Lastry Monika
(Kolumnis Rubrik Renyah)
Sering kali, bila hendak menuju suatu tempat, kita menyadari bahwa rute menuju tempat tersebut tidak hanya satu. Hal ini sering kali saya jumpai ketika hendak bepergian. Biasanya, di antara beberapa rute yang direkomendasikan oleh Google Map, saya memilih rute yang paling mudah dan tidak terlalu banyak persimpangan. Adakalanya pula, bila telah mencoba rute tersebut, di lain waktu saya mencoba rute yang lain, bahkan rute yang paling rumit.
Bila tempat tersebut pertama kali saya kunjungi, saya hampir selalu menyempatkan diri untuk mengecek peta kembali, meskipun rute tersebut paling mudah ataupun paling rumit. Tujuannya ialah memastikan apakah saya menempuh jalan yang benar atau malah berbeda.
Bila menempuh rute yang tidak sesuai dari yang sebelumnya, hampir selalu ada dua pilihan untuk hal ini. Apakah salah pilihan tersebut saya akan bertanya agar tidak tersesat di jalan seperti kata pepatah itu? Oh tidak! Itu adalah pilihan terakhir selagi saya masih memiliki peta. Pilihan pertama ialah kembali ke rute sebelumnya, sedangkan pilihan kedua ialah mengubah rute itu sendiri. Sebab mengubah rute tidak membuat saya serta kita semua gagal sampai di tempat tujuan.
Malam sebelum tulisan ini dikerjakan, saya menonton sebuah reels di Instagram. Video pendek tersebut dibuat oleh salah seorang aktivis perempuan muda Indonesia. Pada intinya, ia menyampaikan bahwa dalam hidup sangat boleh untuk mengubah rencana dan perubahan itu selalu sah.
Rute tujuan tidak hanya bisa diubah ketika menuju suatu tempat. Rute tujuan dalam kehidupan seperti target-target di masa depan juga sangat boleh diubah. Perubahan seperti rencana dan cita-cita selalu boleh diubah kapan pun dirasa dibutuhkan.
Bila suatu target atau cita-cita yang diidamkan tak kunjung tercapai, mungkin saja itu bukan berarti gagal. Barangkali, kita hanya perlu mengubah rute untuk mencapai target tersebut. Bisa jadi pula, yang diperlukan ialah mengambil rute yang sama sekali berbeda untuk target dan cita-cita yang berbeda pula.
Lagi pula, seperti kata pepatah, “banyak jalan menuju Roma”. Untuk mencapai suatu keinginan dan cita-cita, sebagian orang tidak hanya memiliki satu rencana untuk mencapainya. Oleh sebab itu mereka memiliki rencana A, B, C, dan seterusnya untuk mencapai tujuan yang sama.
Banyaknya rencana, metode, dan rute yang dimiliki dapat menjadi ajang untuk mengeksplorasi diri. Dari hal ini pula mungkin saja pada akhirnya kita menemukan rencana, metode, dan rute yang paling tepat. Bisa jadi pula, dengan beragamnya rute yang ditempuh membuat kita menyadari apakah target atau cita-cita tertentu memang harus digapai atau justru menemukan target lain yang lebih tepat dan dibutuhkan. Tentu saja tidak ada yang salah dengan target yang diubah asalkan tidak ada pihak lain yang dirugikan atas pilihan yang sudah ditetapkan.
Sama halnya dengan pengecekan (memastikan jalan) yang dilakukan ketika mengikuti rute tertentu dari Google Map, rute menuju cita-cita dalam kehidupan baiknya juga dicek beberapa kali. Hal ini bertujuan sebagai evaluasi sudahkah kita melakukan proses yang benar atau justru menuju ke lain arah. Dari sinilah akhirnya bisa diputuskan, apakah perlu kembali ke rute awal atau mengubah dan melanjutkan rute yang telah ditempuh? Toh tidak ada yang salah dengan mengubah rute selagi yang dituju dan yang hendak digapai adalah hal-hal baik.
Discussion about this post