Kelima, pemimpin yang berani mengambil risiko. Di era yang terus berubah dan penuh ketidakpastian, seorang pemimpin mesti menyadari bahwa peluang terbaik sering kali datang dari mengambil risiko. Risiko dipahami sebagai suatu keniscayaan. Yang pasti mereka selalu berusaha melakukan yang terbaik. Keberanian seorang pemimpin bukan hanya tentang kekuatan fisik, tetapi juga tentang kekuatan mental. Mereka memiliki mental yang tangguh, dan tidak mudah goyah oleh rasa takut atau keraguan. Mereka percaya diri dengan kemampuan dan mampu menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejak.
Keenam, pemimpin yang tidak mudah menyerah. Ini adalah salah satu kunci utama seorang pemimpin di era disrupsi. Pemimpin mesti memiliki semangat juang yang tak kenal lelah. Mereka teguh pada pendirian. Di saat kegagalan membayangi, mereka justru semakin fokus pada tujuan dan terus mencari solusi untuk melewatinya. Mereka memahami bahwa perjalanan menuju kesuksesan di era disrupsi tidak selalu mulus. Kegagalan dan rintangan adalah hal yang wajar dan menjadi bagian dari proses pembelajaran. Kalau gagal, coba lagi. Mereka tidak takut untuk gagal dan terus belajar dari kesalahan. Seorang pemimpin mesti memiliki optimisme yang tinggi dan percaya bahwa mereka mampu mencapai tujuan walaupun harus jatuh dan bangun.
Discussion about this post