Kamis, 16/10/25 | 16:16 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI ARTIKEL

Ketidakseimbangan Id, Ego, dan Superego dalam Novel “Merindu Baginda Nabi”

Minggu, 12/1/25 | 10:37 WIB

Oleh: Nada Aprila Kurnia
(Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)

 

Sigmund Freud, seorang pelopor dalam psikoanalisis memperkenalkan konsep id, ego, dan superego. Ketiganya merupakan komponen utama kepribadian manusia. Ketiganya harus bekerja dengan seimbang untuk menghasilkan kepribadian yang stabil dan sehat. Namun, jika terjadi ketidakseimbangan di antara ketiganya, hal itu seringkali memicu konflik batin yang mendalam pada diri manusia.

BACAJUGA

Tantangan Kuliah Lapangan Fonologi di Era Mobilitas Tinggi

Tantangan Kuliah Lapangan Fonologi di Era Mobilitas Tinggi

Minggu, 29/6/25 | 08:21 WIB

Sarkasme dalam Tafakur 3 Munajat Cinta Seorang Hamba Karya Hardi Abu Rafa

Minggu, 30/3/25 | 18:00 WIB

Arum adalah salah satu tokoh dalam novel Merindu Baginda Nabi karya Habiburrahman El Shirazy. Ia  menjalani kehidupan yang digambarkan sebagai sosok yang diliputi konflik emosional, terutama terkait rasa irinya terhadap Rifa, selaku tokoh utama yang selalu unggul dalam berbagai hal. Perilaku Arum yang mudah dipengaruhi oleh Tiwik serta kebenciannya yang tidak berdasar terhadap Rifa mencerminkan ketidakseimbangan kepribadian pada tokoh Arum, yaitu id yang mendominasi. Id merupakan bagian yang menggerakkan psikis manusia untuk mencapai pemenuhan kebutuhan biologis (seperti makan, minum, tidur, berhubungan seks, dan lain-lain) dan juga instrinsik kematian (tanatos) yang mendorong tingkah laku agresif.

Karakter Arum yang diliputi perasaan iri hati dan kebencian selalu menginginkan kepuasan instan. Arum tidak bisa menerima kenyataan bahwa ada orang yang lebih baik darinya.  Hla itu terlihat dalam ucapan sinis Arum, “Tapi dia kan setengah tahun tidak masuk sekolah dan tidak ikut ujian kenaikan tingkat, Bu? Mestinya dia harus tetap tinggal di kelas sebelas dong!”. Kutipan itu menggambarkan bahwa Arum tidak mau sekelas dengan Rifa karena takut nilainya berada di bawah Rifa. Padahal, posisi Rifa baru pulang dari pertukaran pelajar ke Amerika sebagai perwakilan dari sekolahnya dan Rifa juga tetap mengerjakan ujian tambahan di sana.

Salah satu ucapan yang mengandung hasutan buruk juga berasal dari Tiwik,

“Dia sedikit memujimu. Menurutku sih, nadanya nyinyir banget. Terus dia kasih kaos ini, dari University of California Berkeley. Pura-pura nya sih dia mendoakan kamu semoga sampai di kampus itu. Tapi nadanya itu lho, Rum. Itu kan sindiran, seolah dia itu bilang ke kamu, bahwa kamu nggak mungkin akan kuliah di sana. Mimpi.”

Ucapan itu diterima langsung oleh Arum tanpa mencari tahu kejadian sebenarnya. Hal itu menandakan ego Arum yang lemah karena tidak mampu menyeimbangkan id dan realitas. Ego berarti penyeimbangan segala keinginan yang ada di dalam Id dengan tuntutan dari dunia luar atau berorientasi kepada prinsip realitas. Ego Arum tampak tidak cukup kuat untuk mengendalikan dorongan negatifnya. Sebagai contoh, ia lebih memilih membenci dan bersaing dengan Rifa secara emosional daripada mencari cara untuk memperbaiki diri. Selain itu, ego Arum cenderung tunduk pada tekanan eksternal sehingga terdapat ketergantungan pada orang lain, seperti pengaruh buruk dari Tiwik. “Mendengar kata-kata Tiwik yang penuh hasutan itu, amarah Arum semakin berlipat-lipat baranya.”

Selanjutnya, superego yang kurang berkembang. Super Ego berfungsi sebagai panduan moral dalam bertindak. Ia berusaha untuk menekan dorongan-dorongan dari Id yang mungkin bertentangan dengan nilai-nilai moral yang diterima. Hla itu dapat dilihat dari minimnya moralitas yang kuat pada Arum. “Kalau tidak melihat Bu Tatik di belakang Arum, ingin rasanya mengeluarkan anak itu sejak lama. Kepala sekolah itu sekuat tenaga menahan amarahnya”. Sebagai anak konglomerat, Arum mungkin terbiasa mendapatkan apa yang diinginkan tanpa banyak usaha. Hal ini membuat superego-nya kurang berkembang sehingga nilai-nilai moral dan etika tidak menjadi panduan utama perilakunya.

Salah satu ucapan Arum yang tidak menunjukkan etika adalah ketika berbicara dengan Bapak Kepala Sekolah tapi dengan sikap yang tidak sopan. Padahal, Bapak Kepala Sekolah hanya mengingatkan Arum tentang sikapnya yang tidak pantas di luar sana. “Bapak jangan melampaui batas! Bapak boleh menegur saya terkait dengan tingkah laku saya di sekolah ini. Di luar sana, itu urusan pribadiku dan jangan ikut campur! Sekali lagi, Bapak jangan melampaui batas!”

Superego yang seharusnya menyeimbangkan dorongan id dengan nilai-nilai moral, tetapi tidak berfungsi maksimal sehingga ketidakmampuan Arum melawan dorongan id terlihat dari perilaku Arum yang lebih sering dipengaruhi emosi negatif daripada moralitas baik yang ada dalam masyarakat. Ketidakseimbangan konsep kepribadian ini mengakibatkan seseorang lebih sering bereaksi tanpa pertimbangan yang matang. Ia juga mudah menerima pengaruh buruk dari orang lain, seperti hasutan Tiwik yang berhasil memperburuk hubungan Arum dan Rifa. Ini menunjukkan lemahnya dalam kontrol diri terhadap dorongan negatif.  Selain itu, ketidakseimbangan itu mengakibatkan konflik internal pada diri sendiri. Di satu sisi, Arum ingin mengungguli Rifa, tetapi di sisi lain, ia tidak mampu mengelola perasaan irinya dan tidak mau bersaing secara sehat sehingga membuatnya terjebak dalam konflik emosional dan pelaku destruktif.

Tags: #Nada Aprila Kurnia
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Menjaga Bahasa Minangkabau di Tengah Arus Modernisasi

Berita Sesudah

Legislator DPR RI Rico Alviano Salurkan Bantuan Alsintan bagi Petani di Sijunjung

Berita Terkait

Jejak Peranakan Tionghoa dalam Sastra Indonesia

Jejak Peranakan Tionghoa dalam Sastra Indonesia

Minggu, 12/10/25 | 12:34 WIB

Oleh: Hasbi Witir (Mahasiswa Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas) Banyak dari kita mungkin beranggapan bahwa sejarah sastra Indonesia modern dimulai...

Makna Dibalik Puisi “Harapan” Karya Sapardi Tinjauan Semiotika

Makna Dibalik Puisi “Harapan” Karya Sapardi Tinjauan Semiotika

Minggu, 12/10/25 | 11:30 WIB

Oleh: Muhammad Zakwan Rizaldi (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas dan Anggota UKMF Labor Penulisan Kreatif)          ...

Puisi-puisi Ronaldi Noor dan Ulasannya oleh Ragdi F. Daye

Puisi Luka Gaza dalam “Gaza Tak Pernah Sunyi” Karya Hardi

Minggu, 05/10/25 | 23:48 WIB

Oleh: Ragdy F. Daye (Penulis dan  Sastrawan Sumatera Barat)   Kota ini bukan kota lagi. Ia museum luka yang terus...

Menyibak Sejarah melalui Manuskrip Surau Baru Pauh

Menyibak Sejarah melalui Manuskrip Surau Baru Pauh

Minggu, 05/10/25 | 23:29 WIB

Oleh: Febby Gusmelyyana (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)   Pada Jumat, 29 Agustus 2025, pukul 13.30...

Pandangan Khalil Gibran tentang Musik sebagai Bahasa Rohani

Konflik pada Cerpen “Pak Menteri Mau Datang” Karya A.A. Navis

Minggu, 05/10/25 | 23:11 WIB

Oleh: Faathir Tora Ugraha (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia Universitas Andalas)   Ali Akbar Navis atau lebih dikenal A.A. Navis adalah...

Sastra Bandingan: Kerinduan yang Tak Bertepi di Antara Dua Puisi

Sastra Anak, Pondasi Psikologis Perkembangan Kognitif Anak

Minggu, 28/9/25 | 15:19 WIB

Oleh: Dara Suci Rezki Efendi (Mahasiswi Prodi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas)   Setiap karya sastra pasti memiliki pembacanya masing-masing,...

Berita Sesudah
Legislator DPR RI Rico Alviano Salurkan Bantuan Alsintan bagi Petani di Sijunjung

Legislator DPR RI Rico Alviano Salurkan Bantuan Alsintan bagi Petani di Sijunjung

POPULER

  • Walikota Padang Fadly Amran bersama Anggota DPRD Kota Padang Iswanto Kwara saat meninjau rehabilitasi saluran drainase dipadang pasir, Rabu (8/10). (Foto: Ist)

    Walikota Apresiasi Anggota DPRD Kota Padang Iswanto Kwara Dalam Rehabilitasi Saluran Drainase di Padang Pasir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Walikota Padang Persiapkan Tenaga Kesehatan Untuk Ke Jerman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kemenlu RI Dukung Kota Padang Kerjasama Dengan Hildesheim Jerman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbar Tawarkan Potensi Investasi kepada Delegasi Bisnis India di Medan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyicil dari Hasil Arisan, Ketuk Pintu Baitullah hingga Lahirkan Warisan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Se Indonesia, seIndonesia, atau se-Indonesia?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024