Solsel, Scientia.id – Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah menegaskan pentingnya dukungan investasi besar untuk mempercepat pembangunan di provinsi tersebut. Hal ini disampaikannya saat meninjau operasional PT Supreme Energy Muara Laboh di Solok Selatan, Sabtu (18/1).
“Investasi besar sangat diperlukan untuk mempercepat pembangunan. Ruang fiskal kita terbatas, sehingga butuh sokongan dari investasi,” ujar Mahyeldi.
Mahyeldi juga menekankan agar masyarakat tidak khawatir terhadap investasi yang masuk. Menurutnya, pemerintah telah melakukan kajian menyeluruh sebelum memberikan izin, memastikan tidak ada dampak negatif yang merugikan masyarakat maupun daerah.
“Pemerintah tidak akan memberikan izin kepada investasi yang merugikan. Jadi, masyarakat harus percaya bahwa semua telah melalui kajian matang,” kata Mahyeldi.
Mahyeldi mencontohkan PT Supreme Energy Muara Laboh yang telah membawa banyak dampak positif bagi daerah. Selain menyerap tenaga kerja lokal dan meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat sekitar, perusahaan ini juga berkontribusi melalui dana CSR (Corporate Social Responsibility). Beberapa program yang telah dilakukan di antaranya adalah pembangunan fasilitas umum dan pemberian beasiswa pendidikan.
“Selain itu, kontribusi perusahaan ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai Rp16 miliar per tahun. Jumlah ini sangat membantu pemerintah dalam menjalankan berbagai program pembangunan,” jelas Mahyeldi.
Mahyeldi berharap masyarakat semakin bijak dalam menyikapi investasi dan tidak mudah terpengaruh oleh isu negatif yang tidak jelas asal-usulnya.
Founder g Chairman PT Supreme Energy, Supramu Santosa, mengapresiasi dukungan pemerintah dan masyarakat yang telah membantu kesuksesan proyek mereka. Saat ini, PT Supreme Energy, Muara Laboh telah menghasilkan listrik sebesar 85 MW dari pembangkit tahap pertama yang mulai beroperasi sejak 2019.
Ke depan, perusahaan berencana menambah kapasitas pembangkit tahap 2 dan 3 dengan target operasional masing-masing pada 2027 (80 MW) dan 2033 (60 MW). Total investasi yang akan digelontorkan mencapai US$900 juta.
“Jika terealisasi, tambahan kapasitas ini mampu menyediakan kebutuhan listrik untuk 760.000 rumah tangga dan mengurangi emisi karbon hingga 900.000 ton CO2 per tahun. Proyek ini juga akan menciptakan 1.500 lapangan kerja baru bagi masyarakat,” ungkap Supramu.
Baca Juga: Pemprov Sumbar Bantu Sarana dan Prasarana SMA dan SMK di Solok Selatan
Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) ini juga diakui tidak menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. Sejak beroperasi pada 2019, PT Supreme Energy Muara Laboh telah menunjukkan keberhasilan dalam mengelola potensi energi sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.
Dengan capaian dan rencana besar ini, Mahyeldi berharap masyarakat Sumbar semakin terbuka terhadap investasi ssbagai bagian dari upaya bersama mempercepat pembangunan daerah. (Adpsb)