Sabtu, 14/6/25 | 12:51 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI KREATIKA

Puisi-puisi Gibran Harsingki dan Ulasannya Oleh Ragdi F Daye

Minggu, 16/2/25 | 23:37 WIB

Puisi-puisi Gibran Harsingki

Kekuatan Sayap yang tak Terlihat

Dalam hening malam yang panjang
Tangan menengadah, hati terurai,
Percikan harapan yang kecil,
Menjadi nyala yang membakar jiwa

Di relung hati yang terdalam
Ada bisikan lembut tak terbantahkan
Doa mengalun dalam sunyi
Menggapai yang maha tinggi

Setiap tetes air mata yang jatuh
Menjadi saksi dari ketulusan hati
Di dalam doa yang terucap lirih
Tersimpan kekuatan tak terperi

Ketika semua terasa mustahil
Dan langkah terasa kian berat
Doa menjadi sayap yang tak terlihat
Membawa jiwa terbang melintasi batas

BACAJUGA

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

Minggu, 08/6/25 | 16:36 WIB
Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 01/6/25 | 06:46 WIB

Di balik segala ketidakmungkinan
Ada kuasa yang tak terjangkau akal
Doa yang tulus menjadi jembatan
Menuju kenyataan yang terwujud nyata

Ketika semua terasa mustahil
Doa dan harapan tak pernah sirna
Menuntun langkah dalam keyakinan
Mengubah mimpi menjadi kenyataan

 

Kupeluk dalam Doa

Doa, aku mengetuk pintu langit
Memeluk dingin hingga lutut
Lagi-lagi doaku kembali padaku
Hingga kubuka mata tak ada lagi asa baru
Tak tahu mengapa
Tak tahu kenapa

Doa, aku terbang ke angkasa
Semua hanya seonggok cerita
Kumohon hanya sejengkal doa
Kupinta kesempatan kedua

Angkatlah asanya
Hingga waktu tiada

Hingga tak segan kembali
Hingga hidupku tak tergadai
Tuhan kabulkanlah yang kupinta
Jadikanlah doaku itu nyata

 

Bunga Aksara Untukku

Jelajahku mendera bumi
Menusuk palung raga
Kupastikan menyibak hati
Tertembus peluru jiwa

Aku di antara dendam
Berontak dalam gelap
Terhimpit di antara kelam
Bergulat dalam senyap

Pada sajadah lusuh
Kulepaskan hayati
Pada sang luruh
kupasrahkan nurani

Fajar melipat gelapku
Mentari tersenyum dahaga
Bunga langit untukku
Menyemai bahagia nyata

 

Tentang Penulis

Gibran Harsingki, seorang yang tengah beranjak dewasa dan memiliki hobi menuangkan ide-ide nya dalam bentuk tulisan. Sekarang ia merupakan mahasiswa aktif di perguruan tinggi. Di luar perkuliahan ia aktif menulis buku kumpulan puisi, antara lain, ketika semua terasa mustahil maka doamu yang merealisasikan, sejuta lisan dan luka. Masjid Syehk Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, Padang, Sumatera Barat, 12 November 2024


Berdaya dalam Lirih Doa

Oleh Ragdi F. Daye

(buku kumpulan puisinya Esok yang Selalu Kemarin, 2019)

 

Pada sajadah lusuh
Kulepaskan hayati
Pada sang luruh
kupasrahkan nurani

Kedudukan manusia dan sastra memiliki peranan masing-masing. Manusia adalah sebagai pencipta karya sasrta dan karya sastra itu dikembalikan kepada manusia yakni pembaca untuk dinikmati, dihayati, dan bahkan dijadikan sarana pendidikan untuk memperhalus perasaan dan membentuk kepribadian. Dari penilaian yang demikian terhadap karya sastra dan hubungannya dengan manusia, maka jelaslah bahwa antara manusia dengan karya sastra terdapat hubungan yang tak dapat dipisahkan. Kedekatan hubungan antara manusia dan sastra dapat dilihat dari keterangan berikut ini bahwa, sebagaimana halnya kebudayaan atau kesenian, maka sastra sebagai salah satu unsur sastra yang paling dominan dan setia, tiadalah dapat diwujudkan dalam bentuk yang nyata tanpa kehadiran manusia (Ali, 1986).

Sebab diciptakan oleh manusia dan untuk manusia, puisi berhubungan erat dengan realitas kehidupan manusia, tak semata-mata berisi khayalan semu penyair yang lepas selepas-lepasnya dari lingkungan kehidupan sosial yang dihadapi penyair. Sebagai makhluk sosial, apa yang ditulis penyair dapat mewakili pandangan kritisnya terhadap situasi dan kodisi yang terjadi.

Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poites, yang berarti pembangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa Latin dari kata poeta, yang artinya membangun, menyebabkan, menimbulkan, menyair. Dalam perkembangan selanjutnya, makna kata tersebut menyempit menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak dan kadang-kadang kata kiasan (Situmorang, 1980:10).

Pada edisi kali ini, Kreatika memuat tiga buah puisi dari Gibran Harsingki. Seorang mahasiswa yang suka menulis untuk menuangkan idenya. Ketiga puisi itu berjudul “Kekuatan Sayap yang tak Terlihat”, “Kupeluk dalam Doa”, dan “Bunga Aksara Untukku.”

Puisi-puisi Gibran berisi renungan terhadap kehidupan, lebih khusus tentang upaya seorang insan untuk mendekatkan dirinya kepada Tuhan. Hal itu dilakukan dengan selalu mengingat sang pencipta ketika melaksanakan aktivitas, menjalankan amal ibadah yang diperintahkan, serta menyampaikan doa permohonan sebagai manifestasi pengakuan kelemahan diri sebagai manusia yang fana terhadap kebesaran Tuhan yang Maha Perkasa dan berkuasa atas segala hal di atas dunia.

Gibran menulis dengan liris, ‘Dalam hening malam yang panjang / Tangan menengadah, hati terurai, / Percikan harapan yang kecil,/ Menjadi nyala yang membakar jiwa’. Pengakuan dari penulis bagaimana doa dan pinta yang disampaikan ke hadirat Tuhan dengan cucuran air mata memberikan kekuatan batin. Di dalam ajaran agama memang sebagai hamba kita dituntun untuk mengiringi segala usaha dan kerja keras perjuangan mencapai tujuan hidup dengan bermunajat kepada-Nya. Sebab, sekeras dan sesempurna apapun usaha yang dikerjakan manusia, tetap juga semua berpulang pada takdir dari Sang Kuasa.

Manusia hanya bisa berikhtiar dengan segala daya dan kreativitas yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan potensi diri yang telah diberikan sebagai ciptaan paling sempurna dibanding makhluk lain, yakni tubuh yang sempurna, akal, pikiran, dan hawa nafsu atas citarasa yang indah menarik, dan dapat memberi kepuasan atau kebahagiaan batiniah. ‘Di balik segala ketidakmungkinan/ Ada kuasa yang tak terjangkau akal/ Doa yang tulus menjadi jembatan / Menuju kenyataan yang terwujud nyata,’ demikian tulis Gibran. Doa yang terkabul adalah kebahagiaan yang tak terhingga nilainya.

Mahayana (2015: 14) berpendapat bahwa puisi bukan sekadar ekspresi perasaan dari suara hati yang terdalam, melainkan pergulatan estetis dan tarik menarik perasaan yang melimpah. Gejolak perasaan tersebut harus dikendalikan dan diintegrasikan pada pemikiran intelektual yang berkualitas. Memaknai pendapat tersebut, puisi tidak hanya memaparkan untaian kata-kata yang tersusun berirama.

Puisi kedua dan ketiga Gibran masih bernuansa sama, yakni sehubungan dengan doa yang merupakan wujud komunikasi hamba dengan Sang Khalik dan refleksi diri manusia yang bergulat dengan pengakuan dosa-dosa yang telah diperbuat lalu bagaimana jiwa menanggung rasa bersalah. Beban yang berkecamuk di malam-malam sunyi bisa juga disebabkan dendam yang belum lunas sehingga mengusik ketenangan pikiran.

Persoalan dengan sesama manusia biasanya memang meninggalkan bekas yang lama sekalipun telah terucap kata-kata maaf di mulut, namun yang terasa di dalam hati siapa yang tahu. Amarah dan perasaan dendam memang harus dilepaskan supaya jiwa menjadi tenang. Dendam dan kebencian menyebabkan dunia terasa sempit, ‘Fajar melipat gelapku/Mentari tersenyum dahaga/ Bunga langit untukku/ Menyemai bahagia nyata.’

Puisi-puisi Gibran cukup intens mengungkapkan dialog reflektif dengan larik-larik yang cukup rapi dan liris. Tulisan renungan hidup yang menarik. []

 

Tentang Kreatika

Kolom ini diasuh oleh FLP Sumatera Barat bekerja sama dengan Scientia.id. Kolom ini diperuntukkan untuk pemula agar semakin mencintai dunia sastra (cerpen dan puisi). Adapun kritik dalam kolom ini tidak mutlak merepresentasikan semua pembaca. Kirimkan cerpen atau puisimu ke karyaflpsumbar@gmail.com.

 

 

Tags: #Ragdi F. DayeFLP Sumatera BaratGibran HarsingkiKreatika
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Yang Tua Dulu Begitu, Yang Muda Sekarang Begini

Berita Sesudah

Reses di Korong Gadang Kuranji, Ketua DPRD Sumbar Tampung Aspirasi Terkait Jalan Hingga Iuran Sekolah

Berita Terkait

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

Minggu, 08/6/25 | 16:36 WIB

  Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara Alienasi Hidup Kita hanya seorang pelancong Yang mengembara segala tempat Lalu tinggal – termenung Di...

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 01/6/25 | 06:46 WIB

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra Gambar Diri Ini gambar diri. Aku yang berjalan tak selalu lurus, kadang tersandung bayangan sendiri, cerobohku...

Cerpen “Seberkas Titik yang Masih Tertinggal” Karya Arifah Prima Satrianingrum dan Ulasannya oleh Azwar

Cerpen “Seberkas Titik yang Masih Tertinggal” Karya Arifah Prima Satrianingrum dan Ulasannya oleh Azwar

Minggu, 25/5/25 | 09:15 WIB

Seberkas Titik yang Masih Tertinggal Cerpen Oleh: Arifah Prima Satrianingrum   Siang itu, matahari dengan terik mengambang di Padang. Ruas-ruas...

Puisi-puisi Karya Farha Nabila dan Ulasannya Oleh Dara Layl

Puisi-puisi Karya Farha Nabila dan Ulasannya Oleh Dara Layl

Minggu, 11/5/25 | 07:10 WIB

Puisi-puisi Farha Nabila   Kanak-Kanak dalam Diri Tatkala kutemukan diriku dalam relung kesepian Yang disana takkan kutemukan dengungan sumpah serapah...

Cerpen “Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat” karya Balqin Adzra dan Ulasannya oleh M. Adioska

Cerpen “Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat” karya Balqin Adzra dan Ulasannya oleh M. Adioska

Minggu, 04/5/25 | 08:40 WIB

Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat Karya: Balqin Adzra   “Silahkan mampir! Kami mempunyai mochi varian baru!” teriak sang penjual...

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 27/4/25 | 16:31 WIB

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra   Merindu Nagari Nan Jauh Tiap langkah yang menapak Meninggalkan rindu yang menjejak Risau nan gulandah memenuhi...

Berita Sesudah

Reses di Korong Gadang Kuranji, Ketua DPRD Sumbar Tampung Aspirasi Terkait Jalan Hingga Iuran Sekolah

POPULER

  • Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

    Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bubur Kirai Kuliner Khas Muaro Bungo Jambi dari Zaman Baheula

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Maling Sawit dan Getah Karet Marak di Dharmasraya, Petani Menjerit

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kata Penghubung dan, serta, dan Tanda Baca Koma (,)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keunikan Kata Penghubung Maka dan Sehingga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • TRADISI LAGHOUK DAN BAHASA PERJODOHAN MASYARAKAT TRADISIONAL PADANG PARIAMAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024