Ketika Hari itu Tiba
Oleh: Hardi Abu Rafa
Ketika mendung mulai terasa gerimis menetes di ufuk senja
sedih berselimut duka tangis terisak berlinang air mata
yang mengenang budi dan segala jasa
Ketika hari itu tiba
tatkala tiada lagi goresan pena
tak kuat lagi mengukir tinta
berhenti sudah meramu aksara
dan tak kuat lagi lisan bicara
tak terungkapkan lagi makna dalam kata
tinggallah isyarat gerakan mata
dengan qalbu berzikir dada
Ketika hari itu tiba
berhenti sudah kuberkarya
tak ada narasi kita yang akan dibaca
terputus semua amal kehadirat-Nya
hanya karya masa lalu manjadi jariyah
dan doa dalam senyum manismu yang kupinta
wahai dikau buah hati belahan jiwa
permaisuri pendamping setia
dan yang menemani di kala duka
dalam dekapan tulus penuh cinta
September, 2024
Purnama September
Oleh: Hardi Abu Rafa
Teringat sejarah gestapu
yang disimak dari cerita guru
tentang luka perih masa lalu
nestapa bulan September kelabu
pahlawan yang disayat perih sembilu
tapi itu cerita dulu
yang dido’akan agar mereka bahagia bersama-Mu
Kini baginya September adalah purnama
ketika cerita mengalir dalam lirik kata
dalam narasi tak terhambat sekat kasta
ketika cerita lepas tak terbatas dinding menara
mengalir dari alunan senja menjelang malam tiba
tersembunyi dari mata hasad fitnah benci tak suka
bebas tak terbelenggu iri dengki ratusan pasang mata
tuk ungkapkan segala rasa
dan utarakan hasrat ukhuwah insaniah
September, 2024
Hammat Bihi wa Hamma Biha
Oleh: Hardi Abu Rafa
Ini bukan kisah Yusuf dan Zulaikha
tidak kau temukan dalam kitab suci yang sedang kaubaca
bukan cerita dalam hikayat yang melegenda
tapi bukan pula dongeng belaka
ia ada di depan mata
nyata dalam rasa
dengan naluri dapat kau raba
Qad hammat bihi wa hamma biha
rasa yang tumbuh dalam jiwa
tak dapat kau tolak pemberian-Nya
ia datang tidak kau pinta
menjadi ujian anak manusia
hingga maqammu tinggi tatkala mampu melewatinya
Qad Hammat bihi wa hamma biha
bulan dan bintang selalu bersama
saling pandang saat purnama
tapi cukuplah tersenyum dari singgasana
jangan keluar orbit melampaui marka
bintang dijaga pangeran raja
ada permaisuri rembulan pendamping setia
Qad Hammat bihi wa hamma biha
jika bintang mendekati bulan meskipun sehasta
akan sirna gemerlap cahaya
porak-poranda tata surya dan jagad raya
Pangeran bintang akanlah murka
bumi gemparlah sudah oleh berita
Qad hammat bihi wa hamma biha
rasa yang tumbuh jangan kau hina
gemuruh dalam diri tidaklah dosa
tatkala kau tahu batas had yang nyata
ingat selalu tuntunan Ilahiyah
September, 2024
Biodata Penulis:
Hardi Abu Rafa adalah nama pena dari seorang praktisi kesehatan, akademisi, dan peneliti yang mengabdikan diri sebagai mahaguru di Universitas Andalas. Selain menulis buku dan karya ilmiah pada bidang ilmunya, ia juga mencurahkan gagasan dan kegelisahan tentang fenomena sosial dalam karya puisi. Tidak jarang pula, karya itu merupakan ungkapan zauk yang terpendam di dalam dada yang setiap baitnya sarat makna. Kumpulan kata hikmah dan puisi yang ditulisnya telah diterbitkan dalam tiga buah buku berjudul Tafakur.