Salman Herbowo
(Kolumnis Rubrik Renyah)
Di era modern ini, meja bukan lagi sekadar selembar papan dengan empat kaki yang berdiri kokoh di sudut ruangan. Ia telah berevolusi menjadi panggung kreativitas, pusat kendali produktivitas, bahkan simbol gaya hidup. Dari meja belajar yang dirancang ergonomis demi kesehatan punggung, hingga meja komputer yang dilengkapi teknologi canggih.
Ada meja dengan ketinggian yang bisa diatur hanya dengan sentuhan tombol, seakan memahami tubuh penggunanya lebih dari dirinya sendiri. Ada pula laci-laci rahasia yang bukan hanya tempat menyimpan camilan, tetapi juga ruang kecil yang menjaga privasi dan ketenangan pikiran. Kreativitas para desainer meja seolah menolak batas, menjadikannya bukan sekadar furnitur, melainkan manifestasi dari evolusi kebutuhan manusia modern.
Dulu, saat kecil, saya sering membayangkan meja belajar impian. Bukan sekadar tempat menulis atau membaca, tapi menja yang membuat saya nyaman. Impian itu sederhana namun jelas, meja dengan sandaran kaki agar tidak menggantung di lantai dingin, rak kecil untuk merapikan buku, dan kursi putar beroda yang memungkinkan saya bergerak bebas tanpa berdiri.
Bagi anak sekolah dasar seperti saya saat itu, memiliki meja seperti itu serasa memiliki panggung ajaib. Tentu saja, dengan meja itu saya membayangkan setiap mengerjakan tugas sekolah terasa lebih seru. Saya juga membayangkan betapa menyenangkan membaca dengan posisi duduk di meja terebut.
Kini, dengan YouTube sebagai jendela ke berbagai dunia, saya sering terpukau melihat meja kerja para gamer profesional. Desainnya futuristik lengkap dengan lampu LED yang bisa diatur sesuai suasana hati, monitor besar berjajar seperti layar kendali, dan sistem kabel tersembunyi rapi. Bahkan, ada meja yang bisa naik-turun otomatis hanya dengan satu tombol, seakan memahami kapan penggunanya butuh berdiri dan meregangkan kaki.
Melihat meja-meja modern yang futuristik dan canggih, saya sering bertanya, “Berapa sih harganya?”. Impian masa kecil saya tentang meja ideal terasa sederhana di tengah desain yang kini dilengkapi rak vertikal, pencahayaan, hingga panel colokan tersembunyi. Meja bukan lagi sekadar furnitur, melainkan ruang pribadi di mana ide, mimpi, dan kenyamanan bertemu, baik untuk belajar, bermain gim tengah malam, atau sekadar merenung dalam hening.
Pada akhirnya, meja belajar atau meja komputer bukan sekadar perabotan biasa. Ini adalah panggung tempat ide-ide besar lahir, deadline dikejar mati-matian, dan terkadang, tempat secangkir kopi tumpah dengan elegan. Meja yang baik bukan hanya nyaman dan fungsional, tetapi juga punya karakter yang bisa membuat kita tersenyum setiap kali duduk di depannya. Bahkan untuk menyelesaikan tulisan ini, saya berada di meja yang mampu mengakomodir pekerjaan tulis-menulis saya. Karena di atas meja, kehidupan sering kali dimulai kembali, satu kata, satu ide, satu secangkir kopi, dan satu harapan dalam setiap ketikan.