![Pemenuan 6 korban banjir di Pegunungan Arfak, Papua Barat yang hilang. [foto : ist]](https://scientia.id/wp-content/uploads/2025/05/IMG-20250520-WA0004.jpg)
Papua Barat, Scientia – Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang menerjang Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf), Papua Barat, pada Jumat (16/5/2025) lalu, terus memakan korban. Hingga Selasa (20/5/2025) pagi, tim SAR gabungan telah menemukan enam jenazah korban.
Kepala Basarnas Manokwari, Yefri Sabaruddin, mengungkapkan bahwa keenam korban ditemukan di beberapa lokasi berbeda di wilayah yang terdampak bencana. “Tim terus melakukan penyisiran dan hari ini berhasil menemukan enam jenazah. Kami turut berduka cita yang mendalam bagi keluarga korban,” ujarnya.
Selain korban meninggal, Yefri menambahkan bahwa hingga saat ini masih ada 13 orang lainnya yang dilaporkan hilang dan masih dalam proses pencarian. “Medan yang sulit dan cuaca yang berubah-ubah menjadi tantangan tersendiri bagi tim SAR. Namun, kami akan terus berupaya semaksimal mungkin untuk menemukan korban lainnya,” tegasnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, bencana ini terjadi akibat hujan deras yang mengguyur wilayah Pegunungan Arfak selama beberapa hari terakhir. Kondisi geografis wilayah yang berbukit dan labil memperparah dampak dari curah hujan tinggi tersebut, memicu banjir bandang dan tanah longsor.
Pihak kepolisian dan pemerintah daerah setempat terus berkoordinasi dengan tim SAR untuk mempercepat proses pencarian dan evakuasi korban. Bantuan logistik dan medis juga mulai disalurkan kepada para pengungsi yang kehilangan tempat tinggal akibat bencana ini.
Kapolres Pegunungan Arfak, AKBP Anton Suhartono, menyampaikan apresiasinya kepada seluruh personel gabungan yang terlibat dalam operasi SAR. “Semangat dan dedikasi tim sangat tinggi meskipun dihadapkan pada berbagai kesulitan di lapangan. Pencarian akan terus kami lanjutkan hingga seluruh korban ditemukan,” katanya.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, terutama di wilayah dengan curah hujan tinggi dan kondisi geografis yang rawan. Pemerintah daerah juga diharapkan untuk segera mengambil langkah-langkah mitigasi guna mencegah terjadinya bencana serupa di kemudian hari. (yrp)