Sabtu, 12/7/25 | 19:12 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI ARTIKEL

Cara-cara Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman

Minggu, 17/10/21 | 08:00 WIB

 

Silvia Permata Sari
(Dosen Fakultas Pertanian Universitas Andalas)

 

Hama merupakan salah satu kendala yang dihadapi dalam budidaya komoditas pertanian. Tak jarang petani menjadikan pestisida kimia (sintetik) sebagai senjata utama dalam pengendalian hama dan penyakit dengan alasan mudah diperoleh dan praktis. Padahal, pestisida kimia tersebut mempunyai banyak dampak negatif. Beberapa dampak negatif yang disebabkan oleh pestisida kimia adalah resistensi (kekebalan hama), resurgensi (peledakan hama), munculnya hama baru, pencemaran lingkungan, membunuh musuh alami (organisme yang dapat mengendalikan hama dan penyakit, seperti predator, parasitoid, dan patogen serangga), hancurnya biodiversity (keanekaragaman hayati), serta dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti alergi dan kanker.

BACAJUGA

Kisah Sukses Petani Organik di Bukit Gompong

Belajar Membuat Kompos dari Sampah Rumah Tangga

Minggu, 12/2/23 | 07:49 WIB
Pestisida Nabati, Sahabat Baru Pencinta Tanaman di Masa Pandemi Covid-19

Melek Bahaya Pestisida, Tingkatkan Kesadaran Hidup Sehat

Minggu, 04/9/22 | 07:24 WIB

Sebagai seorang akademisi dan pendidik yang berlatar belakang ilmu pertanian, saya aktif melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, mulai dari Kota Padang, Padang Pariaman, Agam, Pasaman Barat, Solok Selatan, Cirebon, Subang, Brebes, Tegal, Bandung, Pangalengan, dan lain-lain. Kegiatan tersebut dapat berupa sosialiasi mengenai bahaya dari pestisida kimia hingga dan demonstrasi teknik-teknik pengendalian hama dan penyakit tanaman. Pada artikel kali ini, kita akan membahas beberapa teknik pengendalian hama dan penyakit yang dapat diterapkan sahabat pembaca. Ada beberapa cara (teknik) pengendalian hama dan penyakit, yaitu sebagai berikut:

1. Teknik pengendalian dengan varietas yang resisten (tahan)

Teknik adalah pengendalian dengan cara menanam varietas yang tahan terhadap hama dan penyakit tanaman. Varietas tahan hama dan penyakit ini dapat kita peroleh dari instansi penghasil varietas-varietas tahan, seperti BATAN, BPPT, dan Balitbu.

2.Teknik pengendalian secara kultur teknis

Pada prinsipnya pengendalian ini adalah membuat lingkungan tidak menguntungkan atau tidak menguntungkan atau tidak mendukung bagi kehidupan hama dan penyakit tanaman, contohnya: pengaturan pola tanam, pengaturan waktu tanam, pengaturan jarak tanam, sanitasi, pergiliran tanaman, pemangkasan, penjarangan, dan penanaman serentak.

3.Teknik pengendalian secara fisik dan mekanik

Pengendalian secara fisik adalah teknik pengendalian dengan cara mengubah faktor lingkungan fisik (suhu, kelembaban, suara) agar menyebabkan kematian pada hama dan penyakit. Contohnya: memberikan perlakuan kepada benih tanaman dengan cara merendam benih dalam air pada suhu tertentu atau pada suhu dingin tertentu sehingga larva atau telur hama yang terbawa benih jadi mati.

4.Teknik Pengendalian secara mekanik

Teknik adalah pengendalian hama dan penyakit dengan cara menangkap, mengumpulkan atau membunuhnya baik secara langsung maupun dengan dengan bantuan alat. Contohnya: mengambil hama dan penyakit dengan tangan, dengan menggunakan perangkap, pengusiran, gropoyokan, pakai senapan angina, pakai botol, dan sebagainya.

5. Teknik pengendalian secara biologi (hayati)

Pengendalian secara biologi atau hayati adalah teknik pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan organisme lain yang bermanfaat (dapat mengendalikan hama secara alami di alam). Organisme lain yang bermanfaat tersebut dikenal dengan istilah musuh alami (natural enemies), yang terdiri dari tiga golongan yaitu predator, parasitoid, dan patogen serangga. Predator contohnya: burung hantu, tomcat (Paedarus sp.), capung jarum, laba-laba, dan kumbang Coccinelidae (kumbang kubah). Parasitoid contohnya: Diadegma semiclausum, Plutella xylostella, Eriborus sp., dan lain-lain. Sedangkan patogen serangga contohnya: Cendawan Beauveria bassiana, Metharizium anisopliae, Lecanicillium sp., dan lain-lain.

6. Teknik pengendalian secara pestisida

Pestisida berasal dari kata “pest” dan “cida”. Kata “Pest” artinya hama dalam arti luas, “cida” artinya racun. Jadi pestisida adalah racun untuk hama dan penyakit tanaman. Pestisida berdasarkan bahan bakunya dibedakan atas dua, yaitu:

1. Pestisida Nabati atau organik

Pestisida ini adalah pestisida yang bahan bakunya berasal dari tumbuh-tumbuhan, contohnya: daun pepaya (Carica papaya), daun tembakau (Nicotiana tabacum), daun sirsak (Annona muricata), daun mimba (Azadiracta indica), serai (Andropogon nardus), dan bawang putih (Allium sativum).

Pembuatan pestisida nabati ini bisa dengan cara direndam, direbus, atau disuling. Keuntungan pestisida nabati yaitu mudah terurai, umumnya aman terhadap manusia, resistensi (kekebalan) pada OPT lambat, dapat dibuat sendiri, bahan bakunya banyak tersedia di alam.

Beberapa tahun belakang ini, pemerintah menggalakkan pertanian organik (pertanian yang input pestisida sintetiknya sangat minim sekali, tetapi diganti dengan bahan-bahan organik. Mulai dari pupuk hingga pestisida yang digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit tersebut berasal dari bahan organik. Dari segi kesehatan, produk pertanian yang berasal dari pertanian organiknya lebih sehat dan rasanya pun lebih manis jika dilalap (dimakan mentah), bahkan aman terhadap kesehatan.

2. Pestisida Sintetik atau kimia

Pestisida ini adalah pestisida yang dibuat oleh industri (pabrik) dan bahan dasarnya yaitu bahan kimia. Karena berasal dari bahan kimia, kapan kita menggunakan teknik pengendalian hama dan penyakit secara pestisida kimia? Hendaknya tindakan pengendalian ini kita lakukan paling terakhir dan teknik pengendalian lainnya tidak berhasil menurunkan populasi hama dan penyakit. Alasan kenapa dilakukan paling terakhir ? Karena dampak negatif dari pestisida kimia tersebut sangat banyak, contohnya: pencemaran lingkungan, membunuh musuh alami, resistensi (kekebalan) hama, resurgensi (peledakan) hama, munculnya hama baru, gangguan kesehatan pada manusia (alergi), dan residunya masuk ke tanaman.

Metode pengendalian yang menggabungkan dua atau lebih teknik pengendalian yang kompatibel (cocok) untuk mengendalikan hama dan penyakit disebut Pengendalian Hama Terpadu (PHT) atau Integrated Pest Control (IPM). Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi, efektivitas, serta mencegah pencemaran lingkungan. Contohnya teknik pengendalian secara kultur teknis dengan teknik pengendalian menggunakan varietas tahan, dan teknik pengendalian secara biologi dengan teknik pengendalian secara kultur teknis.

Jadi, setelah membaca artikel ini kita diharapkan semakin bijaksana dalam mengendalikan hama dan penyakit tanaman ya sahabat. Jangan jadikan lagi pestisida sintetik atau pestisida kimia menjadi jalan utama karena banyak dampak negatifnya. Ingat pepatah atau peribahasa “Banyak Jalan Menuju Roma”, banyak juga cara (teknik) untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman yang menyerang kita.

Tags: #Silvia Permata Sari
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Penyakit Sosial Kebahasaan

Berita Sesudah

CLBK Sang Kakek

Berita Terkait

Ekspresi Puitik Penderitaan Palestina dalam Puisi “Tamimi” karya Bode Riswandi

Ekspresi Puitik Penderitaan Palestina dalam Puisi “Tamimi” karya Bode Riswandi

Minggu, 06/7/25 | 11:11 WIB

Oleh: Aldi Ferdiansyah (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)   Karya sastra adalah hasil proses kreatif yang...

Psikologi Kekuasaan dalam Cerpen “Seekor Beras dan Sebutir Anjing”

Psikologi Kekuasaan dalam Cerpen “Seekor Beras dan Sebutir Anjing”

Minggu, 06/7/25 | 10:56 WIB

Oleh: Nikicha Myomi Chairanti (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia Universitas Andalas) Cerita pendek "Seekor Beras dan Sebutir Anjing" karya Eka Arief...

Tantangan Kuliah Lapangan Fonologi di Era Mobilitas Tinggi

Tantangan Kuliah Lapangan Fonologi di Era Mobilitas Tinggi

Minggu, 29/6/25 | 08:21 WIB

Oleh: Nada Aprila Kurnia (Mahasiswa Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas dan Anggota Labor Penulisan Kreatif/LPK)   Kridalaksana (2009),...

Mendorong Pemberdayaan Perempuan melalui KOPRI PMII Kota Padang

Mendorong Pemberdayaan Perempuan melalui KOPRI PMII Kota Padang

Minggu, 22/6/25 | 13:51 WIB

Oleh: Aysah Nurhasanah (Anggota KOPRI PMII Kota Padang)   Kopri PMII (Korps Putri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) merupakan organisasi yang...

Aspek Pemahaman Antarbudaya pada Sastra Anak

Ekokritik pada Fabel Ginting und Ganteng (2020) Karya Regina Frey dan Petra Rappo

Minggu, 22/6/25 | 13:12 WIB

Oleh: Andina Meutia Hawa (Dosen Prodi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas)   Kajian ekokritik membahas hubungan antara manusia, karya sastra,...

Perkembangan Hukum Islam di Era Digital

Mencari Titik Temu Behaviorisme dan Fungsionalisme dalam Masyarakat Modern

Minggu, 22/6/25 | 13:00 WIB

Oleh: Nahdaturrahmi (Mahasiswa Pascasarjana UIN Sjech M. Jamil Jambek Bukittinggi)   Sejarah ilmu sosial, B.F. Skinner dan Émile Durkheim menempati...

Berita Sesudah
CLBK Sang Kakek

CLBK Sang Kakek

Discussion about this post

POPULER

  • Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir saat menyerahkan Dana Operasional Triwulan II tahun 2025 ketua RT/RW, Guru TPQ/TQA dan MDTA/MDTW. [foto : ist]

    100 Hari Kerja Wali Kota Padang Capai Kepuasan 80 Persen

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Efisiensi di Negeri Petro Dolar: Jalan Penuh Lubang, Jembatan Reyot Vs Mobil Dinas Baru yang Lukai Rasa Keadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Angka Penyalahgunaan Narkoba di Sumbar Sempat Tempati Posisi Tertinggi, Kapolda : Kita Bakal All Out

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mambangkik Batang Tarandam dalam Naskah Drama “Orang-orang Bawah Tanah” karya Wisran Hadi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Terduga Pelaku Pelecehan Seksual terhadap Santri di Ponpes Miftahul Huda Dharmasraya Belum Diketahui

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024