![Ketua DPW PKB Sumbar, Firdaus.[foto : ist]](https://scientia.id/wp-content/uploads/2025/09/FB_IMG_1740746482061.jpg)
Padang, Scientia – Ketua DPW PKB Sumatera Barat, Firdaus, menegaskan pentingnya membangun citra positif petani di tengah tantangan menurunnya kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian nasional.
Meski Indonesia dikenal sebagai negara agraris, data INDEF (Februari 2025) mencatat kontribusi pertanian terhadap PDB turun dari 13,34% pada 2014 menjadi hanya 12,61% pada 2024. Sementara itu, regenerasi petani masih lemah. Data BPS (ST2023) menunjukkan mayoritas petani berusia di atas 45 tahun, dengan petani milenial hanya 21,93% dari total 28,19 juta petani.
Firdaus menilai, kondisi ini berbahaya bagi masa depan ketahanan pangan. Apalagi, profesi petani masih sering dicitrakan negatif: identik dengan kemiskinan, pekerjaan fisik yang berat, penghasilan tidak menentu, dan tertinggal dari sisi teknologi.
Padahal, menurut Firdaus, pertanian Indonesia sudah memasuki era transformasi. Lebih dari 46% petani kini menggunakan teknologi modern, mulai dari Internet of Things (IoT), drone, hingga e-commerce. Inovasi ini terbukti mampu meningkatkan efisiensi sekaligus membuka akses pasar yang lebih luas.
“Kita perlu ubah cara pandang. Petani hari ini bukan lagi pekerja kasar di sawah, melainkan pahlawan modern yang menguasai teknologi, menciptakan lapangan kerja, dan menjadi penopang ekonomi bangsa,” ujar Firdaus.
Tantangan dan Harapan
Firdaus menekankan bahwa narasi perubahan pertanian ini belum cukup menyentuh masyarakat. Citra petani masih stagnan sebagai profesi tradisional dan kurang bergengsi. Jika dibiarkan, minat generasi muda untuk masuk ke dunia pertanian akan semakin menurun.
“Generasi muda butuh contoh nyata. Jika ada role model petani milenial sukses, maka akan tumbuh kebanggaan baru untuk menekuni profesi ini. Kita tidak boleh kehilangan momentum,” jelasnya.
Menurut Firdaus, publikasi kisah sukses petani milenial dalam bentuk berita, video, dan kampanye digital bisa menjadi kunci membangun persepsi baru. Narasi ini harus konsisten agar profesi petani dipandang modern, produktif, dan berdaya saing.
Rekomendasi Firdaus
Untuk mempercepat perubahan citra petani, Firdaus memberikan tiga rekomendasi:
Dorong regenerasi petani dengan memberi insentif khusus, akses modal, serta pelatihan berbasis teknologi digital bagi generasi muda.
Bangun narasi positif secara masif melalui publikasi kisah sukses petani milenial yang inspiratif, agar mampu mengubah persepsi publik.
Perkuat sinergi lintas sektor, termasuk pemerintah, kampus, swasta, dan lembaga riset, sehingga transformasi pertanian lebih cepat terwujud.
Firdaus optimistis jika langkah ini dilakukan secara serius, maka Sumatera Barat bisa menjadi contoh provinsi yang berhasil mengangkat harkat dan martabat petani.
“Kalau petani maju dan sejahtera, bangsa ini akan kuat. Petani bukan sekadar penyedia pangan, mereka adalah motor ekonomi sekaligus benteng ketahanan bangsa,” pungkasnya.(yrp)