Lastry Monika
(Kolumnis Rubrik Renyah)
Tulisan ini didasarkan pada topik yang cukup ramai menjadi perdebatan di jagat aplikasi X beberapa hari belakangan. Topik yang diperdebatkan tersebut membuat pemilik akun antara laki-laki dan perempuan beradu argumen dengan cukup sengit. Beberapa argumen yang terlontar bahkan terkesan merendahkan dan menyepelekan salah satu gender dan persoalan yang sedang dibahas.
Beberapa hari sebelumnya seorang perempuan membuat sebuah utas berisi kritiknya terhadap jumlah maksimal personal hygiene item yang dibatasi beacukai. Item yang dimaksud ialah berupa pembalut, popok, dll. dengan jumlah maksimal lima buah untuk digunakan selama penerbangan. Menurutnya, aturan tersebut tidak masuk akal, terlebih bila penerbangan berlangsung hingga belasan jam dan memerlukan transit.
Ia mengemukakan pengalaman pribadi ketika naik pesawat saat menstruasi. Ia pernah mengganti pembalut sebanyak empat kali untuk kondisi menstruasinya dengan aliran yang tergolong normal. Lalu ia juga mengungkap kekhawatiran terhadap perempuan lain yang mengalami menstruasi dengan aliran yang deras. Lima pembalut tentu saja tidak cukup bagi mereka.
Akun lain menyela utas tersebut sekaligus merincikan berbagai kemungkinan maksimal berapa kali perempuan harus ganti pembalut selama penerbangan. Selaan itu berasal dari laki-laki yang besar kemungkinan tidak pernah berhubungan dengan soal ganti-mengganti pembalut seumur hidup. Akan tetapi, laki-laki itu berkomentar seolah ia pernah mengalami menstruasi.
Pengalaman menstruasi setiap perempuan tidak bisa digeneralisasi begitu saja. Bahkan, seorang perempuan bisa saja mengalami proses menstruasi yang berbeda setiap bulannya. Mulai dari gejala terhadap fisik dan psikis yang tidak selalu sama, hingga aliran yang kadang normal kadang deras berlebihan.
Sebagian perempuan cukup dengan pembalut biasa yang tidak lebih dari 25 cm dan cukup pula hanya menggantinya setiap 4 jam atau setiap buang air kecil. Namun, Sebagian perempuan lain harus menggunakan pembalut khusus malam atau 2 hingga 3 pembalut sekaligus untuk mengatasi aliran yang deras. Bahkan ada pula yang harus berganti pembalut setiap 15 dan 10 menit di hari-hari awal masa menstruasinya. Sebagian perempuan ada pula yang harus kekurangan kadar hemoglobin di angka 5 gram/dL di kala menstruasi saking derasnya aliran yang keluar. Rumitnya lagi, dari semua kondisi itu tidak selalu bisa diprediksi, kapan alirannya akan deras atau biasa saja.
Akun lain mencoba memberi solusi untuk mengatasi aturan beacukai dengan mengganti pembalut dengan menstrual cups. Sebagian perempuan mungkin saja bisa dengan mudah melakukan hal itu. Akan tetapi, apapun bentuk item yang digunakan ketika menstruasi, hal itu tergantung pada pilihan yang didasarkan pada kenyamanan dan kesehatan si pemakai. Satu merek pembalut saja belum tentu cocok untuk semua perempuan. Ada perempuan yang hanya cocok dengan merek tertentu sebab merek lain dapat menimbulkan iritasi. Begitu juga dengan pemakaian menstrual cups, ada yang cocok ada yang tidak.
Kerumitan bahasan ini baru terbatas pada pembalut, belum termasuk popok yang tentu saja tidak kalah rumitnya bagi orang tua yang harus melakukan penerbangan dengan membawa bayi. Bila beacukai merumuskan aturan ini untuk mencegah jastip yang sering mengakali birokrasi dan pajak, mengapa semua orang harus kena dampaknya? Semoga pihak berwenang dapat membuat aturan yang lebih mempertimbangkan kenyamanan dan keamanan bersama.
Discussion about this post