Oleh: Riza Andesca Putra
(Dosen Departemen Pembangunan dan Bisnis Peternakan Unand & Mahasiswa Program Doktor Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan UGM)
Usaha peternakan ayam broiler saat ini menggunakan kandang closed house, terutama pada usaha berbentuk kemitraan, menggantikan kandang open house yang sudah tidak kompetitif. Kandang closed house adalah jenis kandang modern untuk ayam broiler yang didesain tertutup dan terkontrol penuh. Dengan sistem ini, lingkungan dalam kandang selalu dijaga agar tetap ideal sehingga ayam bisa tumbuh dengan baik tanpa terpengaruh oleh faktor luar seperti cuaca, penyakit, atau binatang predator. Kandang ini dilengkapi alat otomatis untuk memberi makan dan mengatur suhu, kelembapan, dan kualitas udara. Peternak juga bisa memantau kondisi ayam secara langsung lewat sensor sehingga bisa cepat bertindak jika ada masalah, sekaligus membuat produksi jadi lebih efisien.
Sebagai kandang modern, penggunaan teknologi dan automatisasi peralatan menjadi ciri khas utama kandang closed house, seperti pada bahasan artikel minggu yang lalu, pemanfaatan teknologi dan automatisasi peralatan ini semata-mata adalah untuk meningkatkan efisiensi produksi dan produktivitas agar bisa bersaing di pasar global yang semakin kompetitif.
Ada beberapa kunci yang mesti dimiliki dan menjadi perhatian agar sukses beternak ayam broiler pada kandang closed house, kunci pertama, pastikan paham SOP (standar operasional prosedur) proses dan penggunaan semua peralatan. Kandang modern didesain memiliki SOP yang jelas dan peternak harus memahami semuanya tanpa ada yang terlewatkan. Hal terkait dengan sistem pakan, evaporasi, kelistrikan, brooding, air, tirai pada closed house mesti dipahami dengan baik. Memahaminya tidak hanya terkait prakti. Kalau bisa, peternak harus bisa paham hingga secara filosofis. Semua proses dan peralatan dalam closed house memiliki fungsi tersendiri, tetapi saling terkait satu sama lain. Miss pada satu hal akan menganggu atau berakibat buruk kepada hal yang lainnya.
Kunci kedua, pencatatan yang baik. Semua proses yang terjadi di kandang closed house mesti dicatat dan didokumentasikan. Hal ini sangat penting untuk membantu dalam analisis dan mengambil keputusan karena pengambilan keputusan pada usaha modern mesti berbasis pada data dan fakta real. Tidak boleh lagi mengambil keputusan berbasis perasaan dan perkiraan. Data-data harian terkait dengan pertumbuhan bobot badan, konsumsi pakan dan air, suhu serta ayam yang mati, mesti tersedia. Selain itu, kejadian-kejadian unik yang terjadi sepanjang pemeliharaan ayam broiler juga tidak boleh luput dari pencatatan.
Kunci ketiga, pastikan suhu dalam kandang selalu optimal. Salah satu perbedaan utama kandang closed house dengan kandang open house adalah terkait dengan tertutupnya seluruh ruang. Suhu dalam kandang sepenuhnya dalam kontrol peternak yang dibantu oleh berbagai peralatan seperti: exhaust fan, cooling pad, pengatur suhu, sensor dan lainnya. Terdapat panduan terkait suhu optimal dalam kandang berdasarkan umur ayam dan ini mesti diikuti oleh peternak. Namun, peternak tidak boleh kaku terkait aturan suhu ini. Hal utama yang menjadi dasar dalam mengatur suhu dalam kandang adalah kondisi kenyaman ayam. Ayam mesti diupayakan senyaman mungkin. Oleh karena itu, peternak mesti rutin melihat kondisi ayam di dalam kandang.
Kunci keempat, amankan masa brooding. Masa brooding adalah masa awal kehidupan ayam broiler, biasanya umur 1-14 hari. Masa di mana sebenarnya ayam masih membutuhkan pengeraman dan kehangatan dari induknya. Pada periode ini, beberapa organ tubuh ayam, seperti sistem pengaturan suhu tubuh, pencernaan dan kekebalan, belum tumbuh sempurna. Oleh karena itu, peternak mesti memberikan kehangatan dan kenyamanan kepada anak ayam agar proses tumbuhnya dapat berjalan dengan baik. Selain itu, pada masa brooding terjadi proses perbanyakan sel (hiperplasia) dan perkembangan sel (hipertropi) yang berlangsung secara bersamaan. Hiperplasia terjadi pada masa brooding saja, setelah nya hanya hipertropi. Artinya sel-sel yang tumbuh pada masa brooding inilah yang berkembang dan membesar hingga ayam dipanen. Jika pada masa brooding sel yang tumbuh banyak, banyak pula yang akan berkembang setelahnya. Namun, jika sel tumbuh sedikit, hal yang akan berkembang juga sedikit sehingga bisa dikatakan masa brooding adalah penentu keberhasilan performa ayam broiler.
Kunci kelima, pastikan genset dan semua peralatan selalu dalam kondisi baik. Operasionalisasi kandang closed house sangat bergantung kepada keberadaan listrik. Selain bersumber dari listrik PLN, genset yang memadai juga harus tersedia dan mesti dalam kondisi prima. Karena gangguan aliran listrik dari PLN tidak terduga waktunya dan genset harus selalu siap untuk menggantikan. Jika listrik terganggu, proses pemeliharaan ayam otomatis terganggu. Dampak yang diakibatkan oleh gangguan listrik terhadap ayam broiler tidak sekedar dampak biasa, namun dapat menimbulkan dampak yang luar biasa, seperti kematian ayam dalam jumlah besar. Selain maintenance yang baik terhadap genset, peralatan yang lain juga perlu dijaga kondisinya dan dipenuhi kebutuhannya.
Kunci keenam, analisis sepanjang waktu. Data dan fakta yang sudah tercatat dengan baik, tidak dibiarkan menganggur. Dia harus dibaca, dipelajari dan dianalisis sehingga menghasilkan keputusan dan tindakan yang tepat. Catatan dan kejadian pada satu periode, bisa menjadi pelajaran untuk periode-periode berikutnya. Karena memelihara ayam broiler adalah pekerjaan relatif sama antara periode yang satu dengan periode yang lain. Pekerjaan yang sama jika dilakukan secara terus menerus, biasanya akan menghadirkan keahlian/kefasihan, namun hanya untuk orang yang mengambil hikmah.
Keenam kunci sukses beternak ayam broiler pada kandang closed house ini, bukanlah lahir semata-mata hanya dari tinjauan literatur atau membaca berbagai sumber. Namun, keenam kunci ini lahir dari proses dan dinamika yang penulis alami sendiri ketika mengelola kandang closed house Universitas Andalas selama tiga tahun (2020-2022). Kunci-kunci sukses ini bisa saja menjadi hambar dan tidak bermakna, ketika si peternak tidak melakukannya dengan sepenuh hati. Ayam broiler hidup di kandang closed house bukan karena keinginannya, namun karena keinginan kita untuk menghasilkan daging ayam sebagai pemenuhan akan protein hewani. Oleh karena itu, kita mesti memenuhi semua kebutuhannya untuk tumbuh, seperti sebuah ungkapan minang, yaitu: awak bak kato ayam, bukan ayam bak kato awak.