Selasa, 11/11/25 | 09:06 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home EDUKASI

Kenangan bersama Pak Yos: Dari Kolega Menjadi Sahabat

Minggu, 12/10/25 | 10:44 WIB

Oleh: ALFITRI
(Dosen Departemen Sosiologi FISIP Universitas Andalas)

 

Waktu terus berjalan. Seperti matahari yang perlahan turun ke ufuk barat, datanglah masa untuk pensiun. Masa untuk lepas dari suka duka tugas untuk mengabdi dan mengisi BKD. Bulan lalu, Pak Yoserizal yang biasa disapa Pak Yos — dosen dan mantan Ketua Departemen Administrasi Publik FISIP Unand — telah memasuki fase pensiun. Izinkan saya sedikit menulis kenangan dengannya. Pada waktunya, masing-masing kita pun akan memasuki fase itu.

BACAJUGA

Caleg di Angkot

Nyaris Mati di Atas Vespa: Sepotong Kenangan di Masa SMA

Senin, 27/10/25 | 07:37 WIB
Hubungan Sosial yang Unik di Universitas: Pengalaman 38 Tahun Bersama Pak Wahyu Pramono

Hubungan Sosial yang Unik di Universitas: Pengalaman 38 Tahun Bersama Pak Wahyu Pramono

Minggu, 27/10/24 | 06:52 WIB

Pak Yos adalah sosok yang tak terlupakan dalam perjalanan saya sebagai dosen. Ia lebih dari sekedar rekan kerja atau kolega di kampus. Ia adalah sahabat dalam perjalanan saya menapaki dunia akademik. Dengan inisiatif sendiri, tanpa diminta, di suatu sore menjelang senja Agustus tahun 1990, ia yang mengantar saya ke Teluk Bayur untuk berlayar melanjutkan sekolah ke tanah Jawa. Entah kenapa, sejak kami sama-sama diterima sebagai dosen pada tahun 1989, kami terasa dekat. Waktu itu, saya lumayan sering mampir ke tempat kosnya di belakang sebuah rumah makan di Jl. Mangunsarkoro.

Dulu, setelah berkeluarga ketika lebaran pun, dengan Corolla DX-nya, Pak Yos bersama istri dan anak-anaknya datang ke rumah saya. Biasanya setelah ia bersilaturahmi ke rumah mertuanya, rumah rektor, dan rumah Prof. Alfian Lains. Saya dan keluarga pun kalau lebaran ke rumahnya, sering dijamu masakan unggulannya, dendeng kuah balado. Sebagai orang Koto Anau yang lama merantau di Pekanbaru, Pak Yos ternyata pintar memasak. Kami pun diberikan resep dan diajarkan membuat dendeng kuah balado yang empuk dan enak.

Sejak jadi dosen muda, Pak Yos termasuk dosen yang rajin pergi menghadiri seminar ke berbagai perguruan tinggi lain di Indonesia. Kendati bantuan uang perjalanan dari fakultas tidak seberapa tapi, ia tetap semangat berangkat. Kebetulan ketika kami dosen muda, Prof. Aziz Saleh suka mendorong dan memfasilitasi kami untuk ikut serta. Saya masih ingat betul, bagaimana semangat Pak Yos menyala setiap kali berangkat ke seminar. Misalnya, ketika pergi dan pulang naik bus ANS bersama banyak dosen muda yang lain, ikut seminar dan kongres Himpunan Ilmu-ilmu Sosial (HIPIIS) di Medan tahun 1990.

Saya dan Pak Emeraldy Chatra yang kemudian menyusul ke Medan pun dibecandai dengan logat Koto Anaunya yang kental, “awak panek naik bus, ruponyo kawan lamak naiak pesawat”. Kami pun ketawa, tapi lalu Pak Emerady menjelaskan bahwa itu adalah tiket pemberian Pak Hasan Basri Durin karena membantu beliau menyiapkan makalahnya.

Tak hanya sekadar memenuhi undangan, Pak Yos menjadikan setiap perjalanan sebagai peluang untuk belajar dan mengembangkan jaringan, misalnya ketika tahun 1991, ia mengikuti pelatihan selama tiga bulan di Pusat Antar Universitas (PAU) Ilmu-ilmu Sosial UGM. Pak Yos belajar dan cepat akrab dengan Dr. Affan Gaffar dan Dr. Riswandha Imawan. Qadarullah, usia kedua ilmuwan politik alumni Amerika itu tidak panjang.

Bukan rahasia lagi, Pak Yos juga tertarik pada dinamika kemajuan perguruan tinggi lain, terutama yang berada di Jawa. Ia memperhatikan kurikulum, budaya akademik, manajemen dan kesejahteraan dosen dan fasilitas kampus hingga hal-hal kecil seperti sistem parkir kampus dan tata letak ruang dosen.

Foto: Pak Yos

Sewaktu tahun 2008 – 2012 saya mendapat amanah sebagai Dekan FISIP Unand, hampir tiap tahun saya bersama Pak Yos yang waktu itu Ketua Jurusan benchmarking ke Jurusan Administrasi Publik yang lebih maju seperti di UI dan Universitas Brawijaya, Malang.

Sekali waktu, ketika akan berkunjung ke Malang, saya bilang ke Pak Yos, “Ndak baa awak naiak Jatayu kan?” Lalu lagi-lagi dengan logat Koto Anaunya yang kental, sambil ketawa Pak Yos menjawab “Pokoknyo aden pai jo dekan. Dekan naiak Garuda den naiak Garuda lo, dekan naiak Jatayu den naiak Jatayu lo.” Demikianlah. Kami pun terbang ke Malang naik Jatayu, maskapai dengan pesawat tua yang tiketnya murah meriah.

Di Fakultas Ilmu Administrasi (FIA), Universitas Brawijaya, kami disambut baik dekannya, Prof. Sumartono yang ramah dan humble. Banyak yang dapat dipelajari dari kemajuan fakultasnya. Di akhir kunjungan kerja itu, kami pun dipinjami Prof. Sumartono mobil innovanya yang baru untuk melawat sekejap ke Surabaya dan Jembatan Suramadu.

Pada waktu yang lain, kami sama benchmarking ke Jakarta, tapi ke perguruan tinggi yang berbeda. Pak Yos ke UI dengan ditemani Pak Ilham Azre. dan saya sendiri ke STIA-LAN untuk mengembangkan kerjasama dan memantau beberapa orang mahasiswa yang mengikuti program credit earning.

Malamnya setelah kembali bertemu di hotel, saya dan Pak Yos mendiskusikan lesson learned dari hal-hal dan kemajuan institusi yang dikunjungi. Satu hal yang selalu membuatnya prihatin adalah soal kesejahteraan dosen. “Mereka bisa punya waktu dan energi untuk riset karena kebutuhan dasarnya terpenuhi,” katanya sepulang dari UI tersebut.

Waktu itu saya menjawab, sekarang tidak apple to apple untuk melakukan perbandingan dengan UI, karena mereka sudah PTN-BH. Dengan itu, mereka bisa berkreasi dan memanfaatkan berbagai peluang sehingga berujung pada peningkatan kesejahteraan dosen. Nanti kalau Unand sudah PTN-BH juga bisa demikian. Mendengar jawaban saya, Pak Yos hanya senyum tipis, penuh arti.

Di antara perjalanan-perjalanan itu, terbangunlah percakapan yang lebih dari sekadar rekan kerja. Kami saling bertukar pandangan, dan kadang saling bercanda dengan sarkasme khas dosen yang terjangkit rasa lelah. Termasuk ketika beberapa waktu menjelang ia pensiun ini saat siang atau sore kami sering bersua di Kampus Pascasarjana FISIP Unand di Jati.

Tapi satu hal yang tidak pernah pudar dari Pak Yos adalah keyakinannya bahwa perubahan dimulai dari kesadaran, bukan dari keluhan. “Kita boleh melihat kemajuan orang atau perguruan tinggi lain, tapi jangan hanya diam. Kita bisa belajar, lalu membawa pulang ide-ide itu dan mulai menerapkan,” ujarnya.

Banyak kenangan berkelabat tentang dan bersama Pak Yos, tapi sedikit yang tertuliskan. Saya teringat satu kutipan dari filsuf John Dewey: “Education is not preparation for life; education is life itself.” Pak Yos telah menjalani hidupnya sebagai dosen dan pendidik yang baik. Bagi saya, dia lebih dari sekedar kolega tapi juga sahabat yang sering mendukung dan memberi semangat, baik ketika saya menjabat dulu, mau pun ketika saya berusaha menyelesaikan studi saat ini.

Selamat menikmati masa pensiun, Pak Yos. Terima kasih telah menjadi cermin semangat untuk mengabdi di institusi. Semoga jejak langkah Pak Yos menjadi inspirasi bagi generasi dosen berikutnya—untuk terus bergerak, belajar, dan peduli.***

Tags: #Alfitri
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Kata Penghubung Sebab Akibat

Berita Sesudah

Makna Dibalik Puisi “Harapan” Karya Sapardi Tinjauan Semiotika

Berita Terkait

Dosen Unand Pramono Raih Penghargaan Pelestarian Naskah Kuno Perpusnas RI

Dosen Unand Pramono Raih Penghargaan Pelestarian Naskah Kuno Perpusnas RI

Rabu, 29/10/25 | 05:53 WIB

Dharmasraya, Scientia.id — Di momen peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97, kabar membanggakan untuk Kabupaten Dharmasraya. Salah seorang putra terbaik daerah...

Caleg di Angkot

Nyaris Mati di Atas Vespa: Sepotong Kenangan di Masa SMA

Senin, 27/10/25 | 07:37 WIB

Oleh: ALFITRI (Dosen Departemen Sosiologi FISIP Universitas Andalas)   Banyak cara siswa SMA era 1980-an mengisi malam minggu mereka. Sebagian...

UNAND, USU, dan UNSOED Perkuat Kerja Sama dalam Studi Bahasa, Sastra, Budaya Jepang

Seminar Nasional Budaya Jepang Bahas Adaptasi Keigo, Omamori, dan Kaguya-hime di Era Digital

Kamis, 23/10/25 | 22:38 WIB

Padang, Scientia.id - Transformasi budaya Jepang di tengah gempuran teknologi global menjadi sorotan utama dalam Seminar Nasional Dinamika Bahasa, Sastra,...

Tiga Pakar Ungkap Dinamika Bahasa dan Budaya Jepang di Era Digital, dari Keigo hingga Kaguya-hime

Tiga Pakar Ungkap Dinamika Bahasa dan Budaya Jepang di Era Digital, dari Keigo hingga Kaguya-hime

Kamis, 23/10/25 | 19:44 WIB

Padang, Scientia.id - Tiga isu menarik yaitu keigo, kegare, dan Kaguya-hime menjadi benang merah yang menyatukan diskusi akademik pada sesi...

UNP Resmikan Pusat Studi Tiongkok: Jembatani Kolaborasi Akademik Indonesia–China di Usia ke-71

UNP Resmikan Pusat Studi Tiongkok: Jembatani Kolaborasi Akademik Indonesia–China di Usia ke-71

Kamis, 23/10/25 | 17:56 WIB

Padang, Scientia.id - Sebagai bagian dari perayaan Dies Natalis ke-71, Universitas Negeri Padang (UNP) meresmikan Pusat Penelitian Studi Tiongkok Institut...

Mengukir Generasi Berencana di Ranah Minang: Kilau Adujak Duta Genre Sumbar 2025

Mengukir Generasi Berencana di Ranah Minang: Kilau Adujak Duta Genre Sumbar 2025

Kamis, 23/10/25 | 05:49 WIB

Padang, Scientia.id - Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat pada Sabtu yang cerah itu disulap menjadi panggung megah perayaan kaum...

Berita Sesudah
Makna Dibalik Puisi “Harapan” Karya Sapardi Tinjauan Semiotika

Makna Dibalik Puisi “Harapan” Karya Sapardi Tinjauan Semiotika

POPULER

  • Afrina Hanum

    Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Kata “bapak” dan “ibu” Harus Ditulis dalam Huruf Kapital ?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tergugat Tak Hadir, Sidang Gugatan PMH H. Ismail Ibrahim terhadap Mantan Bupati Dharmasraya Ditunda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kolaborasi Penyelamatan Naskah Kuno di Surau Pondok Ketek

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Maskulinitas Toksik dan Kekerasan Gender dalam Novel Lelaki Harimau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kolaborasi Legislator PKB Hadirkan Listrik untuk 584 KK di Sijunjung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024