Salman Herbowo
(Kolumnis Rubrik Renyah)
Dalam keseharian, mungkin kita sering diingatkan bahwa segala sesuatu jarang datang dengan percuma. Boleh jadi yang datang percuma itu juga hal yang cuma-cuma saja, nirfaedah begitu kata teman menjelaskannya. Mengharapkan sesuatu tanpa usaha akan membuat kita malas dan tidak berkembang. Saya teringat istilah “setiap usaha akan ada hasilnya”, karena semua harus ada usahanya.
Dalam dunia pelajar misalnya, entah itu siswa atau mahasiswa semuanya harus ada usaha. Tidak ada pelajar yang mendapat hasil terbaik jika tidak didorongi usaha gigih dalam belajar. “Setiap usaha selalu ada hasil, termasuk usaha gigih belajar” begitu kata kepala sekolah saya saat di SMK. Pernyataan itu beliau sampai saat upacara bendera di Senin pagi.
Pernyataan kepala sekolah tersebut beliau sampai bertepatan dengan hari pertama diselenggarakannya class meeting. Maksud beliau menyampaikan amanat itu tidak hanya untuk hal akademik saja, melainkan juga kegiatan perlombaan yang akan dimulai. Pelaksaan class meeting di sekolah saya kebanyakan pertandingan olah raga.
Kenangan itu teringat kembali karena istilah yang disebutkan di awal paragraf tadi. Dalam dunia olahraga, prinsip “setiap usaha akan ada hasilnya” begitu terlihat jelas. Kawan-kawan yang memenangi setiap cabang pertandingan adalah mereka yang memang melakukan latihan sebelumnya. Mungkin saja mereka menghabiskan berjam-jam saban hari untuk berlatih dan meningkatkan kemampuan.
Mereka yang menang lomba futsal, bulutangkis, dan sepak takraw adalah kawan-kawan yang waktu senggang atau liburnya diisi dengan latihan. Terlepas mereka bermain untuk hiburan mengisi waktu luang atau memang latihan untuk persiapan lomba, paling tidak mereka sudah punya persiapan. Berbeda dengan grup saya yang diisi dengan kawan-kawan yang memiliki minat bermain futsal yang tinggi tapi tidak dengan latihannya. Setiap agenda latihan hanya sebatas wacana saja, dan selalu berakhir batal tiga jam sebelumnya.
Dalam dunia kepenulisan, seorang penulis tidak dapat mencapai tingkat kecakapan tanpa latihan yang konsisten. Penulis harus mengabdikan waktu untuk terus menulis, menyempurnakan teknik penulisan, dan menguasai setiap genre dengan sepenuh hati. Proses ini mungkin saja memakan waktu bertahun-tahun, dan setiap karya yang luar biasa merupakan hasil dari upaya tak kenal lelah dalam menulis.
Dalam dunia kepenulisan misalnya, tidak ada yang namanya “tulisan ajaib” yang muncul begitu saja seperti kelinci dari topi sihir. Meskipun terkadang saya berharap bisa menulis seperti mengeluarkan kue dari oven tanpa upaya, tapi kenyataannya, setiap kata yang saya pilih harus melalui proses latihan dan revisi yang teliti. Seperti atlet yang menjalani latihan berat atau siswa yang bergelut dengan buku pelajaran, menulis juga membutuhkan kesabaran dan kerja keras.
Saya percaya bahwa setiap usaha tentu mempunyai hasil, entah hasil itu nantinya sesuai ekspektasi atau tidak. Baik dalam dunia pendidikan, olah raga, maupun kepenulisan menekankan pentingnya usaha gigih dalam belajar dan menuntut latihan, serta dedikasi untuk mencapai kecakapan yang memuaskan