Rabu, 19/11/25 | 21:13 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI KLINIK BAHASA

Istilah “Magrib” dan “Orang Gila Mana” di Media Sosial

Minggu, 30/6/24 | 08:30 WIB

BACAJUGA

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Kalimat Perintah di dalam Bahasa Indonesia

Minggu, 02/11/25 | 16:55 WIB
Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Kata Penghubung Sebab Akibat

Minggu, 12/10/25 | 10:25 WIB

Pertama kata magrib. Di berbagai platform media sosial, kata ini ditulis beragam seperti maghrib, magerib, mahrib, dan magrib. Penulisan yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia adalah magrib (tanpa huruf kapital) dan Magrib (ditulis dengan huruf kapital sebagai makna salat wajib bagi umat Muslim). Kata ini memiliki makna ‘1. arah barat matahari terbenam; 2. waktu matahari terbenam; 3. waktu salat wajib menjelang matahari terbenam sampai lenyapnya sinar merah di ufuk barat; 4. Isl (ditulis dengan huruf awal kapital) salat wajib sebanyak tiga rakaat pada waktu menjelang matahari terbenam sampai lenyapnya sinar merah di ufuk barat’. Dari empat makna kata magrib di dalam KBBI, kita bisa membuat beberapa contoh-contoh kalimat yang sering diujarkan dalam kehidupan sehari-hari.

  1. Saya harus pulang sebelum magrib (kata magrib pada kalimat ini sesuai dengan makna nomor 2 berdasarkan KBBI).
  2. Kapan magrib di kota ini? (kata magrib pada kalimat ini sesuai dengan makna nomor 3 berdasarkan KBBI).
  3. Ayo kita salat Magrib! (kata Magrib pada kalimat ini sesuai dengan makna nomor 4 berdasarkan KBBI).

Pada dasarnya, tiga contoh kalimat itu memberi kita dua pemahaman umum tentang magrib yaitu jadwal salat dan nama salat wajib dalam agama Islam. Intinya, empat makna yang tertulis di dalam KBBI saling berkaitan dengan waktu antara salat Magrib dengan jadwalnya yang ditandai dengan terbenamnya matahari. Sejauh ini, kata magrib bermakna positif karena berkaitan dengan ibadah umat Muslim. Kata ini benar-benar bersifat suci bagi pemeluk agama Islam, bahkan umat agama lain pun memahami kata ini sebagai kata yang mulia. Akan tetapi, akhir-akhir ini, di dunia pengguna media sosial masyarakat Indonesia, kata ini memiliki makna lain. Beberapa contoh tuturan atau komentar yang bisa dibaca di media sosial adalah:

  1. Magrib sekali auranya.
  2. Memang magrib.
  3. Wajahnya magrib.
  4. Auranya terlalu magrib.
  5. Kulitnya magrib.

Kata magrib dilekatkan pada sosok manusia. Dari berbagai konteks kalimat yang telah berseliweran, kata magrib tersebut diutarakan dalam konteks negatif untuk seorang tokoh masyarakat (orang yang terkenal) yang dianggap memiliki warna kulit gelap atau wajah yang tidak cerah. Apa kaitannya dengan kata magrib? Tentu saja analogi waktu dan warna gelap. Seperti yang kita ketahui, waktu magrib ditandai dengan terbenamnya matahari. Pada saat yang demikian, bumi belum begitu gelap (karena belum terlalu malam) dan juga tidak terang lagi (karena tidak ada matahari). Artinya, tingkat kecerahan bumi ketika waktu magrib adalah mendekati gelap malam.

Halaman 2 dari 4
Prev1234Next
Tags: #Reno Wulan Sari
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Eksotisme dalam Wacana Pariwisata

Berita Sesudah

Setetes Air dalam Bensin

Berita Terkait

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Perkembangan Kosakata di Era Komunikasi Digital

Minggu, 16/11/25 | 07:55 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik FIB Universitas Andalas) Sebuah kosakata, frasa, atau istilah muncul karena...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Kalimat Perintah di dalam Bahasa Indonesia

Minggu, 02/11/25 | 16:55 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies, Korea Selatan) Setiap bahasa memiliki berbagai ekspresi komunikasi,...

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Surat-Menyurat

Senin, 27/10/25 | 07:19 WIB

Oleh: Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik FIB Universitas Andalas)  Ketika seseorang diminta menulis...

Menyingkap Makna Kata “saja “ dalam Berbagai Konteks Kalimat

Menyingkap Makna Kata “saja “ dalam Berbagai Konteks Kalimat

Senin, 20/10/25 | 07:36 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik Universitas Andalas) Kata saja amat sering digunakan dalam berbagai bentuk...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Kata Penghubung Sebab Akibat

Minggu, 12/10/25 | 10:25 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies Korea Selatan) Setiap bahasa memiliki kata penghubung (dalam...

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Larangan Menggunakan Kata Tanya “Di mana”

Senin, 29/9/25 | 05:24 WIB

Oleh: Ria Febrina (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik FIB Universitas Andalas) Ketika membaca karya ilmiah, seperti skripsi, tesis,...

Berita Sesudah
Setetes  Air dalam Bensin

Setetes Air dalam Bensin

Discussion about this post

POPULER

  • Wali Kota Padang Fadly Amran meninjau, pelaksanaan Verifikasi Lapangan Penilaian Padang Rancak Award Lomba Kebersihan dan Keindahan Lingkungan tingkat Rukun Tetangga (RT) se-Kota Padang, yang digelar Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang.(Foto:Ist)

    Lomba Padang Rancak Award Memperkuat Budaya Gotong Royong

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Walikota Resmikan Pembangunan Jalan Taratak Saiyo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Zalmadi Tegaskan BBKT 2025 Harus Lebih Dekat dengan Masyarakat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Walikota Padang Apresiasi Festival Merandang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Cerpen “Umak Saddam dan Tuah Batang Gadis” Karya Muttaqin Kholis Ali dan Ulasannya Oleh Azwar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Kata “bapak” dan “ibu” Harus Ditulis dalam Huruf Kapital ?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mobil Carry Terbakar di Bendungan Batu Bakawuik, Damkar Dharmasraya Gerak Cepat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024