang berkilauan terkena pantulan sinar matahari, ruang-ruang di menara, lorong-lorong bawah tanah, dan tempat lainnya yang instagramable di Taman Sari. Semoga setiap perjalanan selalu memberikan kita banyak pembelajaran dan meningkatkan kebijaksanaan.
Discussion about this post