Senin, 16/6/25 | 23:58 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI ARTIKEL

Ketidakseimbangan Id, Ego, dan Superego dalam Novel “Merindu Baginda Nabi”

Minggu, 12/1/25 | 10:37 WIB

Oleh: Nada Aprila Kurnia
(Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)

 

Sigmund Freud, seorang pelopor dalam psikoanalisis memperkenalkan konsep id, ego, dan superego. Ketiganya merupakan komponen utama kepribadian manusia. Ketiganya harus bekerja dengan seimbang untuk menghasilkan kepribadian yang stabil dan sehat. Namun, jika terjadi ketidakseimbangan di antara ketiganya, hal itu seringkali memicu konflik batin yang mendalam pada diri manusia.

BACAJUGA

Sarkasme dalam Tafakur 3 Munajat Cinta Seorang Hamba Karya Hardi Abu Rafa

Minggu, 30/3/25 | 18:00 WIB

Arum adalah salah satu tokoh dalam novel Merindu Baginda Nabi karya Habiburrahman El Shirazy. Ia  menjalani kehidupan yang digambarkan sebagai sosok yang diliputi konflik emosional, terutama terkait rasa irinya terhadap Rifa, selaku tokoh utama yang selalu unggul dalam berbagai hal. Perilaku Arum yang mudah dipengaruhi oleh Tiwik serta kebenciannya yang tidak berdasar terhadap Rifa mencerminkan ketidakseimbangan kepribadian pada tokoh Arum, yaitu id yang mendominasi. Id merupakan bagian yang menggerakkan psikis manusia untuk mencapai pemenuhan kebutuhan biologis (seperti makan, minum, tidur, berhubungan seks, dan lain-lain) dan juga instrinsik kematian (tanatos) yang mendorong tingkah laku agresif.

Karakter Arum yang diliputi perasaan iri hati dan kebencian selalu menginginkan kepuasan instan. Arum tidak bisa menerima kenyataan bahwa ada orang yang lebih baik darinya.  Hla itu terlihat dalam ucapan sinis Arum, “Tapi dia kan setengah tahun tidak masuk sekolah dan tidak ikut ujian kenaikan tingkat, Bu? Mestinya dia harus tetap tinggal di kelas sebelas dong!”. Kutipan itu menggambarkan bahwa Arum tidak mau sekelas dengan Rifa karena takut nilainya berada di bawah Rifa. Padahal, posisi Rifa baru pulang dari pertukaran pelajar ke Amerika sebagai perwakilan dari sekolahnya dan Rifa juga tetap mengerjakan ujian tambahan di sana.

Salah satu ucapan yang mengandung hasutan buruk juga berasal dari Tiwik,

“Dia sedikit memujimu. Menurutku sih, nadanya nyinyir banget. Terus dia kasih kaos ini, dari University of California Berkeley. Pura-pura nya sih dia mendoakan kamu semoga sampai di kampus itu. Tapi nadanya itu lho, Rum. Itu kan sindiran, seolah dia itu bilang ke kamu, bahwa kamu nggak mungkin akan kuliah di sana. Mimpi.”

Ucapan itu diterima langsung oleh Arum tanpa mencari tahu kejadian sebenarnya. Hal itu menandakan ego Arum yang lemah karena tidak mampu menyeimbangkan id dan realitas. Ego berarti penyeimbangan segala keinginan yang ada di dalam Id dengan tuntutan dari dunia luar atau berorientasi kepada prinsip realitas. Ego Arum tampak tidak cukup kuat untuk mengendalikan dorongan negatifnya. Sebagai contoh, ia lebih memilih membenci dan bersaing dengan Rifa secara emosional daripada mencari cara untuk memperbaiki diri. Selain itu, ego Arum cenderung tunduk pada tekanan eksternal sehingga terdapat ketergantungan pada orang lain, seperti pengaruh buruk dari Tiwik. “Mendengar kata-kata Tiwik yang penuh hasutan itu, amarah Arum semakin berlipat-lipat baranya.”

Selanjutnya, superego yang kurang berkembang. Super Ego berfungsi sebagai panduan moral dalam bertindak. Ia berusaha untuk menekan dorongan-dorongan dari Id yang mungkin bertentangan dengan nilai-nilai moral yang diterima. Hla itu dapat dilihat dari minimnya moralitas yang kuat pada Arum. “Kalau tidak melihat Bu Tatik di belakang Arum, ingin rasanya mengeluarkan anak itu sejak lama. Kepala sekolah itu sekuat tenaga menahan amarahnya”. Sebagai anak konglomerat, Arum mungkin terbiasa mendapatkan apa yang diinginkan tanpa banyak usaha. Hal ini membuat superego-nya kurang berkembang sehingga nilai-nilai moral dan etika tidak menjadi panduan utama perilakunya.

Salah satu ucapan Arum yang tidak menunjukkan etika adalah ketika berbicara dengan Bapak Kepala Sekolah tapi dengan sikap yang tidak sopan. Padahal, Bapak Kepala Sekolah hanya mengingatkan Arum tentang sikapnya yang tidak pantas di luar sana. “Bapak jangan melampaui batas! Bapak boleh menegur saya terkait dengan tingkah laku saya di sekolah ini. Di luar sana, itu urusan pribadiku dan jangan ikut campur! Sekali lagi, Bapak jangan melampaui batas!”

Superego yang seharusnya menyeimbangkan dorongan id dengan nilai-nilai moral, tetapi tidak berfungsi maksimal sehingga ketidakmampuan Arum melawan dorongan id terlihat dari perilaku Arum yang lebih sering dipengaruhi emosi negatif daripada moralitas baik yang ada dalam masyarakat. Ketidakseimbangan konsep kepribadian ini mengakibatkan seseorang lebih sering bereaksi tanpa pertimbangan yang matang. Ia juga mudah menerima pengaruh buruk dari orang lain, seperti hasutan Tiwik yang berhasil memperburuk hubungan Arum dan Rifa. Ini menunjukkan lemahnya dalam kontrol diri terhadap dorongan negatif.  Selain itu, ketidakseimbangan itu mengakibatkan konflik internal pada diri sendiri. Di satu sisi, Arum ingin mengungguli Rifa, tetapi di sisi lain, ia tidak mampu mengelola perasaan irinya dan tidak mau bersaing secara sehat sehingga membuatnya terjebak dalam konflik emosional dan pelaku destruktif.

Tags: #Nada Aprila Kurnia
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Menjaga Bahasa Minangkabau di Tengah Arus Modernisasi

Berita Sesudah

Legislator DPR RI Rico Alviano Salurkan Bantuan Alsintan bagi Petani di Sijunjung

Berita Terkait

Salah Kaprah Penggunaan In dan Out di Ruang Publik

Salah Kaprah Penggunaan In dan Out di Ruang Publik

Minggu, 15/6/25 | 10:52 WIB

Oleh: Mita Handayani (Mahasiswa Magister Linguistik FIB Universitas Andalas)   Cassirer (dalam Lenk, 2020) mengatakan bahwa manusia adalah animal symbolicum,...

Metafora “Paradise” dalam Wacana Pariwisata

Frasa tentang Iklim dalam Situs Web Greenpeace

Minggu, 15/6/25 | 09:39 WIB

Oleh: Arina Isti’anah (Dosen Sastra Inggris, Universitas Sanata Dharma) Baru-baru ini kita disadarkan oleh fenomena kerusakan alam Raja Ampat yang...

Beban Tidak Kasat Mata Anak Perempuan Pertama

Beban Tidak Kasat Mata Anak Perempuan Pertama

Minggu, 08/6/25 | 08:17 WIB

Ilustrasi: Meta AI Oleh: Ratu Julia Putri (Mahasiswa MKWK Bahasa Indonesia 32 & Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Andalas)   “Kamu...

Epigram 60: Perayaan Ulang Tahun Terakhir Joko Pinurbo

Epigram 60: Perayaan Ulang Tahun Terakhir Joko Pinurbo

Minggu, 01/6/25 | 11:46 WIB

Oleh: Ghina Rufa’uda (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia dan Bergiat di Labor Penulisan Kreatif FIB Universitas Andalas)   Rekeningku hanya tempat...

Pesan Moral dalam Cerpen “Robohnya Surau Kami”

Pesan Moral dalam Cerpen “Robohnya Surau Kami”

Minggu, 01/6/25 | 11:18 WIB

Oleh: Sufrika Sari (Mahasiswi Prodi Sejarah dan Bergiat di Labor Penulisan Kreatif FIB Universitas Andalas) Kesalehan lahiriah bukanlah jaminan seseorang...

Literature Review Artikel “Power in the Discourse of West Sumatra Regional Regulation Number 7 of 2018 concerning Nagari”

Literature Review Artikel “Power in the Discourse of West Sumatra Regional Regulation Number 7 of 2018 concerning Nagari”

Minggu, 25/5/25 | 14:40 WIB

Oleh: Raisa Tanjia Ayesha Noori (Mahasiswa S2 Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas) Peraturan Daerah (Perda) sering kali dianggap sebagai...

Berita Sesudah
Legislator DPR RI Rico Alviano Salurkan Bantuan Alsintan bagi Petani di Sijunjung

Legislator DPR RI Rico Alviano Salurkan Bantuan Alsintan bagi Petani di Sijunjung

POPULER

  • Pengasuh Ponpes Miftahul Huda Dharmasraya Diduga Cabuli Puluhan Santriwati

    Pengasuh Ponpes Miftahul Huda Dharmasraya Diduga Cabuli Puluhan Santriwati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dugaan Korupsi Dana COVID-19, Kantor BPBD Dharmasraya Digeledah Polisi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Salah Kaprah Penggunaan In dan Out di Ruang Publik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puan Maharani Temui Diaspora Indonesia di San Francisco : Di Mana Pun Berada, Kita Tetap Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Warga Koto Padang Dharmasraya Swadaya Perbaiki Jembatan Gantung yang Ambruk

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalan Pagi atau Jajan Pagi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024