Oleh : Shilva Lioni
(Dosen Program Studi Sastra Inggris Universitas Andalas)
Ilmu pengetahuan merupakan anugerah langsung dari Tuhan yang Maha Esa yang diberikan kepada manusia. Dengan akal dan pikiran yang dimiliki, seorang manusia akan mampu menerima dan mengolah berbagai hal dan informasi yang didapatnya untuk kemudian menjadi sebuah pengetahuan yang mana dapat mendatangkan berbagai manfaat baik itu bagi diri dan juga lingkungannya.
Seringkali kesibukkan dan kedangkalan kita dalam melihat berbagai hal di sekitar kita membuat kita luput dan remeh dalam memandang berbagai ilmu yang ada. Padahal, jauh dibaliknya jika kita mau menelaah dan mempelajarinya dengan baik, sungguh luar biasa peran ilmu pengetahuan dalam membangun karakter seorang manusia terutama dalam menumbuhkan rasa syukur akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
Ilmu Linguistik merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang bahasa, seperti bagaimana bahasa tercipta, bagaimana bunyi hadir, bagaimana bahasa terbentuk, bekerja, dan digunakan dengan beragam fungsinya. Sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan, ilmu linguistik juga memperkenalkan banyak hal besar dibalik kehadirannya jika kita telaah lebih dalam.
Dalam tulisan terdahulu, penulis sudah pernah membahas terkait dengan bagaimana bentuk bahasa dan konsep makna lahir dan terkait dengan logika dasar dan sense yang dimiliki oleh setiap manusia yang mana merupakan bentuk anugerah dari Tuhan yang Maha Esa yang dengannya, banyak orang kemudian dapat menjadi bersepakat dengan mudahnya dalam memahami konsep-konsep dasar kehidupan seperti apa itu siang, malam, warna, dan lainnya. Dalam tulisan kali ini penulis ingin memfokuskan pada fenomena bagaimana tubuh manusia berperan penting dalam menghasilkan beragam bunyi bahasa yang dengannya kemudian kita dapat saling berkomunikasi antar satu sama lain.
Bahasa merupakan hal unik dan indah yang pernah tercipta. Selain memiliki berbagai fungsi yang kompleks bagi kehidupan manusia, lebih jauh bahasa juga mengajari banyak hal besar yang hadir jauh dibaliknya jika seandainya kita mampu melihat dan merasakan serta memahami kehadirannya secara lebih dalam, seperti bagaimana ia mampu bekerja untuk menghubungkan antarmanusia sebagai sebuah alat komunikasi, bagaimana kehadirannya mengajarkan pada kita bahwasanya banyak bentuk anugerah dari Tuhan yang terkadang kita lupakan, dan sebagainya.
Terkait dengan bunyi bahasa, berbicara tentang bagaimana sebuah bunyi sederhana seperti “f” dihasilkan, bahkan juga mampu memperlihatkan dan mendatangkan rasa syukur kepada Sang Pencipta. Mungkin terkesan sederhana, namun tahukah kita ada berapa banyak organ yang terlibat dan beberapa proses yang harus dilalui untuk menciptakan bunyi tersebut? Pernahkah kita meluangkan sedikit waktu untuk coba memahaminya?
Dalam ilmu Linguistik, kajian terkait bagaimana bunyi bahasa dihasilkan dan diproduksi dipelajari secara lebih mendalam dalam cabang ilmu linguistik yakni fonetik dan fonologi. Dalam ilmu fonetik dan fonologi, kita mempelajari apa saja organ yang terlibat, bagaimana organ-organ tersebut kemudian bekerja, dan bagaimana pentingnya kehadirannya dalam menghasilkan sebuah bunyi bahasa. Sebagai ilustrasi seperti contoh pada bunyi “f”, tanpa gigi atas dan mulut bawah yang bergerak menyentuh gigi atas untuk menghambat udara keluar dari paru-paru maka bunyi “f” tidak akan pernah tercipta. Bayangkan betapa luar biasanya kehadiran organ wicara seperti gigi, mulut, pita suara, lidah, dan sebagainya dalam proses menghasilkan bunyi. Melalui organ-organ inilah udara yang dikeluarkan dari paru-paaru manusia yang bentuknya sama kemudian bisa dimodifikasi menjadi beragam bunyi seperti “f”, “b”, “c”, “s” dan lainnya.
Lebih lanjut, untuk pengucapan sebuah bunyi bahasa yang menghasilkan pelafalan satu huruf melibatkan lebih dari satu artikulator dalam tubuh untuk memodifikasi udara yang keluar, lantas pernahkah kita berpikir bagaimana dengan pengucapan dua huruf, satu kata, serangkaian kata, satu paragraf, banyak paragraf, dan narasi? Betapa luar biasa organ wicara yang bergerak dari suatu bentuk ke bentuk lainnya, dari suatu titik ke titik lainnya demi untuk menghasilkan dan melafalkan puluhan ribu kata dalam sehari yang kita gunakan untuk berkomunikasi? Sungguh Maha Besar Tuhan, yang mampu mengatur segala sesuatunya dengan mudah dan berharmoni.
Bukan sekedar hal sederhana, melalui pemahaman dan renungan terkait fenomena bagaimana bunyi bahasa tercipta ini juga lebih jauh kita dapat melihat dan menelusuri bagaimana perangkat-perangkat meliputi organ wicara yang kita miliki dan gunakan hingga saat ini tercipta sebagai anugerah dari Sang Maha Pencipta yang kehadirannya tidak terlepas dari fungsi untuk mengenal Sang Pencipta. Dari hal ini juga, kita dapat belajar mengenal dan memahami konsep ilmu tauhid dalam kehidupan karena logikanya jika ada banyak Tuhan tentu akan berbeda pula cara dan bentuk organ wicara yang hadir pada tiap manusia dan akan berbeda pula caranya menghasilkan bunyi bahasa.
Sungguh sangat luar biasa bukan cara Tuhan yang Maha Esa menunjukkan keberadaan-Nya, bahkan melalui bebagai ilmu pengetahuan yang ada. Albert Einstein pernah berkata, “Science without Faith is blind, Faith without science is lame” atau dengan kata lain ada kaitan erat tak terpisahkan antara ilmu pengetahuan dan agama dan kita butuh salah satu dari keduanya untuk memahami yang satunya lagi. Semoga bermanfaat!
Discussion about this post