Pertama kata magrib. Di berbagai platform media sosial, kata ini ditulis beragam seperti maghrib, magerib, mahrib, dan magrib. Penulisan yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia adalah magrib (tanpa huruf kapital) dan Magrib (ditulis dengan huruf kapital sebagai makna salat wajib bagi umat Muslim). Kata ini memiliki makna ‘1. arah barat matahari terbenam; 2. waktu matahari terbenam; 3. waktu salat wajib menjelang matahari terbenam sampai lenyapnya sinar merah di ufuk barat; 4. Isl (ditulis dengan huruf awal kapital) salat wajib sebanyak tiga rakaat pada waktu menjelang matahari terbenam sampai lenyapnya sinar merah di ufuk barat’. Dari empat makna kata magrib di dalam KBBI, kita bisa membuat beberapa contoh-contoh kalimat yang sering diujarkan dalam kehidupan sehari-hari.
- Saya harus pulang sebelum magrib (kata magrib pada kalimat ini sesuai dengan makna nomor 2 berdasarkan KBBI).
- Kapan magrib di kota ini? (kata magrib pada kalimat ini sesuai dengan makna nomor 3 berdasarkan KBBI).
- Ayo kita salat Magrib! (kata Magrib pada kalimat ini sesuai dengan makna nomor 4 berdasarkan KBBI).
Pada dasarnya, tiga contoh kalimat itu memberi kita dua pemahaman umum tentang magrib yaitu jadwal salat dan nama salat wajib dalam agama Islam. Intinya, empat makna yang tertulis di dalam KBBI saling berkaitan dengan waktu antara salat Magrib dengan jadwalnya yang ditandai dengan terbenamnya matahari. Sejauh ini, kata magrib bermakna positif karena berkaitan dengan ibadah umat Muslim. Kata ini benar-benar bersifat suci bagi pemeluk agama Islam, bahkan umat agama lain pun memahami kata ini sebagai kata yang mulia. Akan tetapi, akhir-akhir ini, di dunia pengguna media sosial masyarakat Indonesia, kata ini memiliki makna lain. Beberapa contoh tuturan atau komentar yang bisa dibaca di media sosial adalah:
- Magrib sekali auranya.
- Memang magrib.
- Wajahnya magrib.
- Auranya terlalu magrib.
- Kulitnya magrib.
Kata magrib dilekatkan pada sosok manusia. Dari berbagai konteks kalimat yang telah berseliweran, kata magrib tersebut diutarakan dalam konteks negatif untuk seorang tokoh masyarakat (orang yang terkenal) yang dianggap memiliki warna kulit gelap atau wajah yang tidak cerah. Apa kaitannya dengan kata magrib? Tentu saja analogi waktu dan warna gelap. Seperti yang kita ketahui, waktu magrib ditandai dengan terbenamnya matahari. Pada saat yang demikian, bumi belum begitu gelap (karena belum terlalu malam) dan juga tidak terang lagi (karena tidak ada matahari). Artinya, tingkat kecerahan bumi ketika waktu magrib adalah mendekati gelap malam.
Discussion about this post