PADANG, Scientia – Sekitar 40 orang menjadi korban longsor di pertambangan emas di Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar).
Pernyataan itu disampaikan Juru Bicara BPBD Sumbar, Ilham Wahab kepada awak media di Kota Padang. Sebanyak 15 orang dikabarkan meninggal dunia, 11 orang di antaranya telah berhasil dievakuasi ke nagari (desa), 4 masih di lokasi, 3 luka-luka, dan 25 orang lainnya masih dinyatakan hilang.
“Informasi yang kita terima dari BPBD Kabupaten Solok, kemarin terjadi hujan intesitas sedang, mungkin ini pemicu terjadinya longsor lokasi tambang,” kata Ilham, pada Jumat (27/9) sore.
Berdasarkan informasi yang diterima, lanjut Ilham, pertambangan yang longsor ini diduga tambang emas milik masyarakat. Hanya saja informasi status kepastian legal atau ilegalnya belum diketahui.
BACA JUGA: 15 Orang Tewas Tertimbun Tambang Emas di Kabupaten Solok
Terkait peristiwa nahas yang menimpa puluhan penambang ini, diperkirakan terjadi sekitar Jumat dini hari. Lantaran lokasi yang cukup jauh, membutuhkan waktu untuk mengevakuasi korban ke perkampungan.
“Karena jaraknya cukup jauh di tengah hujan, melewati sungai, menghabiskan waktu sekitar empat jam jalan kaki,” terang Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Sumbar ini.
Ia juga menegaskan, pihaknya akan menurunkan Tim Reaksi Cepat BPBD Sumbar ke lokasi untuk membantu evakuasi dan mencari perkembangan informasi. Pihaknya juga akan memotret peta lokasi penambangan.
“Kita belum tahu pasti luas area tambangnya. Namun kemungkinan korban bisa jadi bertambah atau berkurang, data tadi informasi bersifat sementara,” ujarnya.
Sementara data yang Scientia.id terima pukul 19.46 WIB, baru 13 orang korban yang terkonfirmasi. Dari jumlah itu, 7 orang di antaranya meninggal dunia, serta 6 orang lainnya luka berat dan luka ringan.