Oleh: Faathir Tora Ugraha
(Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)
Folklor merupakan kata serapan dari bahasa Inggris, yaitu folk dan lore. Folk adalah sekelompok orang atau masyarakat yang memiliki ciri-ciri fisik, sosial, dan kebudayaan, sedangkan lore artinya sebuah kebudayaan pada masyarakat tertentu yang telah lama ada dan diwariskan turun-temurun secara lisan. Folklor atau folklore adalah bagian dari kebudayaan tertentu pada masyarakat tertentu. Salah satu kebudayaan tersebut adalah wayang. Wayang merupakan salah satu warisan budaya yang sangat dikenal dalam masyarakat Jawa. Kebudayaan ini telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Dalam pertunjukan wayang terdapat kepercayaan, moral, etika, dan seni yang terkandung dalam diri seorang dalang. Dalang adalah orang yang penting dalam pewayangan dan bertugas mengatur jalan permainan wayang.
Dalam wayang juga ada sebuah benda yang berperan penting dalam mengiringi cerita, membangun suasana, dan memperkuat narasi cerita, salah satunya adalah alat musik yang dikenal dengan gamelan. Gamelan adalah sebuah alat musik yang mirip seperti gong, kendang, saron bonang dan lainnya. Dalam pementasan wayang, gamelan berfungsi sebagai pembangun suasana, mengiringi beberapa bagian adegan, pengubah suasana, dan lainnya. Gamelan berperan penting sebuah pementasan wayang. Dalam pewayangan gamelan memiliki mitos tersendiri. Mitos ini beredar di wilayah selatan pulau Jawa, khususnya di daerah Jawa Tengah, Kabupaten Cilacap, Kecamatan Kawunganten, di Desa Kalijeruk. Di daerah tersebut beredar sebuah mitos yang menceritakan keberadaan siluman yang bentuknya adalah seorang laki-laki yang memakai pakaian adat Jawa yang dipercaya menyerupai dalang.
Siluman itu adalah penghuni gunung yang dipercaya masyarakat setempat pada masa itu. Gunung yang dimaksud adalah Gunung Girso, sebuah gunung yang disebut oleh masyarakat setempat itu dulu. Girso menurut masyarakat setempat merupakan sebuah istilah, yaitu istirahat dengan duduk bersandar. Hadirnya mitos ini karena pada masa itu karena banyak para dalang yang hendak ingin konser atau melakukan pementasan wayang. Mereka menemui siluman ini guna menyewa gamelan. Gamelan yang mereka sewa dipercaya memiliki suara yang apik. Kelebihan lainnya jika gamelan itu dimainkan, konser wayang tersebut akan ramai.
Menurut informasi oleh Kodiman (59), ada beberapa syarat bagi para dalang tersebut jika ingin pergi menyewa gamelan. “Pada malam-malam tertentu, mereka (para dalang) akan datang ke puncak Gunung Girso” Gunung Girso berada di Desa Kalijeruk, Kawunganten, Cilacap. Sebelum wilayah itu menjadi wilayah perkebunan seperti saat ini, wilayah sekitar gunung itu dulunya adalah alas jati (hutan pohon jati). Lalu dilanjutkan Pak Kodiman “Dulu di puncak gunung itu ada sebuah pohon beringin. Ketika dalang yang hendak menyewa sudah sampai di puncak itu, di pohon beringin tersebut akan ada sebuah kotak. Kotak itu adalah tempat peletakan syarat agar dapat menyewa gamelan yang dimaksud. Syarat-syarat yang dibutuhkan antara lain seperti sejumlah harta entah itu uang, emas, atau apa pun, lalu beberapa macam bunga. Ketika syarat-syarat itu telah diletakkan di atas kotak tersebut, siluman seperti laki-laki berpakaian adat Jawa itu akan datang. Lalu di hadapan para penyewa sudah ada beberapa gamelan yang diberikan oleh siluman”
Bagaimana para dalang mengembalikan gamelan itu juga disampaikan oleh Pak Rakim “Dengan beberapa persetujuan waktu, para dalang yang menyewa gamelan nantinya harus mengembalikan gamelan itu sesuai waktu yang dijanjikan. Mereka tinggal membawa beberapa gamelan kembali ke puncak gunung itu. Bila sudah dikembalikan, gamelan yang disewa para dalang nantinya akan berubah menjadi batu, kayu, atau tanah yang membentuk gamelan yang tadi”. Mitos yang beredar tidak hanya tentang penyewaan gamelan ini, bahkan Rakim (53) juga para masyarakat mendengarkan pada malam Jum’at biasanya puncak gunung itu terdengar bunyi gamelan yang asik didengar, namun seram juga untuk dipantau. “Saya dulu waktu kecil-kecil sering mendengar ada permainan gamelan yang sumber suaranya itu di gunung itu”
Menurut kedua informan, mitos ini tak hanya sebagai cerita. Namun, memiliki fungsinya sendiri pada masa itu. Fungsinya antara lain adalah untuk memudahkan para dalang untuk mencari gamelan karena pada masa itu alat transportasi susah sekali diakses. Selain itu, di desa belum ada yang bisa membuat gamelan maka para dalang menyewa gamelan kepada siluman itu agar mereka tak perlu jauh-jauh keluar dari desa untuk mencari gamelan.