“Peningkatan kasus COVID-19 di kawasan Asia harus jadi alarm peringatan. Pemerintah harus punya rasa urgensi yang tinggi dan segera bertindak,” kata Puan dalam keterangan tertulisnya, Rabu (40/06/2025).
Ia juga menyoroti tren kenaikan kasus di dalam negeri yang mulai terlihat. Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 2 Juni 2025, ditemukan 7 kasus baru, sehingga total kasus tahun ini mencapai 72 orang. Positivity rate COVID-19 pun naik menjadi 2,05 persen, dari sebelumnya di bawah 1 persen.
Menurut Puan, pemerintah harus memperkuat sistem deteksi dini dan daya tahan sistem kesehatan nasional. Langkah ini penting agar Indonesia siap menghadapi skenario terburuk.
“Selain antisipasi, ketahanan kesehatan nasional juga harus diperkuat. Kita harus siap kalau situasi memburuk,” tegasnya.
Data Kemenkes juga menunjukkan peningkatan kasus di beberapa provinsi seperti Banten, Jakarta, dan Jawa Timur. Puncaknya tercatat pada Januari lalu dengan 27 kasus, dan minggu ke-21 menunjukkan lonjakan dari nol menjadi 5 persen.
Menanggapi hal ini, Puan mendesak pemerintah meningkatkan kapasitas testing, pelacakan, dan distribusi vaksin booster. Ia juga menekankan pentingnya komunikasi publik yang jelas dan konsisten.
“Jangan hanya imbauan longgar. Pemeriksaan kesehatan di bandara internasional harus diperketat, terutama dari negara dengan lonjakan kasus,” ujar Puan.
Ia juga meminta pemerintah melalui perwakilan RI di luar negeri lebih responsif dalam memberikan perlindungan bagi WNI yang terpapar atau berisiko terkena COVID-19.
“Perwakilan RI harus jadi garda terdepan membantu warga negara yang butuh pertolongan, terutama di negara yang kasusnya tinggi,” katanya.
Puan menyarankan agar koordinasi antar kementerian ditingkatkan seperti Kemenlu, Kemenkes, hingga Satgas COVID-19 untuk memastikan pengawasan WNI di luar negeri berjalan maksimal.
Lebih lanjut, Puan mengajak masyarakat untuk kembali disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan, seperti memakai masker saat sakit atau berada di keramaian, menjaga pola makan, dan istirahat cukup.
“Pengalaman pandemi 2020 harus jadi pelajaran. Kita tidak tahu kapan gelombang selanjutnya datang, tapi yang jelas, kita harus siap. Pemerintah dan rakyat harus saling bekerja sama,” pungkasnya.(yrp)