Anak Kertas
dalam sebuah persalinan yang begitu hebat dan matang
ia memilin kertas hingga pipih, seperti pipinya yang melesut
urat nadi lehernya mengeras hingga tengah malam
pada saat mata orang-orang terpejam, ia terjaga
untuk mengerami bola-bola origaminya
dalam kehangatan tubuh yang jujur
malam pun menyerahkan diri di ujung jarinya
tak berkutik, pada proses persalinan yang lama
sepanjang malam
dalam sebuah pengasuhan yang begitu sabar
ia sebut dirinya sebagai ibu
memilin kertas hingga pipih
yang terhubung ke ujung jari anaknya
di ruang kelas, mereka membuat tali pusar bersama
dari lembaran buku-buku teks
yang mulai kehilangan makna
sebab aksaranya telah berpindah ke dalam urat nadi mereka
menjadi kisah berfilosofi, menjalar ke seluruh kulit
mereka bersepakat, bahwa semalam ia telah bertarung
dalam sebuah persalinan yang begitu bijaksana
(Busan, Mei 2022)
Ibu Kertas
kunamai ia ibu dalam tali pusar yang dipilin
diikat dari satu ujung nasib ke ujung takdir
ibuku lahir dari ladang yang dibuatnya pada suatu petang
dialiri kisah para dewa tentang bumi yang subur
dalam keberkahan para perempuan bertangan dingin
kunamai ia ibu dalam tali pusar yang kami ciptakan bersama
suatu ketika, kami mencari bercak persalinannya
yang tentu akan berantakan setiap pagi
dari sebuah bekas, ia meramu kisah untuk kasih pagi hari
dibawa ke langit, kabar untuk Hera
tentang rahimnya yang tak pernah sepi
kunamai ia ibu, dari setiap teori yang lahir dari ujung sepatunya
ia berjalan ke rumah, ke ruang kelas
berkisah tentang rimba yang lebat, selebat bulu matanya
sebab tak ada yang pernah merindukannya
(Busan, Mei 2022)
Saudara Kertas
di rimba kita ini, tak satu pun boleh berburu
begitu pesan Artemis yang mucul di mimpi ibu
jangan sampai kau membunuh kakakmu
yang pada malam ganjil menjadi burung berbulu belang
ia terbang kian ke mari mencari jawaban
berapa pemburu yang bersiap di mulut rimba
untuk merampas kami, seperti kisah tujuh anak domba
tetapi, ibuku masih terlelap
tidak lenyap dan bersemayam diperut serigala
yang berpuara-pura di depan pintu rumah
di rimba kita ini, tak satu pun boleh berburu
meski tukang kayu memberimu kapak emas
yang diterimanya sebagai hadiah kejujuran
rimba kita ini, rimba dari origami
yang dibuat ibu setelah bertemu dengan Artemis
yang menyampaikan pesan dalam sebuah persalinan
yang begitu hangat dan matang,
bahwa setiap anak, harus tetap di dalam dekapannya
bahwa tali pusar yang saling hubung, tak sehrusnya putus
oleh perjalanan waktu
(Busan, Mei 2022)
Biodata Penulis:
Reno Wulan Sari merupakan Dosen Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas. Bukunya telah terbit dalam bentuk kumpulan cerpen yang berjudul Catatan Pertama. Selain menulis puisi, cerpen, dan artikel, ia juga merupakan sutradara teater yang tertarik pada ilmu geografi, dunia cosmos, dan segala hal tentang alam semesta.
Discussion about this post