Silvia Permata Sari
(Dosen Fakultas Pertanian Universitas Andalas)
Hama merupakan salah satu kendala yang dihadapi dalam budidaya komoditas pertanian. Tak jarang petani menjadikan pestisida kimia (sintetik) sebagai senjata utama dalam pengendalian hama dan penyakit dengan alasan mudah diperoleh dan praktis. Padahal, pestisida kimia tersebut mempunyai banyak dampak negatif. Beberapa dampak negatif yang disebabkan oleh pestisida kimia adalah resistensi (kekebalan hama), resurgensi (peledakan hama), munculnya hama baru, pencemaran lingkungan, membunuh musuh alami (organisme yang dapat mengendalikan hama dan penyakit, seperti predator, parasitoid, dan patogen serangga), hancurnya biodiversity (keanekaragaman hayati), serta dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti alergi dan kanker.
Sebagai seorang akademisi dan pendidik yang berlatar belakang ilmu pertanian, saya aktif melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, mulai dari Kota Padang, Padang Pariaman, Agam, Pasaman Barat, Solok Selatan, Cirebon, Subang, Brebes, Tegal, Bandung, Pangalengan, dan lain-lain. Kegiatan tersebut dapat berupa sosialiasi mengenai bahaya dari pestisida kimia hingga dan demonstrasi teknik-teknik pengendalian hama dan penyakit tanaman. Pada artikel kali ini, kita akan membahas beberapa teknik pengendalian hama dan penyakit yang dapat diterapkan sahabat pembaca. Ada beberapa cara (teknik) pengendalian hama dan penyakit, yaitu sebagai berikut:
1. Teknik pengendalian dengan varietas yang resisten (tahan)
Teknik adalah pengendalian dengan cara menanam varietas yang tahan terhadap hama dan penyakit tanaman. Varietas tahan hama dan penyakit ini dapat kita peroleh dari instansi penghasil varietas-varietas tahan, seperti BATAN, BPPT, dan Balitbu.
2.Teknik pengendalian secara kultur teknis
Pada prinsipnya pengendalian ini adalah membuat lingkungan tidak menguntungkan atau tidak menguntungkan atau tidak mendukung bagi kehidupan hama dan penyakit tanaman, contohnya: pengaturan pola tanam, pengaturan waktu tanam, pengaturan jarak tanam, sanitasi, pergiliran tanaman, pemangkasan, penjarangan, dan penanaman serentak.
3.Teknik pengendalian secara fisik dan mekanik
Pengendalian secara fisik adalah teknik pengendalian dengan cara mengubah faktor lingkungan fisik (suhu, kelembaban, suara) agar menyebabkan kematian pada hama dan penyakit. Contohnya: memberikan perlakuan kepada benih tanaman dengan cara merendam benih dalam air pada suhu tertentu atau pada suhu dingin tertentu sehingga larva atau telur hama yang terbawa benih jadi mati.
4.Teknik Pengendalian secara mekanik
Teknik adalah pengendalian hama dan penyakit dengan cara menangkap, mengumpulkan atau membunuhnya baik secara langsung maupun dengan dengan bantuan alat. Contohnya: mengambil hama dan penyakit dengan tangan, dengan menggunakan perangkap, pengusiran, gropoyokan, pakai senapan angina, pakai botol, dan sebagainya.
5. Teknik pengendalian secara biologi (hayati)
Pengendalian secara biologi atau hayati adalah teknik pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan organisme lain yang bermanfaat (dapat mengendalikan hama secara alami di alam). Organisme lain yang bermanfaat tersebut dikenal dengan istilah musuh alami (natural enemies), yang terdiri dari tiga golongan yaitu predator, parasitoid, dan patogen serangga. Predator contohnya: burung hantu, tomcat (Paedarus sp.), capung jarum, laba-laba, dan kumbang Coccinelidae (kumbang kubah). Parasitoid contohnya: Diadegma semiclausum, Plutella xylostella, Eriborus sp., dan lain-lain. Sedangkan patogen serangga contohnya: Cendawan Beauveria bassiana, Metharizium anisopliae, Lecanicillium sp., dan lain-lain.
6. Teknik pengendalian secara pestisida
Pestisida berasal dari kata “pest” dan “cida”. Kata “Pest” artinya hama dalam arti luas, “cida” artinya racun. Jadi pestisida adalah racun untuk hama dan penyakit tanaman. Pestisida berdasarkan bahan bakunya dibedakan atas dua, yaitu:
1. Pestisida Nabati atau organik
Pestisida ini adalah pestisida yang bahan bakunya berasal dari tumbuh-tumbuhan, contohnya: daun pepaya (Carica papaya), daun tembakau (Nicotiana tabacum), daun sirsak (Annona muricata), daun mimba (Azadiracta indica), serai (Andropogon nardus), dan bawang putih (Allium sativum).
Pembuatan pestisida nabati ini bisa dengan cara direndam, direbus, atau disuling. Keuntungan pestisida nabati yaitu mudah terurai, umumnya aman terhadap manusia, resistensi (kekebalan) pada OPT lambat, dapat dibuat sendiri, bahan bakunya banyak tersedia di alam.
Beberapa tahun belakang ini, pemerintah menggalakkan pertanian organik (pertanian yang input pestisida sintetiknya sangat minim sekali, tetapi diganti dengan bahan-bahan organik. Mulai dari pupuk hingga pestisida yang digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit tersebut berasal dari bahan organik. Dari segi kesehatan, produk pertanian yang berasal dari pertanian organiknya lebih sehat dan rasanya pun lebih manis jika dilalap (dimakan mentah), bahkan aman terhadap kesehatan.
2. Pestisida Sintetik atau kimia
Pestisida ini adalah pestisida yang dibuat oleh industri (pabrik) dan bahan dasarnya yaitu bahan kimia. Karena berasal dari bahan kimia, kapan kita menggunakan teknik pengendalian hama dan penyakit secara pestisida kimia? Hendaknya tindakan pengendalian ini kita lakukan paling terakhir dan teknik pengendalian lainnya tidak berhasil menurunkan populasi hama dan penyakit. Alasan kenapa dilakukan paling terakhir ? Karena dampak negatif dari pestisida kimia tersebut sangat banyak, contohnya: pencemaran lingkungan, membunuh musuh alami, resistensi (kekebalan) hama, resurgensi (peledakan) hama, munculnya hama baru, gangguan kesehatan pada manusia (alergi), dan residunya masuk ke tanaman.
Metode pengendalian yang menggabungkan dua atau lebih teknik pengendalian yang kompatibel (cocok) untuk mengendalikan hama dan penyakit disebut Pengendalian Hama Terpadu (PHT) atau Integrated Pest Control (IPM). Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi, efektivitas, serta mencegah pencemaran lingkungan. Contohnya teknik pengendalian secara kultur teknis dengan teknik pengendalian menggunakan varietas tahan, dan teknik pengendalian secara biologi dengan teknik pengendalian secara kultur teknis.
Jadi, setelah membaca artikel ini kita diharapkan semakin bijaksana dalam mengendalikan hama dan penyakit tanaman ya sahabat. Jangan jadikan lagi pestisida sintetik atau pestisida kimia menjadi jalan utama karena banyak dampak negatifnya. Ingat pepatah atau peribahasa “Banyak Jalan Menuju Roma”, banyak juga cara (teknik) untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman yang menyerang kita.